Between Them

363 54 6
                                    

.

.

.

.

Point of View : Mitsuki
.

.

.

.

..Happy Reading..

Pagi-pagi sekali aku sudah berjalan menuju sekolah. Melewati pasar yang penuh dengan pembeli, melewati stasiun yang ramai dengan penumpang, dan aku juga sempat mampir ke minimarket untuk membeli sarapan.

Setelah lima menit mengelilingi setiap sudut rak penuh makanan, aku memutuskan mengambil dua buah onigiri dan satu botol air mineral. Saat hendak berjalan menuju kasir, mataku tidak sengaja melihat kearah deretan teh kemasan dengan macam-macam jenis dan menemukan satu yang sangat familiar. Black tea.

Aku menghampiri sudut itu, memperhatikan satu botol teh hitam kesukaan Sarada. Menimang-nimang, apa harus aku menbelikannya? Mengingat kemarin aku sudah iseng membuat Boruto cemburu sampai mengorbankan punggung tangan kiriku.

Bekas kemerahan itu bahkan kini sedikit membiru, menandakan betapa emosinya Boruto saat itu. Jika mengingatnya lagi, aku ingin tertawa. Bahkan dia cemburu padaku yang jelas-jelas mendukung mereka dari dulu. Tapi disisi lain, Boruto juga mempercayakanku untuk menjaga Sarada kalau dia sedang tidak ada disampingnya.

Dasar plin-plan.

Akhirnya aku mengambil satu botol teh hitam, sekotak dango, dan sebuah sandwich. Membawanya kemeja kasir kemudian membayarnya.

"Terimaksih telah berbelanja ditempat kami."

♧♧♧

Aku berjalan menuju gerbang sekolah sembari menenteng sebuah plastik dengan sebelah tanganku, sedangkan tangan kananku sibuk memegangi onigiri. Memakannya sambil berjalan, lumayan bisa menghemat waktu.

"Mitsuki!"

Sebuah suara memanggilku dengan begitu riangnya. Mengalun lembut memasuki indra pendengaranku, sangat menyenangkan. Aku tersenyum dan memandangi Sarada yang tengah berlari menyusulku.

Gadis favorit matahariku memang sangat cantik. Apalagi jika tersenyum ceria seperti ini.

Ku lihat banyak anak laki-laki disekitar ikut menoleh seiring suara melengking yang khas itu berseru. Beberapa dari mereka bahkan tersipu, yang lainya sibuk berbisik memuji betapa imutnya gadis berkacamata itu.

Pemandangan sehari-hari yang selalu Boruto lihat. Kalau dia disini aku yakin tidak akan ada satupun siswa yang berani menatapi Sarada dengan mata berbinar seperti ini.

Karena aura Boruto yang seperti mengeluarkan tanduk tak terlihat miliknya.

"Hei Mitsuki kau bawa apa itu?" Tanya Sarada dengan sebelah tangannya yang menunjuk pada plastik yang kubawa.

"Hanya camilan kecil untukmu dan Boruto." Aku memberikan kantong plastik itu padanya, dengan senyum yang masih setia menghiasi wajah pucatku.

Can I get you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang