6. Bebek Lampir VS Galah Rambutan

90 45 26
                                    

"Apa yang cowok itu lakuin? Bilang ke gue sekarang!" tegas Naura yang membuat Reina menatapnya dengan tampang melas.

"Dia ngambil paper heart yang gue bikin," adu Reina dengan muka yang semakin dibuat melas.

Sedangkan dua sahabatnya yang mendengar hal itu antara ingin tertawa tetapi juga kasihan. Reina jika sedang buruk mood-nya, ia akan berperilaku aneh. Salah satunya adalah kembali seperti anak kecil. Akhirnya mereka berdua hanya berusaha menenangkan Reina saja.

"Mending lo sarapan dulu deh, Rei," perintah Vita sembari menyerahkan roti dan susu pada Reina.

Tentu saja Reina segera menerima dua benda yang dapat menyelamatkannya itu. Sebenarnya Reina sangat ingin lari ke kantin dan membeli semangkuk soto ayam dengan sambal melimpah, perasan jeruk nipis yang banyak, dan diiringi dengan es jeruk dengan ekstra es batu. Tapi keinginannya itu harus ia kesampingkan mengingat jam pertama akan segera di mulai dan juga ia tidak mau menambah sakit di perutnya.

Biasanya jika mood-nya buruk, dua menu itu yang bisa menyelamatkannya. Apalagi kali ini suasana hatinya bukan hanya buruk, tapi sangat hancur. Bahkan kesenangan saat diantar Kenzo tadi sudah lenyap dan gadis itu juga sudah lupa bagaimana rasanya.

Tiba-tiba saja Reina memiliki ide cemerlang untuk membalas Arga. Lantas gadis itu menghampiri orang-orang yang tengah berada di kelas dan bertanya kepada mereka apakah mereka memiliki sampah plastik atau tidak.

"Ziv, punya sampah plastik, gak?" tanyanya pada Ziva yang dihadiahi tatapan aneh. Namun detik berikutnya Ziva langsung menyerahkan botol air mineral pada Reina.

Gadis itu berlih pada Reza dan Dika yang tengah menyalin jawaban PKN di bangkunya. Jam ketiga dan empat merupakan mata pelajaran PKN yang diampu oleh Bu Tika. Bu Tika sendiri merupakan guru yang terkenal memiliki suasana hati tidak menentu. Biasanya, para siswa menandai itu berdasarkan warna jilbab yang beliau kenakan. Jika kuning, berarti suasana hatinya sedang baik, jika hitam, berarti beliau akan lebih banyak diam saat mengajar. Dan jika jilbab yang dikenakan berwarna merah, itu artinya bahaya sedang mengancam 12 IPA 5.

"Za, lo punya sampah plastik, gak?"

"Lo ngapain sih, Rei? Lagi magang jadi petugas kebersihan apa lagi jadi pengepul sampah?"

"Udah, gak usah banyak nanya deh Za, lo punya apa enggak?"

"Banyak!"

Reza pun mengeluarkan semua benda keramat dari loker mejanya. Dua botol air mineral berukuran sedang, empat bungkus makanan ringan, dan enam kotak bekas susu coklat. Reina geleng-geleng kepala melihat semua benda yang dikeluarkan dari loker cowok itu.

"Loker lo tempat sampah, Za?" tanya Reina masih dalam rasa takjubnya.

"Hehe, gue lagi mager aja Rei. Lagian daripada loker gue kosong, mending buat nyimpen kemageran gue."

"Nggak papa, Za. Kemageran lo berguna banget buat gue hari ini."

"Baru kali ini juga ada orang yang bilang kemageran gue berguna dan baru kali ini gue lihat orang sebahagia ini dapat sampah."

Reina tidak menanggapi ucapan Reza lantas gadis itu kembali ke bangkunya dengan menenteng segebok sampah yang berhasil ia kumpulkan. Lantas gadis itu menumpuk semua sampahnya di meja Arga. Reina tersenyum puas atas hasil karyanya itu.

Naura dan Vita yang melihat hal itu melongo seketika. "Rei, lo udah gila?" tanya Naura yang melihat tingkah konyol sahabatnya.

"Rei, ntar pelajarannya Pak Cipto, plis. Lo gak takut kena semprot?" kini Vita yang bertanya. Pelajaran biologi memang dijadwalkan dua hari berturut-turut jadi tidak heran jika dua belas IPA 5 terkadang merasa frustasi karena bukan hanya itu, lebih parahnya di hari selasa dari pagi hingga pulang isinya menguras otak semua.

KarmaoloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang