10. Penawar dan Luka

66 17 12
                                    

🌻🌻🌻🌻

Semenjak kejadian perundungan dua hari yang lalu, Reina baru menginjakkan kaki ke sekolah. Sebenarnya, ia merasa tidak apa-apa, terlebih mentalnya. Reina kan tipe cewek bernyali baja. Mana mungkin ia akan kalah hanya karena diguyur air oleh mereka. Jika saja saat itu Reina tidak pingsan, pasti gadis itu sudah menonjok mereka satu persatu.

Alasan Reina tidak masuk adalah karena hasutan dua sahabatnya. Vita dan Naura menyarankan agar Reina beristirahat di rumah saja sampai keadaan membaik. Saran yang aneh tapi menguntungkan. Reina bisa rebahan di rumah dan menyelesaikan film horror terbaru yang sudah masuk list nya.

Hari ini ia harus kembali memasuki gerbang megah Airlangga. Begitu sampai di kelas, ia disambut oleh teriakan teman-temannya.

"Rei, akhirnya lo masuk juga," ucapan Ziva yang pertama kali Reina dengar.

"Weits akhirnya lo masuk, Rei," Kini Reza yang bersuara.

"Lo udah gak papa kan, Rei?" tanya Dika.

Reina hanya tersenyum kikuk menanggapi teman-temannya itu. Apakah berita perundungan itu sudah menyebar? Seingatnya, tidak ada yang mengetahui hal itu karena Pak Cipto saja hanya tahu jika Reina terpeleset di kolam renang Airlangga. Gadis itu lalu segera duduk di tempatnya. Sudah ada Arga di sana. Reina jadi teringat perkataan dua sahabatnya bahwa cowok inilah yang menyelamatkan nyawanya.

"Ekhem ..." Reina berusaha mencuri atensi Arga namun sepertinya cowok itu tidak terusik sedikitpun. "Ga ... makasih, ya." Ucap Reina pada akhirnya.

"Makasih apa?" tanya Arga.

"Lo udah bawa gue ke UKS."

"Kalo lo emang berterima kasih, traktir gue!"

"Iya deh, lo mau apa?"

"Gue mau bakso, soto, sama mie ayam di kantin!"

"Gila, itu perut apa balon karet?"

"Gue makannya sama Arka, lah!"

Reina ingin sekali protes tapi, ia sedang berbaik hati hari ini. Ia menyetujui saja permintaan Arga biar semua cepat selesai. Lagipula, menurut gadis itu, kebaikan Arga kemarin tidak cukup jika hanya dirayakan dengan makanan saja. Eh, kok Reina jadi aneh?

"Anggap aja itu ucapan terima kasih dobel, karena kemarin si Arga udah nyerahin bukti ke kepsek kalau Hana sama antek-anteknya ngerjain lo. Sekarang Hana udah diskors, plus diputusin Ragil."

Itu Arka yang menjelaskan panjang lebar. Berlipat ganda keterkejutan Reina. Bukan hanya karena Arka yang berbicara lebih dari satu kalimat, tapi juga cerita yang cowok itu bawakan. Arga lagi dan lagi membantunya.

"Gimana, keren kan gue?" Ucap Arga tersenyum sambil memainkan alisnya.

Reina ingin sekali menonjok Arga karena sikap narsis cowok itu. Tapi, harus dia akui bahwa Arga memang keren. Cowok itu telah membantunya keluar dari gangguan Hana dan kawan-kawannya.

"Serah! Ya udah ntar istirahat ke kantin, gue yang bayar."

Arga tertawa mendengar penuturan Reina. Di sela-sela tawanya cowok itu berkata, "Gak, gue tadi bercanda. Untuk bayaran kali ini, gue nagihnya ntar kalau butuh."

"Hah, maksudnya?"

"Lo harus ngelakuin satu hal buat gue.

"Apaan?"

"Sekarang sih, gue belum tahu. Ntar deh kalau udah nemu gue kabari lagi."

"Ya udah, iya. Tapi jangan minta aneh-aneh!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KarmaoloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang