Tentang Nata

210 30 4
                                    

Malem ini double update yaa...
Happy reading 🥰🥰🥰
.
.
.

Jaemin yang baru saja kembali dari dapur itu pun memberikan segelas coklat panas untuk Nata, lalu menyisahkan satu gelas lagi untuk dirinya. Mereka berdua kini tengah duduk di kursi halaman belakang villa. Pandangan mereka saat ini teralihkan dengan pemandangan langit yang kini dipenuhi dengan taburan bintang.

"Wah... bintang nya banyak banget... pasti bakalan seru deh, kalo setiap malem gue bisa ngeliat pemandangan kayak gini terus." Ujar gadis itu sambil menyeruput coklat panasnya.

"Di atap kamar lo kan juga ada bintang Nat. Mana banyak banget lagi."

Nata pun terkekeh "Hehehe... iya sih. Habisnya gue suka banget sama bintang. Eh, bukan cuman bintang aja sih, gue juga suka sama apapun yang bisa ngeluarin cahaya. Ngeliat gemerlap lampu di malam hari aja udah seneng banget gue. Apalagi kalau udah mendekati natal, behhh.... pasti bakalan indah banget tuh di sepanjang jalanan."

Jaemin pun mengangguk menyetujui. Memang benar kalau mendekati hari Natal, penjuru jalan kota Seoul akan dihiasi oleh lampu-lampu dekorasi natal yang sengaja di pasang disana.

"Salju pertama nanti, ayo kita ketemuan di namsan tower. Gue bakalan nunjukin ke lo sesuatu hal yang lebih indah daripada bintang." Ujar Jaemin yang kini masih menatap indahnya langit.

"Emang ada yang lebih indah dari bintang?" Tanya Nata sambil menolehkan wajahnya pada Jaemin.

"Ada."

"Apa?"

Lelaki itu pun kini ikut menolehkan wajahnya menghadap Nata. Kini ia tatap lekat wajah gadis itu tanpa mau mengalihkan pandangannya sedikitpun. "Nanti juga lo tau." Ujar nya dengan senyumnya yang tulus.

Nata pun mendesis pelan, lalu pandangannya kembali mengarah ke atas langit. Cukup lama suasana hening, hingga tiba-tiba,

"Nat..."

"Hmm?" Nata pun kembali menolehkan wajahnya ke arah Jaemin.

"Selama ini lo baik-baik aja kan, meskipun gue ga ada di samping lo?"

"Haechan sama Jeno jagain lo dengan baik kan Nat?" Lanjut Jaemin.

Nata yang bingung itu pun menaikkan alisnya sebelah. "Eoh? Eum.... walaupun kadang mereka suka banget bikin gue kesel dan nangis, tapi mereka tetep jagain gue dengan baik kok. Malahan dulu waktu bokap gue meninggal, mereka berdua orang pertama yang dateng ke rumah duka dan langsung nenangin gue."

"Waktu itu gue inget banget, Jeno sama Haechan ga henti-hentinya meluk gue karna waktu itu kak Jungwoo lebih fokus nenangin mama yang terpukul atas meninggalnya papa. Disitu Jeno sama Haechan bener-bener selalu ada disamping gue. Dan gue, sangat berterima kasih atas hal itu. Yaa.. walaupun kadang mereka reseknya bukan main, tapi tetep aja mereka yang bakalan ada di samping gue waktu gue lagi di titik terendah." Ujar gadis itu.

Jaemin yang mendegarkan dengan seksama ucapan Nata itu pun mengerutkan dahinya bingung.
"Selain Haechan,  ternyata Jeno juga pernah buat lo nangis Nat?" Tanya Jaemin penasaran.

Nata pun mengangguk kan kepalanya. "Pernah. Waktu itu kita masih kelas 1 SMA. Dan waktu itu dia dengan teganya nurunin gue di pinggir jalan cuman gara-gara kita lagi debatin hal yang ga penting."

"Terus? Lo pulangnya gimana?" Tanya Jaemin lagi.

"Gue akhirnya dijemput sama Haechan. Dan yup, Jeno yang nyuruh Haechan buat jemput gue di pinggir jalan. Emang dasar ya tu anak, diluarnya aja sok ga peduli, padahal mah dianya pasti ngerasa bersalah banget tuh." Ujar Nata sambil terkekeh mengingat kejadian 1 tahun yang lalu. 

Bye My First... ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang