Salju Pertama

238 29 3
                                    

Musim dingin telah tiba, itu artinya sebentar lagi penjuru kota Seoul akan dipenuhi oleh lautan salju yang katanya akan turun tiga hari lagi. Menurut berita harian cuaca sih seperti itu, namun biasanya salju pertama akan muncul lebih cepat dari perkiraan.

Malam ini suhu udara cukup dingin, sehingga membuat Nata yang sedang bergoleran di atas kasur menjadi sedikit menggigil.

"Aishh... dingin banget sih malem ini." Ujar Nata bermonolog sendiri.Gadis itu pun beranjak dari kasurnya dan menuju ke dapur untuk membuat coklat panas.

Sesampainya di dapur, Nata langsung membuat segelas coklat panas untuk dirinya sendiri. Ia terus mengaduk minuman nya tanpa peduli dengan kehadiran Jake saat ini. 

"Bikinin sekalian dong Nat. Pas banget nih minum coklat panas sambil ngeliatin salju pertama turun."

Sontak, ucapan Jake barusan membuat Nata menghentikan kegiatannya mengaduk minuman nya itu. Gadis itu kemudian beralih menatap Jake lekat.

"Barusan lo bilang apa? Salju pertama?"
Jake pun mengangguk.

"He em. Tuh, liat aja sendiri di depan."

Nata pun langsung berlari menuju halaman belakang rumahnya untuk mengecek apakah yang dikatakan Jake itu benar atau tidak.

"Astaga....  salju pertama udah turun." Ucap Nata saat mendapati butiran salju mulai turun memenuhi halaman belakang rumahnya.

Nata pun langsung berlari menuju kamarnya tanpa memperdulikan Jake yang sudah meminum coklat panasnya tanpa izin. Sesampainya di kamar, Nata langsung mengganti pakaian nya dengan baju yang lebih tebal, dan ia juga kini terlihat mempoles wajahnya tipis agar tidak terlihat pucat.

Setelah selesai bersiap diri, Nata pun segera turun dan menghampiri Jake yang saat ini masih berada di dapur.

"Jake, anterin gue ke Namsan Tower dong." Pinta Nata dengan nada terburu-buru.

"Ah, gak deh Nat. Males. Lo naik taksi aja. Lagian ngapain sih malem-malem gini ke Namsan Tower. Kayak turis aja lo."

Nata pun menghela nafasnya kasar mendapati kakak tirinya itu tidak dapat diandalkan. Karena sudah malas berdebat, Nata pun memilih untuk pergi ke Namsan Tower menggunakan taksi. Selama perjalanan, pikirannya terus tertuju pada Jaemin, ia sungguh berharap bahwa lelaki itu tidak lupa dengan janjinya yang meminta bertemu di Namsan Tower saat salju pertama turun.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 20 menit, Nata pun akhirnya tiba di Namsan Tower. Gadis itu lantas langsung masuk kedalam dan menuju ke puncak atas menara ini. Meskipun kini udara semakin lama semakin menusuk kulitnya, hal itu tak lantas membuat Nata berhenti menunggu kedatangan Jaemin. Dengan hidung yang sudah berubah warna menjadi pink, Nata masih setia menunggu kehadiran lelaki manis itu.

"Hufftttt.... si Jaemin lama banget sih... udah mbeku nih gue...." ujar Nata sambil menahan dingin nya udara malam ini.

...

Sudah hampir dua jam lebih Nata menunggu kedatangan Jaemin, namun lelaki itu tak kunjung terlihat batang hidung nya. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, dan udara semakin lama semakin dingin. Kini bahkan dari atas sini, Nata dapat melihat gedung-gedung dan jalanan sudah tertutup oleh lautan salju.

Karena sudah tak sanggup dengan dingin nya udara malam ini, Nata pun memutuskan untuk masuk kedalam gedung. Gadis itu mengambil ponsel nya dan mencoba menghubungi Jaemin, namun sepertinya ponsel anak itu sedang mati. Nata pun akhirnya memutuskan untuk kembali pulang ke rumah.

Saat sedang memesan taksi, dirinya tak sengaja mendapati seorang wanita hamil yang tengah kesakitan sambil memegangi perut besarnya. Nata pun segera menghampiri wanita itu.

Bye My First... ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang