Warning!
Semua gambar visual karakter memiliki hak cipta dari penulis yang membuat!
Dilarang mengambil gambar di dalam cerita dan dilarang plagiarisme!
Hargailah karya orang lain! (づ。◕‿‿◕。)づ_
_
_Mohon untuk follow sebelum membaca. Jangan lupa berikan jejak: komentar dan vote Anda^•^
Terima kasih.Happy reading!
----
---
~Alexandria Reynata~
----
Tepat setelah semuanya berlalu dan kembali berjalan seperti semula. Tak ada hari yang begitu menyenangkan untuk dilalui setelah kedua orang tua gue kembali ke "tempatnya" tanpa mengajak anak satu-satunya, sematawayangnya. Yaitu gue, Alexandria Reynata. Tinggal bersama Asisten Rumah Tangga sudah seperti menjadi kewajiban sedari dulu hingga saat ini.
Alih-alih bukannya bersedih, gue justru asyik memutar lagu EXO di dalam kamar. Tak mau merutuki karena hal seperti ini sudah seperti tradisi dalam kehidupan gue.
'Be the strong women' cukup bagi gue untuk menghafal kalimat tersebut sebelum tidur untuk kembali melanjutkan mimpi-mimpi.
TOK TOK TOK!
"Non ...! Non bangun, Non. Sudah jam enam." Lepas dari ketukan pintu, suara panggilan yang akrab di telinga gue terdengar.
Pengasuh sekaligus Pembantu itu pasti menunggu gue di luar kamar. Gue tahu Mbak Jihan akan terus mengetuk pintu sampai gue mau membukakan pintu untuknya.
Senin, hari ini adalah hari pertama gue masuk ke sekolah setelah menyelesaikan surat pindah selama dua minggu, di hari pertama gue masuk sekolah pasti Mbak Jihan akan menjadi sedikit cerewet dari biasanya.
"No--"
"Hem ..? Iya-iya, Mbak," jawab gue sambil menarik kenop-an pintu dan berjalan begitu saja melewatinya.
"Non Reyna begadang lagi, ya?" tanya Mbak Jihan dengan menaikkan kedua alisnya.
"Enggak," jawab gue singkat, lalu menyingkirkan kedua tangan Mbak Jihan yang telah menghadang tubuh gue.
"Lalu, kenapa bangunannya kesiangan?" tanya Mbak Jihan penasaran.
"Reyna cape, Mbak ...." jawab gue sambil memutar tubuh dan menatap Mbak Jihan dengan tatapan lelah.
Tiba-tiba saja tangan Mbak Jihan menjulur ke pundak dan mendorong pelan tubuh gue untuk duduk di meja makan tanpa mencuci muka terlebih dahulu.
"Mbak Jihan udah buatin masakan kesukaan Non Reyna. Jadi silakan dimakan, ya, Non." Selepas gue duduk, Mbak Jihan menarik piring untuk mengambilkan gue nasi seperti biasanya, namun kegiatan itu berhenti setelah tangan gue memegang pergelangan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Long Feeling [Selesai]
Teen Fiction"Saya tidak bisa melanjutkan acara pernikahan ini!" lanjut Daren dengan tegas. Pernyataan Daren barusan membuat ricuh para tamu undangan. Kini bukan lagi tentang obrolan hangat sebuah romansa pernikahan. Tapi, pembatalan sepihak yang mengecewakan. L...