[6] Tetangga Baru

149 132 79
                                    

~Kreyx Alexander~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Kreyx Alexander~

~Elena Arabella~(Ara)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Elena Arabella~
(Ara)

----

Semanis harapan, kecewa sangat memilukan.

Reyna~

--------

Padahal kejadiannya sudah berlalu satu jam, tapi air mata gue terus mengalir. "Ah, ngapain masih nangis, sih," keluh gue pada diri sendiri.

"Hufttt ...." Gue berusaha menenangkan diri di dekat jendela kamar. Pemandangan di luar sungguh sangat indah dan menenangkan, sayang sekali di hari yang indah ini suasana hati gue malah 'tak karuan.

Sebelum terjadi gagalnya pernikahan, gue pernah berpikir tentang betapa indahnya kehidupan berumahtangga jika bertemu dengan orang yang tepat. Setiap hadirnya akan selalu membawa kenyamanan di hidup gue. Tapi, ternyata semua itu fiktif, setelah semuanya bahkan sempat baik-baik saja, gue juga sangat merasa bahagia, pembatalan pernikahan sepihak terjadi. Di hari pernikahan itu juga.

Bagaimana? Mengecewakan? Sangat. Waktu itu gue adalah gadis SMA yang masih baru saja berusia 17 tahun. Polos dan bodoh, gue sangat terluka dan kecewa pada diri sendiri.

Gue udah lama berusaha untuk melupakan kejadian itu, namun begitu keras gue berusaha, hasilnya masih tetap saja sama. Di kehidupan ini manusia hanya pemain, mau berjalan sesuai permainan atau berjalan sesuai keinginan, kuas tetap milik Tuhan, saja.

Mau tetap sedih, hingga selayaknya saja. Semakin gue gak nerima yang terjadi semakin gue merasa tersakiti. Pertanggungjawaban? Alah, buang-buang waktu saja.

Setelah keadaan dan perasaan gue membaik, gue keluar rumah untuk memastikan Mbak Jihan. Sudah hampir dua jam Mbak Jihan keluar dan belum juga sampai di rumah padahal tadi pamitnya hanya membeli sayur di gang kompleks depan.

"Mbak Jihan!!!"

Teriak gue dari dalam gerbang rumah dan menatap kesal ke arah Mbak Jihan, gue membuang napas kasar dengan memanyunkan bibir. Ternyata benar, bukannya belum sampai di rumah tapi sedang mampir di rumah sebelah.

 My Long Feeling [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang