Bab 11

201 34 4
                                    

Eu Juuni Pyro Darichson. EU nomor 12 dari Asrama Pyro, Darren Aldrich Wilson. Sahabatku berada di samping, sedang berbicara dengan sang resepsionis. Setelah urusanku selesai, segera kuhampiri anak berambut merah tembaga itu dan menghadiahinya sebuah pukulan di pipi.

"Dasar pembohong!" Anak itu menelan ucapannya sendiri. Selama ini, identitas penyihirnya berhasil ia tutupi. "Kau sama sepertiku!"

Orang-orang di sekitar menyingkir, memberi ruang luas untuk memukuli orang yang membuatku kesal. Jelas saja lawanku tidak diam. Dia melayangkan pukulan di dada, mendorongku untuk menjauh. Darren bangkit, berdiri tegak di hadapanku yang masih terduduk di lantai batu.

"Aku punya alasan!" Tatapan mata cokelat anak itu menajam. Tatapan yang biasanya hangat dan ramah. "Kau tidak akan mengerti, Luc!"

"Aku tak peduli!" Segera bangkit, kuarahkan tendangan ke perut sang penyihir elemen api. Anak itu terhuyung ke belakang, hampir kehilangan keseimbangan jika tidak menabrak kerumunan. "Kau anggap apa persahabatan kita?! Am I a joke to you?"

Tak lama setelah itu, kerumunan murid dipecah oleh kedatangan seseorang. Seorang yang sudah kuketahui, penyihir penuh misteri yang aneh, anggota Aurumine Magus, Ryz.

"Bubar semuanya! Bubar!" Anak berambut hitam itu menggiringkan semua murid baru yang ada di sini untuk bubar. "Segera pergi ke EU kalian sebelum jam malam! Atau kalian akan dihukum!"

Sebagian besar murid baru pergi ke lantai selanjutnya melalui tangga. Sebagiannya lagi masih mengantri di meja resepsionis untuk mendapatkan kertas mantra.

"Kalian sadar apa yang telah kalian lakukan?" Jubah hitam sang penyihir berkibar. Sepatu kulit yang ia kenakan berdecit saat menyentuh lantai batu dingin terkena udara malam.

"D-dia yang memulainya!" Darren melayangkan telunjuknya ke arahku.

"Kau yang memulai ini dari dulu, Renn." Saat pertama kali kami bertemu, dia sudah merahasiakan jati dirinya sebagai seorang penyihir. Tidak, kekesalanku padanya juga beralasan dan masuk akal! Seorang sahabat seharusnya tidak mengkhianati kepercayaan, meski aku juga telah melakukannya.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi di antara kalian berdua." Ryz berjalan mendekat, berdiri tepat di tengah Darren dan aku. "Namun, pergilah segera ke kamar kalian sebelum Ketua Aurumine Magus menemukan kalian."

"Ketua Aurumine Magus?" Aku dan Darren berkata serentak. Entah apa yang ada di otaknya yang aneh itu, tapi kuyakin ia membayangkan betapa kuatnya sang ketua. Seorang ketua pastinya lebih kuat dari semua anggotanya, 'kan?

"Stelletta Alderman, seorang hybrid api dan angin."

Darren menggelengkan kepala. Anak itu memang memiliki trauma terhadap api. Kejadian meledaknya pemanas bunsen di laboratorium sekolah membuatnya tak berani melakukan sesuatu yang berhubungan dengan api.

Lebih baik menghindar dari orang itu.

Aku melangkah menuju tangga untuk pergi ke lantai tiga. Tangga di sini dibagi menjadi dua bagian, dipisahkan oleh pagar besi. Bagian kiri dipakai oleh para murid untuk naik, sementara bagian kanan sebaliknya. Aku mengambil tangga sebelah kiri, diikuti oleh Darren di belakang.

Beberapa detik setelah melangkah, tangga batu bergetar. Suara gesekan batu dan debu-debu yang mulai beterbangan membuatku percaya bahwa telah terjadi gempa. Namun, para murid yang masih mengantri di meja resepsionis juga para petugas asrama tidak berlari ke luar gedung demi menyelamatkan diri.

The Unlucky Wizard (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang