Danau di Asrama Aqua tetap saja sejernih saat pertama kali aku berkunjung. Bebatuan alami yang didominasi warna coklat dan kehitaman jelas nampak karena tidak ada sedikitpun kotoran di air. Ikan-ikan kecil berenang di permukaan yang tak terlalu jauh dari pinggiran danau, tidak terusik daun-daun yang jatuh ke air karena tiupan angin musim semi di bulan September. Sayangnya, hatiku saat ini tidak seperti ikan-ikan di danau.
"Kau menerobos area terlarang, Lucky?" Seorang anak laki-laki berambut hitam dengan gaya two blocks berkata, membuyarkan lamunanku. Orang itu berdiri bersandar ke salah satu pohon di dekatku. "Aku tahu, dari sisa-sisa aura yang berserakan."
"Ada masalah dengan itu?" Tidak perlu beramah-tamah di keadaan sekarang. Sejak awal dia selalu membuatku terganggu dan kebaikan seniorku ini terasa janggal. "Kau akan menghukumku lagi?"
"Tidak."
Darahku mendidih, bahkan kini otakku serasa udang yang direbus. Lalu untuk apa dia membawaku ke tempat ini?!
"Kau sungguh menyebalkan." Aku mendengkus kasar, sengaja agar membuat Ryz sadar.
Anak itu berjalan mendekat ke arahku. Seniorku merogoh sesuatu dari kantung di ikat pinggang. Sebuah buku biru berlambangkan satu keping salju merangsang keingintahuan dalam diri, sudah dipastikan isi buku itu berkaitan dengan kerajaanku. Selain sebuah buku, Ryz mengeluarkan satu gulungan berwarna serupa dengan buku yang dipegangnya. Anggota Aurumine Magus itu menyerahkannya padaku.
"Ini. Kau bakal membutuhkannya." Ryz berucap sambil memberikan benda yang ia miliki. Senyum manis menghiasi wajahnya yang putih bersih, kuyakin trik lainnya agar aku percaya pada orang itu.
Meski tawarannya menggiurkan, ada sesuatu yang harus kuketahui. "Mengapa kau membantuku sejauh ini? Terlebih kau mengetahui tentang Frostio?"
Senyum Ryz memudar. Tangan anak itu yang tadinya terulur kembali ke tempatnya, di samping pinggang. Ia mengalihkan pandangan ke arah danau yang mulai disinari cahaya oranye. Begitu juga dengan seluruh badannya yang berbalik sedetik kemudian.
"Aku merasakan semua yang kaurasakan, Luc."
Semuanya? Apakah dia kehilangan ayahnya sejak lahir? Apakah Ryz tidak menyadari jati dirinya yang merupakan seorang penyihir akibat dirahasiakan oleh ibunya? Bagaimana dengan sihir yang kehilangan kendali dan membuat hidupmu terusik?
"Aku berasal dari keluarga yang terkenal karena kemampuan pembasmian iblis, Keluarga Olivano." Mata anak itu tetap memandangi danau berair jernih. Dia duduk, membiarkan jubah hitam bercorak kobaran api dan gelombang air itu ternodai tanah. Kedua benda yang Ryz pegang dibiarkan tergeletak, benda yang tadinya akan diberikan padaku.
"Lalu?" Aku bertanya. Jika dia terlahir dari keluarga pembasmi iblis, bukankah seharusnya dia terkenal? Menurut kisah pahlawan yang melawan para iblis ratusan tahun lalu, sang pahlawan terus dikenang sebagai penyelamat umat manusia. Bukankah Ryz harusnya mendapatkan hal serupa?
"Kau tahu? Para penyihir bisa diketahui elemennya dari rambutnya?" Ryz bertanya, jelas saja aku menggeleng karena tidak tahu. "Aku ditakdirkan lahir dengan dua elemen, cahaya dan kegelapan."
Ryz menoleh ke arahku. Tangan kanan Ryz menyingkap rambutnya yang terbagi dua, menunjukkan bagian lain yang berwarna putih tapi tertutupi rambut hitam. "Aku tidak dianggap sebagai Exorcist karena sihir dan rambutku. Karena itu, aku dibuang ke sini dan dibiarkan belajar sihir sendiri. Sedangkan semua saudara-saudaraku bersekolah di sekolah khusus Exorcist."
Dia mengalami hal yang lebih buruk. Tidak memiliki seorang ayah dan kehilangan jati diri tidak lebih baik daripada memiliki keluarga utuh tapi berkelakuan kejam. Dunia sihir tidak ada bedanya dengan dunia nyata, bahkan lebih buruk. Yang memiliki jabatan serta kedudukan tinggi akan dihormati, sementara rakyat jelata hanya bertahan hidup dari sisa-sisa semua kaum bangsawan.
Aku ikut duduk di samping Ryz, membiarkan jubahku kotor. Kejadian ini mengingatkan pada kejadian meledaknya pemanas bunsen di laboratorium sekolah. Beberapa hari setelah dirawat dan sembuh, Darren menghindariku. Anak itu merasa bersalah atas kejadian buruk yang membuatnya trauma pada api. Momen seperti inilah yang membuat anak itu mulai baikan, berbicara empat mata tanpa ada yang mengganggu, meski traumanya tetap ada sampai sekarang.
"Kau ingin memenangkan Turnamen Akhir Tahun, 'kan?" Anak yang berasal dari Keluarga Olivano itu menoleh. Mood anak itu membaik, sebuah senyuman kembali menghiasi wajahnya.
"Ya," jawabku singkat, "apa kau tak keberatan?"
"Aku akan membantumu." Ryz memberikan buku dan perkamen dan segera kuterima. Anak itu menepuk bahuku pelan sambil menatap ke arahku. "Meski tampilanku begini, aku ini seorang blacksmith yang ahli!"
Kubuka perkamen pemberian dari Ryz. Sebuah gambar bebatuan kristal bening dengan guratan layaknya berlian mahal membuat mataku terpana. Kristal terbesar dikelilingi oleh empat batu lain yang lebih kecil, semuanya terhubung melalui sesuatu mirip benang. Tulisan tebal di perkamen biru ini memberitahukan nama susunan batu kristal itu, Mystic Orb.
"Darimana kau mendapatkan ini semua?" tanyaku. Katanya, informasi yang berhubungan dengan Frostio telah dihancurkan dan sebagiannya dirahasiakan. Lalu, mengapa Ryz bisa mendapatkan semua ini?
"Dari pamanku, orang Frostio asli." Ryz membalas.
Perkataannya membuatku tersentak. Itu artinya ada orang Frostio yang masih hidup!
"Katakan, di mana ia berada?" Orang itu bisa saja tahu sesuatu tentang ayahku. Jika ia masih hidup, tentunya jalanku untuk mengetahui keberadaan Dad lebih terang. Akan tetapi, respon Ryz mengecewakan. Ia menggeleng.
Ryz meraih kantung yang menggantung di ikat pinggangnya. Kantung kulit itu hanya seukuran dua kepalan tangan, tapi Ryz mengeluarkan benda-benda yang lebih besar dari itu. Lima batu kristal yang sama seperti di perkamen berhasil dikeluarkan tanpa usaha berlebih.
"Sungguh ajaib." Mungkin agak berlebihan, tapi yang namanya sebuah keajaiban pasti membuat semuanya takjub. Entah sihir apa yang Ryz lakukan pada kantung kulit itu hingga mampu menampung benda yang jauh lebih besar. "Alat apa itu?"
"Ini adalah Chronospatia Pocket, kantung dimensi yang kubuat sendiri." Sang pembuat alat ajaib itu menjawab.
"Kau benar-benar seorang blacksmith yang ahli, Ryz."
"Aku berencana membuat senjata istimewa untukmu, Lucky." Orang yang mengaku sebagai blacksmith ahli itu berkata sambil menunjukkan batu-batu kristal yang ia miliki. "Namun, senjata ini hanya bisa dikendalikan oleh pemilik elemen es saja."
"Apa senjata itu bisa membuatku menang di Turnamen?" Kedengaran mustahil bagi murid baru untuk menang, tapi semua kemungkinan harus dicoba. Aku harus menendang bokong si pangeran sialan itu yang telah membahayakan nyawa Athena. Lagipula, kurasa menjadi penyihir terkuat tidak buruk juga.
"Bisa." Ryz menjawab penuh keyakinan. Itu bisa dilihat dari pupilnya yang bersinar. "Tapi kau harus berlatih dahulu bersamaku."
"Deal." Kami berdua bersalaman, menyetujui kesepakatan ini.
Aku sudah berada di jalan yang tepat. Tunggu aku, Dad. Putramu ini akan mengungkapkan semua kebenaran Frostio. Takkan kubiarkan orang lain menghina kerajaan yang susah payah kau bangun.
__________________________________
Bogor, Selasa 14 Desember 2021
Bogor, Rabu 28 Agustus 2024 (Revisi 1)Ikaann
![](https://img.wattpad.com/cover/272632176-288-k673307.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Unlucky Wizard (Revisi)
FantasiaNama adalah doa, itu menurut orang kebanyakan, tapi tidak berlaku untukku. Sejak kecil, aku tidak mengenal siapa ayahku dan ibuku serasa enggan untuk mengungkapkannya. Ditambah kekuatan aneh yang membuat hidupku semakin bermasalah, dunia seakan tida...