Bab 16

176 34 0
                                    

"Kau sudah siap, Luc?" Anak berambut merah tembaga berdiri tepat di depanku sambil menggendong tas kain berlambangkan berlian.

Kubuka tas gendong yang telah kuisi dengan peralatan belajar. Pena yang terbuat dari bulu unggas, botol tinta, bermacam-macam buku pelajaran, serta sebuah perkamen untuk mencatat materi yang diberikan.

"Yup." Semuanya sudah siap. Aku hanya tinggal masuk ke ruang kelas.

Lyssa dan Athena? Mereka sudah berjalan lebih dulu meski perlahan.

Dari lantai tiga, kami harus melewati tiga tangga–ah, lebih tepatnya mungkin eskalator sihir. Yang kami lakukan hanya tinggal berdiri di satu anak tangga, lalu eskalator sihir ini mengerjakan tugasnya. Semua anak dari EU-12 telah keluar dari Gedung Elemental Unite dan berjalan ke Komplek Gedung Timur untuk belajar. Namun sebelum itu, kami mampir dahulu ke cafetaria untuk sarapan.

"Wah, enak!" Sepotong roti lapis menjadi pembuka kegiatan. Tekstur roti cukup lembut dan tidak terlalu basah, sementara isiannya sepotong daging panggang yang berserat mirip daging sapi.

"Haha, biasanya kau bisa menghabiskan tiga porsi, Luc!" Di sampingku, Darren memukul bahuku sambil tertawa. Anak itu bahkan sampai memegangi perutnya.

"Anda harus ingat itu, Nona!" Gadis yang duduk di depan Darren menyikut orang di sampingnya, Athena. Gadis berambut coklat tergerai hingga pinggang itu tersedak.

"Uhuk!" Athena segera menyambar segelas air dari gelas kaca di atas meja persegi. Anak itu minum terburu-buru seakan kehausan selama sebulan penuh. Sedangkan orang yang membuatnya tersedak hanya tertawa tanpa rasa bersalah.

Setelah kami semua selesai, kami beserta 44 murid lain bergerak ke ruang kelas khusus kelas Omega. Sebuah ruangan besar yang diisi meja serta kursi dengan susunan seperti di amfiteater menjadi tempat kami belajar. Yang jadi pembeda ialah keberadaan papan tulis besar berwarna hitam serta meja khusus di tengah ruangan, bukan sebuah arena untuk para gladiator.

Aku dan Darren melangkah ke jajaran kursi teratas, sementara Athena dan Lyssa berada di depan kami. Semua murid kelas Omega-1 yang kini memakai jubah berlambang sesuai elemen mereka telah duduk di tempat masing-masing.

"Selamat pagi, Anak-anak!" Seorang wanita agak gemuk yang mengenakan jubah hijau lumut masuk ke ruang kelas. Senyuman manis terpampang di wajah orang yang tidak asing. Di tangannya, sebuah tongkat sepanjang kurang lebih 15 inci berada di genggaman sang guru. Sementara itu, sebuah buku bersampul hijau melayang di sekitar kepala yang tertutup sebuah topi runcing khas para penyihir. "Buka buku Mantra dan Sihir Dasar halaman 12."

Ya. Dia adalah orang yang jadi pengawas saat upacara penyeleksian, Mrs. Helga.

Aku mengeluarkan buku hijau lumut dengan lambang empat elemen dasar lalu membukanya di halaman nomor 12. Kalimat 'Apa itu sihir?' tertulis di kiri atas halaman dengan font yang mirip dengan tulisan surat di film-film medieval age, sementara di bawahnya ada penjelasan rinci mengenai sihir.

Kurang dari satu menit, aku membaca halaman 12 hingga 13. Menurut buku ini, energi para penyihir dibagi menjadi tiga yaitu mana, sihir, dan aura. Mana adalah energi yang dimiliki oleh setiap makhluk dan ini dibagi dua jenis yaitu mana fisik dan jiwa. Sihir adalah perwujudan dari mana yang telah keluar dari tubuh seseorang, sihir dapat diubah ke berbagai bentuk dengan sebuah mantra. Sementara untuk aura, aura berupa sihir yang belum diubah ke bentuk apapun dan masih berwarna murni sesuai sihir dasar sang pemilik.

"Setiap makhluk hidup di Myracula adalah seorang elementalist karena setidaknya punya satu elemen dasar." Guru Sihir Dasar itu menjelaskan. Ia berbalik ke papan tulis, menuliskan sesuatu dengan tongkatnya. "Tergantung tempat kelahiran serta dari ras apa ia dilahirkan, seorang penyihir bisa mendapatkan elemen yang beragam."

The Unlucky Wizard (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang