Bab 15

181 32 0
                                    

Putri pemalu dan anjing setianya.

Anak berambut merah menyala itu berseru seakan hendak mengumumkan kemenangannya. Senyum miring menghiasi wajahnya yang bergaris tegas, mata yang senada dengan rambut sang anak ikut menambah kesan kuat dan agung dari orang itu.

"Sudah lama kita tak bertemu, Tuan Putri Terresia." Anak laki-laki yang memakai jubah bercorak kobaran api itu membungkukkan badan seraya meletakkan tangan kanan di dada dengan tangan kiri diangkat. "Apa kutukan Anda sudah sembuh?"

Tubuh Athena bergetar. Keringat mulai bercucuran dari kulit cerah gadis yang disebut putri itu. Suhu tubuh orang yang kubantu agar tetap bangkit mulai menurun. Kepalanya menunduk, tak berani menatap langsung orang yang menghinanya.

"Jaga mulut Anda, Pangeran Felix dari Pyron!" Aura keemasan memancar deras keluar dari tubuh Lyssa. Gadis itu sudah mengeluarkan tongkat sihir, nampaknya bersiap untuk menyerang. "Apa Raja Pyron yang terhormat tidak pernah mengajari Anda etika?!"

Aura merah membara menyusul setelah munculnya aura keemasan milik Lyssa. Anak laki-laki bernama Felix itu seluruh tubuhnya telah diselimuti oleh aura merah yang membuat udara memanas. Bukan hanya ekspresi kemarahan yang jelas terpampang di wajahnya, tapi hawa permusuhan Felix dan Lyssa menyeruak hingga membuat ketidaknyamanan di cafetaria.

"Mereka benar-benar punya kekuatan luar biasa!" Sebagian murid yang berkerumun mengungkapkan perkataan itu.

"Apa mereka tidak takut pada Ketua Aurumine Magus?" Murid lainnya berbisik di dekatku.

"Hah, padahal Geo dan Pyron itu punya perjanjian?" Tak sedikit pula murid lainnya menyatakan ada hubungan yang dijalin oleh dua kerajaan itu. Entah kenapa kini kedua anak dari dua kerajaan itu berselisih?

Aku menarik Athena mundur, menjauhi perselisihan antara orang beraura hebat. Keadaannya mulai memburuk, kulit gadis yang dipanggil putri ini mulai memucat. Di sampingnya, Darren ikut membantu untuk membopong Athena keluar dari kerumunan.

"Sial." Darren memaki. Peluh keringat memenuhi dahinya yang lebar. Napas penyihir api itu terengah-engah, merasakan kesesakan udara panas hasil gesekan dua aura berbeda warna. "Mereka benar-benar tidak bisa mengontrol diri."

Bagaimana denganku?

Hawa panas ini sama sekali tidak mengganggu. Aura tipis biru pucat otomatis keluar sesaat setelah aura milik Felix membara. Entah karena apa, aura milikku mendadak timbul setelah perselisihan itu memanas.

"Are you ok?" Dilihat dari dekat, keadaan Athena sebenarnya mengkhawatirkan. Ia sekarang terbaring di lantai dengan kepala berada di pahaku. Tubuhnya memucat diiringi dengan suhu yang menurun, bertolak belakang dengan udara sesak yang mulai panas. Seharusnya, jika Athena normal, ia akan terganggu seperti Darren.

Ini pertama kalinya aku sedekat ini dengan seorang gadis! Kemajuan luar biasa! Jika bukan dalam keadaan begini, aku pasti sudah merayakannya.

"D-dingin…." Suara lemah keluar dari mulut gadis yang terbaring di lantai. Tatapan mata kami bertemu, tapi gadis itu berpaling cepat hingga sebagian rambutnya yang tergerai menutupi mata. Perlahan bercak kemerahan muncul di kedua pipi Athena, mengalahkan warna pucat akibat pancaran aura. Kini, seluruh mukanya telah memerah mirip sebuah tomat matang.

Apa jangan-jangan dia tak tahan dengan aura es milikku?

"Sob, coba alirkan sihirmu padanya." Sebagai penyihir api, harusnya energi panas bisa meredakan keadaan Athena yang memburuk. Aura es milikku entah mengapa sulit dihilangkan, bisa memperparah keadaan gadis  yang tengah menderita. Darren menarik napas, menjulurkan tangannya ke arah tubuh gadis berambut coklat. "Lakukan seperti saat kalian menghancurkan kubah esku."

The Unlucky Wizard (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang