Mereka Bertemu

1.7K 212 60
                                    

Pagi ini Taehyun bangun dari tidurnya dengan pening yang melanda. Dia bangun karena kaget, bukan, bukan karena ia disiram oleh Ibunya seperti tempo hari, tapi bunyi alarm di jam beker yang berbunyi nyaring membuat telinganya pekak.

Karena kesal, Taehyun lempar beker itu ke dinding sampai hancur lebur. Ibunya pasti marah karena dalam sebulan dia sudah menghancurkan 5 jam beker.

Taehyun rusak. Kepalanya selalu dipenuhi bisikan-bisikan yang ia sendiri tak tahu asalnya darimana. Taehyun rusak. Otaknya tak berfungsi sebagaimana mestinya hingga dia harus menjadi pelupa akut di usia muda.

Melirik jam pada ponsel, Taehyun menghela napas. Sudah jam setengah enam, dia harus bersiap untuk pergi sekolah.

Taehyun tak bisa fokus. Alih-alih pergi mandi, dia malah menyikat seluruh lantai kamar mandi karena itu terlihat kotor. Sampai ketika dia keluar dari kamar mandi dia mengernyitkan alisnya, tadi aku harus apa? Dia seperti melupakan sesuatu tapi tak tahu itu apa.

Bahunya terangkat tatkala mendapatkan gedoran keras dari arah pintu kamar. Itu pasti Ibu.

"Taehyun bangun! Sudah mau jam tujuh! Mandi!"

Ah iya, mandi. Tadi harusnya aku mandi, kenapa malah menyikat kamar mandi sih?

Taehyun menggaruk kepalanya kasar, "Iya, Bu. Sebentar."

"Ibu tunggu 30 menit! Cepat, kamu harus antar Ibu ke rumah Tante Elsa!"

Taehyun bingung, mendengar celotehan Ibunya malah membuatnya bingung. Dia mondar-mandir di depan ranjangnya sambil memijat bibirnya, kebiasaan pada saat memikirkan sesuatu.

Tadi aku harus apa? Ibu bilang apa? Tante Elsa siapa? Mandi?

Ah benar, mandi.

Tanpa banyak omong, Taehyun meraih handuknya lalu pergi mandi. Selama mandi pun dia tak fokus, dia memikirkan banyak hal mulai dari pakai baju apa hari ini? Padahal sudah jelas pakai baju batik, sampai Tadi Ibu menyuruhku mengantarnya ke rumah siapa ya? Rumah Tante Elsa, Taehyun.

Taehyun yang telah selesai mandi langsung mengecek sticky note yang sengaja ia tempel di lemari. Itu adalah satu-satu pengingatnya. Setiap hari dia tak boleh melewatkan membaca catatan disana.

"Baju batik ... Pelajaran sejarah, olahraga, bahasa jepang, prakarya," gumamnya lirih. Dia membuka lemari pakaiannya dan segera memakai baju batik dan celana putih panjang karena itu adalah seragamnya.

Baju batik... Sejarah, olahraga, bahasa jepang, prakarya...

Kata itu terus ia gumamkan tanpa sadar. Terus berulang layaknya kaset rusak. Karena nyatanya Taehyun memang sudah rusak.

Taehyun turun dari kamarnya dengan keadaan sudah rapi. Buku-bukunya pun sudah ia taruh di tas.

"Ibu, ayo berangkat!"

Ibu meliriknya sinis, "Lama sekali, sih. Ayo antar Ibu ke rumah Tante Elsa untuk antar kue-kue."

Antar kue-kue? Ah iya benar, Ibu kan jualan kue.

Untungnya Taehyun bisa mengantarkan Ibunya ke rumah Tante Elsa dengan selamat. Tidak seperti tempo hari ia menurunkan Ibu di sekolahnya sebab dia lupa.

"Ingat! Sepulang sekolah jemput Ibu disini. Oke? Coba ulangi kata-kata Ibu."

Taehyun mengangguk secepat kilat dia mengetukkan jarinya pada stang motor, "Pulang sekolah... Jemput Ibu disini."

"Iya, bagus. Jangan sampai lupa. Aktifkan ponselmu."

"Iya, Ibu."

Taehyun menyalami Ibunya dan segera pergi ke sekolah sambil mengingat kembali perkataan Ibunya.

TUNA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang