Awal: Gara-gara Teman Baru

771 172 17
                                    

Dua minggu sudah sejak kejadian di taman itu berlalu. Kini Taehyun dan Beomgyu sudah berteman baik. Mereka selalu bertemu di parkiran, makan bersama di kantin, dan berjalan ke parkiran berdua.

Beomgyu masih belum tahu mengapa Taehyun berbeda dari anak lain. Taehyun tak pernah marah jika dijahati, tak pernah memberi reaksi yang buruk, tak pernah memotong omongan orang lain, dan selalu sabar mendengarkan celotehan Beomgyu tentang segala hal.

Beomgyu selalu ingin melindungi Taehyun dari teman-temannya yang sering memanfaatkan kepolosan Taehyun.

"Beomgyu, nanti kita bisa pulang bersama. Soalnya Ibuku bilang tidak usah jemput," kata Taehyun saat Beomgyu menghampirinya di parkiran.

Wajah Taehyun cerah seperti biasa membuat Beomgyu yang jarang tersenyum menjadi sering tersenyum belakangan ini.

"Benarkah? Baguslah, kalau begitu boleh tidak pulang sekolah nanti aku mengajakmu ke suatu tempat?"

"Tempat apa, Beomgyu?"

"Kamu bakal tahu, kok, nanti. Mau tidak?"

"Mau. Tapi harus izin Ibu dulu."

Beomgyu mengulum senyum, hatinya menghangat sekaligus merasa iri karena Taehyun dekat sekali dengan Ibunya, berbeda dengan dirinya, "Iya anak Ibu, haha."

.
.

Beomgyu mengetukkan jemarinya di meja kantin. Sedari tadi matanya melirik ke pintu masuk kantin menunggu Taehyun datang. Tapi sampai sekarang Taehyun belum juga menunjukkan batang hidungnya.

Senyum Beomgyu merekah saat Taehyun melambaikan tangan dari kejauhan. Beomgyu menggerakkan tangannya agar Taehyun segera menghampirinya karena ia sudah memesan Bakso dan minuman untuk dirinya dan Taehyun.

"Terima kasih, Beomgyu, sudah pesenin bakso."

Beomgyu tersenyum, Taehyun memang tak pernah absen untuk mengucapkan terima kasih dan maaf. Seolah-olah hanya kata itu yang ia hapal dan bisa diucapkan tanpa berpikir.

"Sama-sama, Taehyun."

"Taehyun?" panggil Beomgyu saat Taehyun sedang menyeruput kuah bakso.

"Hm?"

"Kamu ingat Kak Sam yang sering aku ceritakan, 'kan?"

Taehyun mengerlingkan matanya, berusaha mengingat. Pemandangan itu adalah sesuatu yang biasa disaksikan oleh Beomgyu. Beomgyu maklum, Taehyun memang seperti itu.

Sebenarnya Beomgyu mempunyai kawan baru bernama Samson atau biasa disebut Kak Sam. Bagi Beomgyu, Sam adalah sosok yang keren karena berani melawan dunia. Sam berani bertindak nekat tanpa mempedulikan reaksi orang-orang. Beomgyu kagum, dia ingin juga seperti itu.

"Kak Sam yang kamu bilang keren itu?"

"Iya, ingat?"

Taehyun mengangguk, poninya ikut turun naik, "Ingat, kenapa?"

Beomgyu memajukan tubuhnya membuat dirinya dan Taehyun semakin dekat. Beomgyu berbisik seolah tak ada satupun yang boleh mendengar percakapan mereka.

"Kamu tahu? Semalam Kak Sam berhasil membuat mural di depan rumah salah satu anggota DPR," Beomgyu tersenyum bangga sambil membayangkan Sam yang menggambar mural tanpa beban.

Tapi reaksi yang diberikan Taehyun justru kebalikannya. Taehyun mengernyitkan alisnya, "Kamu merasa itu keren?"

Beomgyu mengedikan bahunya, "Yah ... Menurutku itu cukup keren dan berani. Kak Sam membobol sistem keamanan perumahan elit itu dan berhasil melukis mural yang indah di tembok rumah DPR yang hanya bisa tidur saat rapat," jawabnya sambil mencibir, meremehkan.

TUNA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang