Taehyun

968 204 47
                                    

Taehyun pulang kerumah dengan keadaan kacau. Peluh membasahi seragamnya. Tadi di sekolah dia dihukum membersihkan auditorium sebab terlambat masuk kelas.

Lalu pulang sekolah dia harus kembali berlari karena dia lupa kalau hari ini dia membawa motor ke sekolah. Padahal Taehyun sudah di dalam bus tadi. Jadi mau tak mau Taehyun harus berlari kembali ke sekolah untuk mengambil motornya.

Taehyun membuka semua kancing seragamnya mengibaskannya kencang sambil membuka semua jendela kamarnya agar udara masuk.

Ibu kemana, ya?

Satu suara muncul di kepalanya. Benar juga, kemana Ibunya? Sudah jam 5 sore belum juga pulang.

Tak lama kemudian dia mendengar nada dering ponselnya berbunyi keras dari balik bantalnya. Taehyun segera menyambar ponselnya dan mengangkat telfon. Itu Ibunya.

"Iya, Ibu?"

"TAEHYUN!" Taehyun meringis saat Ibunya berteriak di telfon, dia menjauhkan benda pipih itu dari telinganya sedikit. Ada apa, ya? Kok Ibu marah?

"Kenapa, Bu?"

"Ibu bilang apa tadi pagi! Jemput Ibu di rumah Tante Elsa! Kenapa ponselmu tidak aktif dari tadi, hah?"

Mata Taehyun melebar. Astaga dia lupa. Dia lupa kalau Ibu menyuruhnya mengaktifkan ponsel. Tapi bagaimana mau mengaktifkan? Ponselnya saja tak ia bawa ke sekolah.

"Maaf, Bu. Ternyata ponselnya tertinggal di kamar."

Terdengar decakan dari seberang sana. Taehyun menggigit bibir bawahnya. Sudah dipastikan Ibu marah.

"Jemput. Ibu. Sekarang!"

Taehyun terlonjak saat Ibu berkata demikian dengan penuh penekanan, "Iya, Ibu. Taehyun bakal jemput Ibu. Di rumah Tante Elsa, 'kan? Tunggu ya, Bu--"

"Cepat, Taehyun!"

Tanpa banyak kata lagi, Taehyun segera mengambil kunci motor dan menjemput Ibunya. Saat sampai disana, Ibunya tak bicara apapun. Beliau lebih memilih untuk menahan diri agar tak mengomeli Taehyun di luar.

Sesampainya di rumah, Taehyun langsung memasukkan motor ke dalam garasi. Dia melihat Ibunya yang menyentakkan kaki. Mungkin Ibu ngambek karena aku lupa jemput.

"Ibu~ Tyun minta maaf?" Taehyun merajuk ke Ibunya. Dia memeluk sang Ibu dari belakang saat Ibu sedang mencuci tangan di wastafel.

Ibunya merasa risih, jadi dia melepaskan pelukan Taehyun dengan sentakan, "Duduk di meja makan. Ibu mau bicara denganmu."

Taehyun mengangguk lemas, "Iya, Bu."

"Taehyun, Ibu marah padamu, sungguh."

Taehyun hanya bisa menunduk tatkala sang Ibu bicara dengan nada lugas seperti itu. Entah kenapa dia takut, suara-suara di kepalanya bilang Ibu akan marah, Ibu marah, kamu nakal makanya Ibu marah.

"Sudah Ibu ingatkan, 'kan? Jemput Ibu di rumah Tante Elsa, aktifkan ponselmu supaya Ibu bisa telfon kalau kamu lupa," Ibu mendesah lelah. "Hal kecil seperti itu saja kamu lupa? Apa sih yang ada di kepalamu?"

Taehyun mendongak, melirik ke arah Ibunya yang terlihat frustasi. Tapi tak lama kemudian, dia kembali menunduk. Tidak tahu, Bu. Kepalaku berisik.

"Ibu sudah tidak tahu lagi bagaimana caranya bicara padamu, Taehyun. Ibu sudah lelah. Ibu bekerja banting tulang untuk siapa? Untuk kita berdua. Untuk membayar sekolahmu! Apa kamu pernah membantu Ibu? Tidak!"

Tapi aku selalu menjemput Ibu, walaupun kadang terlambat karena lupa.

"Ibu lihat anak lain membantu Ibunya. Tapi kamu? Apa yang kamu lakukan selain buat Ibu marah?"

TUNA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang