🗝Hug Me - Chapter 24

2.5K 349 120
                                    

Disclaimer Masashi Kishimoto

Hug Me

Story by X_Raid

Mr. Presdir let me out..

🗝

*Playlist : Leyla Blue - What a shame

Selama beberapa hari terakhir Hinata merasa bahwa dirinya terlalu banyak pikiran. Pekerjaan yang menggunung serta masalah Kiba membuatnya tidak bisa beristirahat dengan benar di akhir pekan kemarin.

Puncaknya hari ini Hinata hampir kolaps. Wajahnya yang terlalu pucat tentu saja sangat menarik perhatian Naruto. Pria itu melarangnya bekerja, membawanya keruangannya dan menyuruhnya beristirahat di sana.

Hinata tidak membantah atau pun menolak karna tubuhnya benar-benar lemah. Untuk sampai keruangan Naruto pun ia digendong oleh pria bersurai pirang itu. Awalnya Naruto berniat membawanya kembali ke rumah, tapi Hinata yang memang beberapa hari ini sedikit mengabaikan Naruto, tetap ngotot untuk bekerja dan akhirnya jatuh terduduk di lift karna lemas.

"Kau menginginkan sesuatu ?" tanya Naruto setelah menidurkannya diatas sofa empuk yang membuat Hinata merasa nyaman.

Gadis bersurai indigo itu menggeleng lemah kemudian berbalik memunggungi Naruto. Naruto sama sekali tidak marah dengan tingkah Hinata. Malahan setelahnya Naruto berjongkok dan melepas sepatu hak Hinata.

Pria itu lalu melepas jasnya dan menjadikan sepotong kain mahal itu sebagai selimut dipundak Hinata.

"Tunggulah sebentar, asistenku akan membawakan selimut." ujar Naruto sembari menekan remot ac menaikkan suhu ruangan.

Setelah berkata demikian Naruto berjalan keluar ruangannya, kemana pria itu pergi Hinata sama sekali tidak peduli. Kepalanya terlalu pusing. Namun selimut hangat serta kecupan singkat di pelipisnya masih dapat Hinata rasakan sebelum benar-benar terlelap.

Menyelam kedalam mimpi, Hinata tidak tahu berapa lama ia tertidur hingga terbangun karna suara tawa seorang wanita.

Kelopak matanya mengerjab pelan berusaha menyesuaikan cahaya lalu berbalik dari posisi awal tidurnya dan menatap tepat kearah meja kerja Naruto.

"Kau terbangun ?" ucap Naruto sambil beranjak dari duduknya, berjalan kearah Hinata.

Hinata menipiskan bibir menahan rasa kering ditenggorokannya yang sayangnya disadari oleh Naruto. Pria itu menuangkan segelas air dan membantunya untuk minum.

"Apa yang kau rasakan ? Ingin pulang ?" tanya Naruto beruntun yang dijawab gelengan pelan oleh Hinata.

Suara deheman menyadarkan mereka. Manik bulan Hinata beralih menatap wanita bersurai merah yang merupakan kepala divisinya. Wanita itu sangat cantik dengan pakaian kerja yang membalut tubuh idealnya.

"Sudah kubilang pelankan suaramu, kau membuat Hinata terbangun." desis Naruto tidak suka.

Wanita yang Hinata ketahui bernama Saara itu lagi-lagi tertawa yang kali ini Hinata menangkap tawanya yang seolah mengejek.

"Kau sangat berlebihan, aku bisa mengadukanmu pada Aunty-"

"Jangan membawa 'dia', pergilah." potong Naruto cepat.

Saara tidak bergeming, wanita itu kemudian melirik Hinata yang hanya bisa menyaksikan interaksi mereka.

"Kau Hinata 'kan-"

"Saara, aku bilang pergi sekarang." suara Naruto meninggi, manik biru pria itu jelas sekali memancarkan rasa tidak sukanya kepada Saara.

Saara tersenyum penuh arti, setelahnya Hinata hanya bisa mematung ketika wanita cantik itu menghampiri Naruto dan mendaratkan satu kecupan disudut rahang pria itu. Seakan tahu Naruto akan mengamuk atas perbuatannya, Saara melenggang pergi dengan langkah cepat.

HUG METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang