₊❏❜ [day: 006] ⌒⌒

1K 148 61
                                    


─ Hwang Puha : 자화상 
Self Portrait 

"akhir akhir ini banyak sekali sindikat senjata dari dongjak-gu yang berkeliaran di sekitar pusat kota. sejauh ini tidak ada yang melakukan hal yang tidak menguntungkan tapi rasanya tetap saja mencurigakan." ujar yunho.

itu adalah malam yang santai. seperti biasa, san akan memanggil orang terpercaya untuk meminta laporan sejauh ini sebelum memberikan perintah untuk misi selanjutnya.

"sebenarnya bagus kalau mereka mau berbisnis disini tapi kalau ada apa apa tentu akhirnya kita yang harus bertanggung jawab bukan?" yeosang menambahkan.

dunia malam adalah mesin penghasil uang yang luar biasa. tentu saja karena banyak sekali barang langka yang bisa mereka dapat dari sana. barang ilegal bukanlah barang yang murah harganya.

senjata di korea selatan adalah barang yang sulit didapat, oleh sebab itu industri ilegal ini sangat maju dengan pesat. tidak semua daerah punya pasar senjata dan hingga sekarang hanya daerah utara saja yang memasok senjata lumayan banyak.

jika para sindikat itu memilih untuk pindah ke pusat kota, justru bagus karena san sebagai penguasa tentu akan mendapat bagian untungnya.

hal yang membuat heran adalah untuk alasan apa mereka pindah. tidak mungkin pemimpin di daerah utara melepaskan pundi emasnya begitu saja. yang ada pasti malah muncul perselisihan dan itu sangat merepotkan bagi san.

selain karena dia orangnya tidak suka ribet, juga karena dia berkuasa di jantung kota Seoul yang pengamanan kepolisian nya jauh lebih ketat daripada daerah yang lain.

"kalian awasi saja mereka. jangan lupa diplomasi ke pimpinan sindikat itu, ingatkan kalau pemilik tanah ini tetaplah kita."

"soal itu, wooyoung dan hongjoong pasti bisa mengatasinya."

malam itu dilanjutkan dengan satu-dua teguk gelas wine. meski dengan kadar alkohol rendah karena tidak ada yang ingin mabuk di malam yang sibuk seperti ini.

"ah, seonghwa sudah kembali. pasti repot sekali ya jadi tangan kedua orang pemalas seperti san." kekeh yeosang.

"bukan pemalas. hanya menyimpan energi untuk yang lebih berguna." koreksi san.

seonghwa tertawa kemudian duduk di sofa yang kosong. ia mengusap peluh di dahinya kemudian menegak sedikit cairan fermentasi anggur tersebut.

"kali ini aku lebih rajin karena aku diberi pekerjaan yang menyenangkan" kata seonghwa tersenyum simpul.

"oh ya, kamar di lantai tiga sudah selesai direnovasi kalau mau tahu." seonghwa menoleh pada san.

beberapa hari yang lalu san meminta seonghwa untuk merenovasi kamar yang sebelumnya adalah kantor kerja tersebut. kamar itu akan diubah menjadi kamar tidur untuk felix karena san tahu ia tidak mungkin membuangnya kembali ke jalanan atau membuatnya tidur di kamar tamu yang sempit.

"baguslah. kalau begitu aku akan mengajak anak itu tidur dahulu. kelihatannya dia sudah lama bermain dengan hwaseong." san berdiri dari kursinya.

"berterima kasihlah padaku nanti, san" kata seonghwa yang membuat perasaan san menjadi tidak enak.


◑ ━━━━━ ▣ ━━━━━ ◐


san mengelilingi mansion luasnya hanya untuk mencari seonggok manusia mungil yang justru tertidur di bawah meja makan. terlihat nyaman sekali bersama teman barunya, si anjing retriever yang juga tidur dengan pulas.

san tersenyum kecil melihat felix yang begitu damai. masih mengenakan gaun baby pink selutut yang menggemaskan.

"bangun felix. aku tidak mau kamu kedinginan tidur disini." san membawa tangannya untuk mengetuk pelan pipi halusnya.

lelaki itu menggeliat sebentar kemudian terbangun. ia reflek saja duduk membuat kepalanya terantuk meja dan kursi. felix merengek kecil merasa berdenyut di keningnya.

"tsk. silly little boi. kemarilah..." san menggeser beberapa kursi memberikan jalan untuk felix keluar. lelaki itupun merangkak perlahan dan berhasil sampai di pelukan san.

begitu keluar dari rumah kecilnya, san menggandeng tangan felix untuk diantar ke kamar baru di lantai tiga. belum setengah perjalanan tangan san ditarik dari belakang membuat nya menoleh ke bawah.

felix terlihat bergerak oleng kesana kemari. matanya masih terpejam dengan rambutnya yang berantakan. tanda mengantuk berat.

"huft.. baiklah. sini gendong." san jongkok untuk membiarkan felix naik di punggungnya. begitu ia merasakan beban tubuh felix, ia berdiri menaiki tangga menuju lantai tiga.


◑ ━━━━━ ▣ ━━━━━ ◐


"holy shit...."

san hanya bisa menganga melihat nuansa kamar tersebut. sebuah bed dengan sprei soft pink. senada dengan kelambunya yang lembut. di atasnya dipenuhi bantal dan boneka koleksi sanrio yang menggemaskan itu.

sebuah lemari berbentuk kucing berdiri manis di sudut ruangan lengkap dengan cermin tinggi ditempeli stiker lucu. lantainya ditutupi dengan karpet beludru yang terasa sangat lembut saat diinjak.

jangan lupakan benda raksasa itu. boneka teddy bear yang berada di salah satu sisi. berukuran hampir dua kali tubuh felix.

"lucu sekali~" gumam felix lemah di telinga san.

san sumpah tubuhnya merinding sejenak karena ulah felix. padahal jelas felix tak bermaksud apa apa dan hanya ingin bersorak senang dalam rasa kantuknya yang berat.

ia tidurkan felix di atas bed sekaligus menarikkan selimut untuknya. setelah itu, san mematikan lampu utama dan menyalakan lampu mini berbentuk kucing di meja samping bed, "selamat malam, ya."

grep

"temenin tidur..."

sebelum san berhasil bangkit dari posisi, felix sudah menggenggam lengan san dengan kedua tangannya. felix terdiam menunggu jawaban dan perlahan cemberut ketika ucapannya tidak direspons oleh yang lebih tua.

"... tidak boleh?"

ah.. lagi lagi san mengumpat dalam hati.

san tahu tidak mampu menolak mata seindah itu. ia hanya pasrah dan membiarkan felix tidur di atas pahanya. ia tidak tahu bagian hati mana yang membolehkan lelaki itu bersandar padanya.

kira kira apa kata mafia lain ya? san yang selama ini dingin, tidak suka bertele tele, dan kejam ternyata bisa selembut ini saat bersama felix. gawat sekali pasti san akan dihujat habis habisan terutama sama wooyoung dan seonghwa.

tangan san bermain di surai rambut felix. ia terkejut melihat felix sangan tenang tidak melawan sama sekali, seolah felix bukanlah lelaki yang pernah meludahi wajahnya.

"felix. maafkan aku ya." gumam san lirih.

"kenapa kamu harus minta maaf?" tanya felix heran.

"aku jahat sekali waktu menghukummu dengan hukuman seburuk itu. padahal tidak seharusnya aku memaksa sesuatu yang tidak kamu senangi. apa kamu mau memaafkanku?"

felix diam saja tidak menjawab. san menjawil telinga felix pelan dan mendapati lelaki itu sudah tertidur pulas. san tertawa kecil karena tingkah kekanakan felix.

"baiklah, kalau begitu selamat malam lixie~" ucap san menyamankan posisi felix sebelum keluar dari kamar tersebut.

dalam kegelapan kamar, tidak ada satupun yang mendengar tangisan kecil felix di bawah selimutnya.

itu adalah kali pertama orang lain meminta maaf dengan tulus kepada felix. apalagi karena orang itu telah melecehkan felix. ini adalah perasaan indah yang belum pernah felix rasakan seumur hidupnya.

© MILKY, 160821

✨ character development ✨

❪ 恋 ❫ MILKY • sanlix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang