₊❏❜ [day: 013] ⌒⌒

698 112 31
                                    


─ Airman : Gloomy
Star feat. 1ho & Chan

kondisi san tidak keruan. dadanya berdegup kencang. kepalanya berputar karena tekanan batin. ia berusaha keras untuk tetap berpikiran dingin namun tetap saja tidak bisa mengabaikan kekacauan saat ini.

san berada di dalam mansion. dia bisa mendengar semua keributan dari luar sana. berisik sirine ambulans dan mobil polisi berseliweran tak jauh dari lingkungan mansion mewahnya.

menoleh ke arah jendela, terlihat beberapa gedung tinggi yang menyala dilalap api layaknya lilin di kegelapan malam. asap hitam terlihat membumbung di langit menutupi bintang dan bulan.

"aku khawatir jumlah kita saja tidak akan cukup" ujar wooyoung di ujung telepon. suaranya hampir tidak terdengar karena berisiknya polisi di belakang sana.

"banyak yang sudah diinterogasi kepolisian. jika begini terus kita akan habis dan tidak ada yang bisa melawan pasukan dari selatan dan utara"

san menggertakkan gigi. ia merasa sangat marah dengan ulah tuan tanah seo. apalagi dengan mengorbankan penduduk tak berdosa, membuat emosi san semakin tidak stabil.

san sudah kehilangan seseorang yang penting untuknya. ia tidak mau kehilangan lebih banyak lagi. apa ini memang sudah saatnya untuk menyerah? apa ini memang sudah akhir untuk san?

"apa kau ingin membangun aliansi dengan keluarga timur/barat? keluarga lee selalu siap untuk membantu kita." ucap seonghwa memberi usul. ia berada di saluran telepon yang lain.

"tidak bisa. aku tidak yakin ada yang mau terlibat dengan perebutan kekuasaan ini." ucap san berusaha masuk akal.

justru karena san dekat dengan tuan lee minho, dia sangat mengerti watak lelaki itu. ia bukan orang yang mau ikut repot berurusan dengan masalah orang lain.

malah sejujurnya mereka pasti juga mengincar kekuasaan pusat. meski tidak ada yang berani namun semua pimpinan mengerti kalau wilayahnya adalah lokasi strategis untuk menghasilkan banyak uang.

"apa belum ada yang berhasil menemukan felix?" tanya san dalam diam.

yunho menghela nafas rendah, "belum.."

"hei san.. jangan bilang kalau kamu tidak fokus karena anak itu?" san hanya terdiam tak tahu harus menjawab apa.

san mengerti. san tahu prioritas. dia adalah kepala mafia sebelum kekasih. dia tahu ada hal penting yang harus dilindungi sebelum nyawa anak itu. toh, dia hanyalah lelaki mungil yang dia temui beberapa bulan lalu.

tapi apa san tega melepaskan lelaki itu begitu saja? lelaki yang membuat hari hari san lebih berwarna. lelaki yang telah mengajari banyak hal yang lebih berarti dalam hidup ini.

"saran saja dari seonghwa. laki laki kedua yang dicintai felix, kurasa dia akan lebih bahagia kalau kita semua selamat daripada menyelamatkan nyawanya duluan" kata seonghwa nyengir di ujung telepon.

hongjoong menyeringai, "percuma saja kita menemukan dia kalau kamu tidak menang kali ini, san"

"memang mau kau kasih makan apa dia? kalau kurus lemah begitu mana sanggup dia main ranjang denganmu!" wooyoung menambahkan. tidak bohong, walau paling nyleneh itu adalah motivasi paling kuat buat san.

"balaskan dendammu dengan tuan tanah seo. biar dia menerima balasan atas apa yang telah dia lakukan pada felix selama ini. baru kau—"

san menatap ke sekeliling ruangan. layar telekonferensi itu tiba tiba mati. ia terputus hubungan darirekan kerjanya yang lain. begitupun dengan lampu dan peralatan listrik lainnya.

pemadaman listrik. atau perusakan secara paksa?

"maaf mr. san, sepertinya ada seseorang yang merusak peralatan listrik kita. bisa jadi adalah bom electromagnetic pulse."

sial. kalau begini caranya. bagaimana san bisa menghubungi dan memberi arahan untuk yang lain?


◑ ━━━━━ ▣ ━━━━━ ◐


"mr. san!!" seseorang menggebrak pintu mansion itu. san mengenal suara berat dan kasarnya.

"aku tahu kau di dalam! keluarlah dan mari selesaikan urusan ini dengan cepat!!"

san mendengus kesal. ia yakin mansionnya sudah dikepung dengan pasukan keluarga utara. masing masing dari mereka membawa senjata laras panjang. ia tidak punya jalan lagi untuk kabur.

perlahan san keluar dari mansion. ia melihat dua orang dewasa berdiri di depannya. satu mengenakan jas hitam dan satu lagi mengenakan hanbok tradisional korea. terlihat sangat elegan dan tampan.

san bisa merasakan aura meremehkan dari tuan tanah seo. seringainya seolah mengatakan siap untuk menghukum mati san dan mengambil kekuasaannya sekarang juga.

tapi di samping itu semua, satu satunya yang san perhatikan dengan baik adalah lelaki yang digendong sosok berpakaian hanbok itu. ya, felix ada disana. terlihat lemas dan pingsan.

san susah payah untuk tetap tenang dan tidak berbuat di luar batas. atau lelaki di gendongan pangeran hwang itu yang akan menjadi korban.

"buang senjatamu. atau kutembak kepalanya." tuan tanah seo menempelkan ujung pistol ke kepala felix.

san berdecih pelan. tangannya merogoh saku belakang dan membuang pistolnya ke kebun bunga yang gelap itu. ia mengangkat kedua tangannya tanda menyerah.

"selamat malam mr. san. bukankah ini adalah malam yang indah?" tuan tanah seo berujar ramah.

"musik ini sangat merdu. bagaimana mr. san? bukankah sangat luar biasa rasanya melihat kekalahan di depan matamu? dan kau tidak bisa berbuat apa apa?" ia terdengar bersemangat.

matanya yang melotot lebar seolah meluapkan semua perasaannya selama ini. hari yang dia tunggu tunggu telah tiba. hari ketika kekuasaan pusat diruntuhkan. ambisi terbesar tuan tanah seo.

san berkata dingin, "kenapa felix ada bersamamu."

"hei. kau tidak mendengarkanku ya?!" tuan tanah seo menatap san dengan kesal. ia menendang san hingga lelaki itu terjatuh. san berusaha untuk tidak melawan karena tak ingin hal yang tidak diinginkan terjadi dengan felix.

"lebih baik kau ingat kalau waktumu sudah berakhir! dan tidak akan ada gunanya lagi kau untuk felix!" tanpa ragu sedikitpun, tuan tanah seo menginjakkan sepatu kets nya di wajah san.

"serahkan saja anak manis ini dengan pangeran hwang. aku akan memberikan pelayanan dan kenikmatan yang lebih baik daripada kamu" pangeran hwang menciumi pipi felix.

"jangan. lakukan. apapun. padanya."

tuan tanah seo dan pangeran hwang menelan ludah. mereka mundur selangkah kemudian saling berpandangan. mereka menyeringai lebar kemudian terbahak keras.

"ahaha! apa aku baru saja mendengar omong kosong?!"

"kuperingatkan selagi kau masih hidup mr. san.. cinta tidak pernah berguna di dunia kita! cinta!! adalah sampah yang hanya akan membuatmu semakin lemah!!"

san terdiam. kelebatan memori berkejaran di kepalanya. tentang cinta. makna dari sebuah kasih sayang. arti perhatian. sebuah ketulusan.

apa itu benar benar ada di dunia ini?

apa itu layak dan pantas untuk diperjuangkan?

dunia san yang tidak pernah stabil. hidup mati semuanya kabur. kehidupan selalu gelap dalam kelamnya malam. hati san selalu sepi dan suram. san juga, bertanya tanya akan hal yang sama.

"bagus. kau sepertinya sudah mengerti. tapi terlalu terlambat kau untuk menyadarinya."

"selamat tinggal mr. san..."

—DOORR

"san.. sannie... sannie!"

© MILKY, 240821

so, double update? '-'

❪ 恋 ❫ MILKY • sanlix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang