dua

5.7K 380 54
                                    

-Azura pov-

Cewe berisik tadi balik lagi bareng orang-orang yang kayanya si dokter. Gue cuma diem, ngelihat langit-langit. Bau obat-obatan dimana-mana, udah jelas ini rumah sakit.

Dokter masuk, meriksa gue. Gue cuma pasrah karna ngerasa asing sama semua yang ada disini.

"Gimana dok?? Kondisi kakak saya?" Tanya cewe itu cemas.

"Kakak kamu udah baikan, mungkin sebentar lagi dia bisa pulang" jawab dokter sambil senyum ramah.

"ehem, uhuk-uhuk."
HAH? Suara gue kok jadi halus gini?

"A a satu dua." Suara gue beneran berubah drastis!

"Kakak! Kakak mau apa? Minum?" Tanya cewe yang dari tadi ngaku-ngaku kalau gue kakaknya.

"Boleh." Jawab gue sambil merhatiin muka dia, mukanya ga asing, kaya pernah lihat.

"Kalau gitu saya tinggal dulu ya dek, nanti saya datang lagi buat pemeriksaan lebih lanjut" pamit bu dokter.

Dokter pergi, segelas minuman yang kelihatan nya segerr banget datang. Gue masih kesulitan buat gerak, jadi dibantu buat duduk sama cewe berambut bondol, dan gigi gingsul itu. Setelah dilihat-lihat, cakep juga.

Waktu tangan gue nyoba megang gelasnya, tangan gue lemes banget gila. Kalo ga dibantuin, paling gelasnya udah ambyar kemana-mana.

Deket kasur gue ada nakas, disana ada foto keluarga. Kelihatannya latarnya pantai? Bapak nya lagi nemenin dua bocah mirip tarzan buat ngumpulin keong-keongan di pasir pantai.

Kok gue tau? Tau lah masa gitu doang ga tau, nyeh.

Dua bocah ini beneran mirip tarzan, di pipinya ada pasir pantai, bajunya apalagi, mereka lagi ngelihatin bapaknya ngumpulin keong.

Kurang lebih kek gini ya*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kurang lebih kek gini ya*

'Lucu.' Gumam Azura dalam hati.

Gue ambil fotonya, gue pentelengi (perhatiin) dari atas sampai bawah.

'ini kan cewe yang gue lihat di waktu itu, yang ingatan nya gue lihat!'

Oke, ini ga masuk akal. Bentar-
Azura menunduk melihat gundukan daging di dadanya.

'Omaigat- wat is dis.'

Tangannya tanpa sadar bergerak sendiri, menoel-noel sesuatu yang asing di dadanya.

'HAH?'

Gue ngelihat ke arah bingkai foto yang gue pegang tadinya, samar-samar muncul rambut-- panjang?!

"Kaca, gue minta kaca" pinta gue ke satu-satunya makhluk hidup di ruangan ini selain gue.

"Kenapa kak? Kaka belum mandi selama tiga bulan, bentukan kakak kaya taplak meja kedai bakso, yakin?" Kata dia

'Anj?! Dia ngajak gue bercanda? DI SAAT SEPERTI INI?.'

"Kaca." Mendengar kakaknya tidak merespon ejekannya, Elina sedikit bingung.

Akhirnya cewe itu nunjuk arah depan kasur gue, ada lemari segede lemari pada umumnya, disana ada kaca yang bisa liat dari ujung mata kaki sampe rambut.

"Hah, kok gini?" Gumam Azura

"Apanya kak?" Tanya Elina melihat tingkah laku kakaknya.

"Lu, nama lu siapa?" Bukannya jawab pertanyaan gue, dia malah mundur dua langkah, hampir kejengkang.

"DOKTER!!! KAKAK SAYA ANEMIA!!" teriak Elina sembari berlari keluar.

Karna dia udah pergi, mari kita lihat keberadaan jagoan neon gue. Ga mungkin dia ninggalin gue sendiri an kan?

Pelan-pelan tangan Azura meraba bagian- ah berat rasanya menjelaskan adegan ini (╯︵╰,).

Meraba tempat jagoannya dulu bersemayam. Rata, jagoan yang biasanya bangun di pagi hari menggosthing!

Ga masuk akal! Gue ga percaya! Lebit tepatnya menolak percaya. Dengan sedikit keberanian gue buka celananya, dan yah.. ga ada alasan buat nyangkal hal ga masuk akal ini. 

Setelah beberapa menit berlalu, kepalanya benar-benar ga paham apa yang udah dia alami.

'ok, tempat asing, orang asing, suara asing, badan asing.' Azura terus bengong.

"Ah ini pasti mimpi, mending gue tidur lagi." Kata Azura dengan hati riang, menolak kenyataan yang ada.

Bukannya kebangun di dunia nyata, dia malah balik ke tempat gelap gulita itu lagi.

"AH, TERNYATA KAU TIPE YANG BISA KELUAR MASUK ALAM BAWAH SADAR DENGAN MUDAH."

'Aaahhkk, suara ini lagi. Bisa ga si dia nunjukin wujud nya trus ganti suara?!'
Batin Azura berharap, agak ngegas.

"Tentu" suaranya berubah menjadi seperti anak-anak. Suaranya tak lagi menggema.

'dimana?' tanya Azura

"Di belakang mu." Azura langsung putar badan reflek.

'Waw, loli.' Rambut nya putih, dia cuma make sweater kegedean, warnanya kuning.

"Kau sudah bisa berbicara bukan? Jangan membuang energi ku dengan membuat ku membaca pikiran mu terus menerus" kata loli tadi.

"Ehem, a a, jadi barusan itu apa!?" Tanya Azura serius

"Bukankah aku sudah menjelaskan nya? Kau sudah mati, sekarang kau ada di tubuh orang lain." jawab loli itu enteng

"Nama lo?" Tanya Azura, sulit di percaya, tapi Azura berniat untuk ikut alur saja.

"Nama?" 

"Nama."

"Apa itu?"

"Itu sebutan untuk memanggil seseorang." Azura sepertinya sudah terbiasa dengan segala hal mengagetkan seperti ini.

"Aku tak punya." Jawab loli itu murung.

"Oke, mulai sekarang gue panggil lu loli."

"Loli? Terima kasih!! Nama yang bagus!" Jawab loli dengan senyum gemas.

***

Seenggaknya komen atau vote kawan, biar aku tau, ada yang baca cerita aku:/.

Tengkyu!

AzuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang