enam belas

549 54 2
                                    

"radeen?" Ucap manusia berinisial i. Setelah lulus, dirinya pindah dari ibu kota ke Surabaya buat bantu-bantu ibunya jualan jajanan di kantin, eeehh jangan salah, penghasilan ibu kantin seminggu bisa dua juta an dan kalo rame bisa lebih lebih.

Sekarang mas i sedang mencari kucing yang baru ia temui dan beri nama lima belas menit yang lalu.

Sebagai pecinta kucing yang kesepian, ketemu kucing di tengah perjalanan saat mendapat misi dari ibunya ngambil sesuatu di ruko, tentu ngebuat mas i gabisa nahan diri buat ngejar.

Oh iya, mas i dan ibu kantin, kita sebut saja jesika. Rumahnya ada di bagian belakang sekolah, bapaknya juga satpam disana.

Buat yang nanya knapa dia ga sekolah disini aja? Mas i yang minta, katanya biar mandiri.

Ok kembali ke laptop.

Mas i akhirnya nyerah karna ga nemu Raden. Dia udah sampe di ujung sekolah, gudang olahraga.

Akhirnya mas i balik.

-

Disisi lain, Putri lagi makan malem dengan tenang. Makan malemnya malem bgt ya say, emang ada keluarga yang mabar (makan bareng) jam sembilan malem?

Mejanya luas, tapi cuma di isi tiga orang, Putri, bapaknya Arkana, sama (budhe?) tantenya Elista.

Elista, kakak kandung Arkana. Orang yang seharusnya jadi Pemegang kekuasaan terbesar di AdeS. Orang yang punya kualifikasi terbaik jadi direktur utama perusahaan AdeS. Tapi kehilangan kesempatan dikarenakan keadaan fisiknya.

Elista lumpuh dan suka sakit-sakitan. Fisiknya sangat lemah dikarenakan suatu insiden lima belas tahun yang lalu (selain itu, faktor psikologis juga mempengaruhi) . Ia mengalami kecelakaan tragis bersama keluarga intinya. Elista, suami, dan putri kecilnya. Elista memiliki seorang anak perempuan yang sangat menawan berumur tiga tahun.

Bagi yang mikir Arkana yang ngerencanain insiden itu, tetot. Anda salah. Bukan Arkana, itu murni karna ketololan-- kecerobohan kedua belah pihak.

Tentuuu~ Arkana sangat bersyukur hal itu terjadi, karna dia sudah punya niat untuk melakukannya cepat atau lambat.

Ok cukup flesbek nya, sekarang ayo kita baca adegan makan malam mereka.

Ting tang ting tang

Nyek (suara motong daging)

Nyem nyem nyem

Ting tang ting tang

Yap, sunyi. Hanya terdengar suara alunan sendok yang menghantam santai piring.

Kalau gitu kita beralih pada keluarga Rara dipanti.

"El, kamu cari gih kakak kamu, udah jam setengah sepuluh dia belum pulang. Hpnya juga ga bisa dihubungi." Kata bunda Aya sambil ngelihat jam dinding berulang kali.

Ga perlu pikir panjang, Elina langsung lari keluar, dia emang udah punya niatan buat nyari kakak kesayangannya. Cuma nunggu persetujuan bundanya saja.

Pertama-tama Elina nelpon semua nomer temen kakaknya yang ada di kontaknya.

Tapi percuma. Nomer temen Rara yang dia punya cuma senior-senior yang udah lulus. Mereka gabisa bantu karna sibuk.

"Siapa siapa, siapa yang bisa bantu?" Guman Elina.

Terlintas wajah Leo dibenaknya.

Elina langsung nyari kontaknya, ternyata ga ada. Dia beralih ke insta, dan ketemu! Walau mereka ga polow-polow an, tapi Leo molow Rara.

Sekarang Rara kelas 11, Leo kelas 12.

Begitu denger kabar Rara, Leo panik. Sore tadi Rara masih ada bareng dia. Kenapa dia belum pulang? Tadi udah pamit kok?

Akhirnya Elina sama Leo janjian buat ketemu dan nyari Rara bareng-bareng.

-

Di meja makan keluarga Gunadhya. Makan malam telah usai, sekarang mereka sedang ber basa-basi.

"Apa ada masalah di perusahaan?" Tanya Elista sembari menyeka bibirnya yang tidak kotor.

"Semua aman kak." Jawab Arkana acuh tak acuh.

"Kalau butuh bantuan bilang aja." Ucap Elista.

"Ayah, Bisa ga sekolah di tutup selama tiga-lima hari kedepan?" Ucap putri tiba-tiba.

"Kenapa?" Tanya Arkana curiga anak semata wayangnya membuat masalah lagi.

"Aku harus melakukan persiapan. Seseorang menantang ku dalam permainan basket." Jawab Putri asal.

"Baiklah akan ku urus."

Elista sedikit resah mendengar adiknya menyetujui permintaan putrinya hanya karena alasan sepele.

-

0*0*0*0

AzuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang