Orientasi siswa? Entahlah lah, di SMA Aldebaran ini tidak ada kegiatan tersebut, awal masuk sekolah hanya ada pengenalan murid sekelas, lalu jamkos, mungkin ada juga beberapa guru yang langsung memberikan tugas.
Hari pertama kakak beradik ini berjalan lancar mulus, semulus jidat yoggi. Heran gw kok bisa ada manusia paket lengkap kek dia, udh cute, baddas, pinter, cool, beruang lagi. paket komplit.
Eh? Mari kita kembali ke topik.
Sekarang Rara lagi rebahan santai di kamarnya, tangan nya agak neranyas (gatau b indonya apa:/) karna baru kelar nyuapin bocil-bocil kematian.
Kalau di bilang apa yang bisa mendeskripsikan mereka, mungkin zombie cilik di Minecraft cukup mendeskripsikan mereka.
Kecil, lincah, dan berdamage. Iya, mereka main tangan, kalo ga dituruti mukul, tapi mereka juga imut nan lucu <3. Rara ga tega.
Huh, kalo lagi ngomongin sesuatu yang lucu, tadi ada kejadian yang, entah lucu atau memalukan. Walau hari pertama, jadwal pulang mereka sama rata, jam tiga sore. Rara menghabiskan semua jam kosnya untuk memperhatikan teman-teman sekelasnya.
Beberapa kali mereka mengajak Rara berkenalan, tapi Rara selalu memberi dinding.
Istirahat kedua, Rara pergi ke kantin, kantinnya di susun seperti ruko, ada yang menjual cemilan, ada yang menjual makanan berat, dll.
Rara pergi ke ruko yang menjual makanan ringan, membeli beberapa permen, dan kripik.
Lalu ia berniat kembali ke kelas nya, namun ia urungkan.
"Kalau kekelas bawa jajan, pasti langsung diserbu." Gumam Rara.
Ia berniat mencari tempat sunyi lainnya, kakinya terus melangkah, lalu berhenti di sebuah pohon besar yang tidak Rara ketahui jenisnya.
Ia mengecek sekeliling nya, tempat yang sempurna! Tempat ini dekat dengan lapangan basket, tapi lapangan basket sedang sepi, siapa juga yang mau bermain basket di bawah terik sinar matahari seperti ini?.
Rara mengeluarkan koran dari sakunya, lalu menjadikan nya alas duduk. Ia menemukan koran ini di laci bangku barunya.
Rara mengeluarkan hpnya dan memutar lagu si nyamuk nakal, jane, kak nunuk Spotify. Ia lupa membawa earphone, tapi tak masalah, ia tetap bisa mendengar nya tanpa diketahui orang lain.
Lalu saat bagian favorit Rara, Rara bernyanyi riang, sambil terus mengunyah jajannya.
"Nyamuknya nakal, da da da! Semutnya nakal, da da da! Tikusnya nakal, da da da!"
Lalu tiba-tiba ada suara melanjutkan lagunya.
"Lala lala lala lalaa~"
Rara terkejut, ia reflek mematikan musik yang ia putar, siang bolong, di bawah pohon gede. Hantu?
"Hahaha gue ngagetin elu ya?" Terdengar suara dari balik pohon.
"Ada orang? Maaf." Kata Rara sambil siap-siap buat pergi.
"Tidak di maafkan." Balas suara itu.
"Suka suka anda." Rara udah beres, sampah ciki dan korannya udah dia beresin.
"Kasian banget putri nugget." Ucap suara itu tiba-tiba.
"Iya kasihan, Lu harus nyelamatin dia." Rara kaget, ternyata ada yang dengerin dongeng dia, tapi dia jagonya ngontrol ekspresi dan suaranya.
"Gue ga sehebat jagoan sosis."
Huh, apa dia berniat untuk terus melanjutkan percakapan ini?
"Tross?!"
Rara pengen cepet-cepet pergi dari tempat ini, suasana hatinya memburuk karna mengetahui ada yang nguping dia waktu nyanyi sama ngedongeng.
"Heh, bagi permen nya." Katanya sambil mengulurkan tangan dari balik pohon.
Rara melempar lima permen zuper-zuper.
"Heh! Ga sopan! Kasih yang bener!"
"Males." Balas Rara lalu langsung lari meninggalkan makhluk tadi sendirian.
***
Ane kalau buat cerita ga ada konsisten"nya anj, kadang panjang kadang pendek. Maafkan ಥ‿ಥ

KAMU SEDANG MEMBACA
Azura
Novela Juvenil"what the- ANJING?! TITIT GW MENYUBLIM??!" - Azura, cowok tulen yang b aja. Tanpa sengaja kehilangan nyawanya karna 'kecerobohan' seseorang. Dan entah bagaimana caranya terbangun dalam tubuh Azura lainya - Klo tertarik ya baca.. klo ga yaudah.. suka...