03. Pengakuan

168 15 0
                                    


Ha! 01 - 01 untuk Rose dan Scorpius.

Dia pikir cuman dia saja yang bisa membuatnya salah tingkah?

Scorpius berjalan dengan mode ceria. Terlihat janggal di mata orang yang melihatnya. Bahkan tubuhnya kadang agak meloncat- loncat seperti per. Wajahnya sumringah, membuat Dominic tertawa tak bersuara. Sedang Albus mengernyit sedikit jijik dengan tingkah temannya.

Baru membuat Rose salah tingkah sedikit saja Scorpius sudah begini. Bagaimana jika nanti dia berhasil membuat Rose menyukainya?

Oh, tunggu! Albus bahkan tidak mengerti mengapa akhir- akhir ini Rose begitu gencar mendekati Scorpius.

Rasanya tidak mungkin jika sepupunya yang kelewat ambis itu menyukai Scorpius yang nyatanya adalah rivalnya sendiri.

Lagi- lagi Albus mengernyit menatap Scorpius yang kini sudah jingkrak- jingkrak di depan pintu lukisan asrama Slytherin sambil meneriakkan password dengan suara bahagia yang sangat kentara.

"Jenggot Dumbledore!"

"Lebih keras!"

"Jenggot Dumbledore!!"

"Aku tidak mendengarmu! Katakan lebih keras!"

"Peta!!!" Oh ya, yang satu itu suara cempreng Dominic.

"JENGGOT DUMBLEDORE!!!"

Pintu lukisan perlahan terbuka, Scorpius dan Dominic langsung masuk ke dalam asrama Slytherin dengan langkah lebar. Sedangkan Albus masih bergeming di depan pintu. Tak berminat masuk atau pergi.

Semakin dia pikirkan dan amati dalam- dalam, entah kenapa dia merasa bahwa ada sesuatu yang mencurigakan di balik semua ini. Dia curiga dengan Rose yang tiba- tiba menempeli Scorpius. Dan dia juga curiga mengapa Scorpius terlihat begitu bahagia hanya karena seekor musang albino di atas meja Rose.

Hmm. Dia akan selidiki ini nanti. Dan dia sangat tahu siapa orang yang tepat.

☆☆☆

Seonggok tubuh yang bergelung di dalam selimut tebal hijau bergaris silver itu menggeliat gelisah hampir sepanjang malam.

Suara umpatan kadang ringisan juga keluar dari mulut orang yang kini sudah terduduk sepenuhnya di atas ranjang.

Rambut pirang platinanya acak- acakan. Matanya agak bengkak karena tidak bisa tidur semalaman.

Dia menghela napasnya pelan. Lalu melirik piama putihnya yang agak kumal karena berguling- guling di ranjang semalaman.

Mata abu- abunya berganti melirik teman- teman sekamarnya yang nampaknya tidak terganggu sama sekali dengan aktivitas tidak berbobotnya.

Scorpius bangkit dari kasur, berjalan menuju kamar mandi dan melakukan ritual paginya. Selesai dari kamar mandi, dia memakai seragam Slytherin dan mematut tanpilannya di cermin.

Uh! Kusut

Semengerikan ini kah efek karena tidak tidur semalaman?

Wajah Scorpius agak masam saat memperhatikan daerah sekitar matanya yang agak hitam.

Dia meraih tongkatnya dan mengarahkan kewajahnya. Menggumamkan mantra, dan menatap lagi pantulannya di cermin.

Hm.. lebih baik

Scorpius berjalan keluar kamar menuju aula besar untuk sarapan. Dia tidak terlalu memedulikan teman sekamarnya yang mungkin akan agak terlambat nanti.

Your Love Isn't HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang