14. Seratus Tahun

121 13 4
                                    

'I-iya, aku menyukainya'

Huuuhhh!!!

Entah kali keberapa Rose menjitak kepalanya sendiri. Dia tak habis pikir, mengapa dirinya harus terbata-bata hanya untuk menjawab pertanyaan seorang Malfoy. Namun mengingat wajah Scorpius saat itu, entah kenapa terasa ada gelenyar aneh dihatinya. Apakah dia kasihan pada Scorpius? Atau dia menyukainya?

Tidak! Tidak!

Opsi pertama pastilah jawabannya! Dia kasihan pada Malfoy, tak mungkin Rose menyukainya. Hanya kasihan! Titik.

Rose mendesah frustasi saat lagi-lagi kepangan dirambutnya gagal hanya karena terlalu sibuk memikirkan musuh bebuyutannya. Akhirnya dia menyerah, dia meletakkan sisirnya kembali ke atas meja rias, lalu membongkar semua rambutnya yang megar dan membiarkannya terurai.

"Rose, ayo cepat! Sebentar lagi kita akan segera berangkat", teriak salah satu teman sekamarnya dengan semangat membara.

Rose menghela napas panjang, berusaha meminimalisir rasa gugup dalam diri. Sebentar lagi dia akan berjalan bersama Lorcan ke Hogsmeade! Astaga astaga astaga! Dia harus memberikan Scorpius eskrim nanti.

Eh, tunggu! Kok Scorpius? Maksudnya Lily! Huh, lagi-lagi memikirkan Malfoy.

Rose menatap cermin dengan pasti, lalu mengeratkan syal dilehernya. Membenarkan sarung tangannya yang sudah melekat sempurna di kedua tangan, lalu melangkah keluar.

☆☆☆

Scorpius duduk santai di tepi danau hitam, tangan kanannya sibuk melempar kerikil kecil ke dalam danau. Sedangkan pikirannya entah kemana.

Tiba-tiba Dominic dan Austin datang mengagetkannya, "BAAAAAAA!!!!!!"

"Oh sialan!", Hampir saja batu seukuran kepalan tangan Hagrid melayang ke kepala Austin maupun Dominic, namun dengan cepat mereka menghindar.

"Hei! Kalian ini sudah tidak sayang nyawa lagi ya?! Ingin cepat mati? Bagaimana jika batu ini tadi mengenai kepala kalian?!", omel Scorpius, sedangkan dua orang itu hanya nyengir sok polos.

"Iya maaf, habisnya dari tadi kau melamun sendiri. Memangnya kau sedang memikirkan apa, Scorp?"

Tiba-tiba mendung menyelimuti wajah Scorpius. Aura kegalauan memenuhi udara di sekitar mereka. Austin mendelik menatap Dominic yang menggeleng-geleng tak mengerti.

"DOMINIC BODOH! SCORPIUS PASTI TENGAH SAKIT HATI!"

Dominic memegang dada kirinya. Memeriksa jantungnya yang ternyata masih berada didalam sangkarnya. Sedangkan Scorpius hanya tersenyum miris, mau menampar Austin, namun tak ada tenaga. Telinganya terasa berdenyut sehabis mendengar suara toa Austin.

"Memang dia sakit hati kenapa?", Dominic bertanya pelan tak mau Austin kembali berteriak padanya.

"Pasti karena melihat Rose Weasley dan Scamander yang menempel berdua"

Mata Dominic melotot, hampir keluar. Scorpius meringis, takut jika bola mata itu melompat tiba-tiba. Tapi tunggu! Rose dan Scamander? Benar-benar berduaan?

Hueeee!!! Scorpius ingin pulang kerumah, memukuli bantal, curhat kepada papa, lalu dipeluk mama! Scorpius tak kuat! Hati kecilnya menangis saat ini.

"Yang benar?! Dulu Scorpius, lalu Mclaggen, lalu sekarang Scamander! Gadis itu benar-benar... siapa lagi habis ini?!", Dominic seperti mempunyai dendam kesumat kepada Rose.

Your Love Isn't HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang