TPD - 17. Hyacinth

378 28 15
                                    

Pesta sudah selesai, semua tamu undangan sudah pergi, termasuk Gavin dan Gatha yang sudah di dalam mobil menuju ke apartemen Gatha. Dengan keadaan tidak saling bicara, sang supir juga ikut canggung mengingat mulut Gatha yang biasanya mengoceh terus-menerus sekarang diam seribu bahasa.

Apartemen kumuh membuat Gavin mengernyit bingung. Gaji yang diberinya cukup besar, tapi kenapa?

"Kau hidup di tempat kumuh ini?" Tanya Gavin setelah terdiam beberapa saat.

"Mau bagaimana lagi?" Tanya Gatha balik melirik bosnya ini kesal.

"Aku memberimu gaji lebih kemarin."

"Bos? Kau lupa atau gila? Aku tidak menerima sepeserpun darimu." Ungkap Gatha mengejutkan Gavin.

Gavin mengingat kembali, seingatnya ia sudah memberi Gatha sejumlah uang.

"Ah, aku baru berencana memberimu gaji ternyata belum." Kekeh Gavin.

Mata Agatha terbelalak, memang bosnya sinting.

"Bukankah ada tim sendiri yang memberi karyawan gaji?" Tanya Gatha dengan penasaran.

Gavin menggeleng, "No. Khusus wanita gila sepertimu, aku yang memberikannya sendiri."

Setelah berbincang cukup lama akhirnya mereka berpisah. Agatha lega sudah menerima sejumlah uang dari Gavin untuk hidup.

"Mau ke hotel?" Gavin menatap Gatha dengan serius.

"Tidak." Tolaknya dengan tegas tanpa basa-basi.

Dengan mata mendelik dan sorot tajam Gavin terlihat marah. Agatha terdiam berpikir untuk segera kabur.

"You better run, now." Kata Gavin seperti sihir membuat Gatha benar-benar berlari memasuki apartemennya.

Mobil mewah Gavin meninggalkan tempat kumuh itu dengan kencang. Sopirnya memberi tablet milik Gavin.

"Hanya ini yang bisa saya cari dari Agatha. Terlalu bersih, sepertinya ada yang aneh." Kata sopir tersebut. Gavin mengangguk membenarkan ucapan sopirnya.

--

Pagi menyambut Gatha yang masih acak-acakan di kamarnya. Celana pendek, kaos oblong dan rambut yang berantakan, persis seperti ibu-ibu.

"What the fuck! Tiga puluh empat panggilan tak terjawab dari kakek?!" Teriak Gatha panik, segera menelepon kembali sang kakek.

'Beraninya kau tidak menjawab telponku?!'

'Aku baru bangun!!"

'Kau juga meninggalkan ibumu di rumah sendirian, dasar anak durhaka!!!'

'Kakek pikir aku mau hidup seperti gelandangan seperti ini?!'

'Kenapa kau jadi gelandangan? Sudah kukirim uang, habiskan saja dan segera kembali Agatha! Gila kau membuat ibumu merengek sepanjang hari.'

'Kakek mengirim ke rekening baru kan bukan yang lama? Terimakasih, hehe.'

'Masih bisa haha hihi? Kalau ketemu kupukul kau sampai mampus. Punya cucu satu gila bukan main."

Tut.

Ditutup. Agatha menatap ponselnya kesal. Ia terdiam sebentar, Bagaimana kakeknya bisa tahu nomor teleponnya?

Agatha tahu itu kakeknya karena belakang nomornya, tapi kan nomor Agatha baru.

Setelah bengong, Gatha memilih untuk tidak memikirkannya dan pergi mandi karena harus bekerja.

"Good morning." Sapa Agatha pada security yang bertugas didepan.

Setelan mewah yang dibeli Gatha kemarin dipadu dengan kopi yang ada di genggamannya. Pagi yang indah sekali bukan?

Semua orang yang dilewatinya membungkuk padanya dengan sopan. Ada apa ini? Apakah aku akan jadi eksekutif muda? Tanyanya pada diri sendiri.

"Tentu tidaklah tolol! Kau kan tunangan bos gila!" Gumamnya pada diri sendiri.

Agatha mengangguk mencerna situasi.

Sesampainya di meja, Gatha menaruh barang-barangnya dan segera memasuki ruangan Gavin untuk menyapanya.

"Bos." Agatha membungkuk memberi salam seperti biasa.

"Untuk pengembangan aplikasi kemarin sampelnya sudah selesai?" Tanya Gavin yang sedang serius bekerja.

"Tertinggi remaja dengan presentase delapan puluh empat persen."

"Bagus. Sekarang bantu aku memasuki pasar Asia." Kata Gavin.

Agatha dengan sigap pergi dari ruangan Gavin. Belum sampai membuka pintu, Gavin menyeletuk "Kau sudah tau apa yang akan kau lakukan?" Tanyanya penasaran.

"Tentu saja, menelepon si tua bangk--maksud saya menelepon Mr. Hyacinth." Jawabnya tanpa ragu.

Gavin mengangkat kacamatanya. Gatha ini sangat cocok menjadi sekretaris, seperti tidak asing lagi dengan kehidupan sibuk seperti ini.

"Ada yang perlu saya lakukan?" Tanya Gatha membuyarkan pikiran Gavin.

"Aku ingin pertemuan diadakan nanti malam karena Hyacinth sedang berada di kota ini." Kata Gavin.

Hati Gatha berdebar. Yang benar saja di tua bangka itu ada di kota ini. Pantas saja seperti ada yang aneh.

"Wah, gila gila. fucking hell!"

Dengan terburu-buru Gatha mengambil ponselnya dan menelepon nomor kakeknya. Rasanya dadanya hampir meledak.

"Sial." Kata Gatha yang mengetahui teleponnya di reject.

Mau tidak mau Gatha menelepon sekretaris untuk membuat janji temu nanti malam. Dengan cekatan Gatha segera mereservasi untuk keperluan nanti dan membuat proposal.

Sangat merepotkan.

Setelah bergelut seharian penuh dengan pekerjaan. Gavin dan Gatha bersiap menemui tamu yang sangat istimewa.

Asian Rich, Pebisnis dengan kekayaan nomor satu di Asia. Bisnis apa saja yang ia lakukan selalu menjadi trend di masyarakat luas. Hyacinth Louise, pria dengan ambisi yang membara dan tidak mengenal takut untuk memulai sesuatu.

"Apa sebaiknya aku tidak ikut masuk?" Tanya Gatha pada dirinya sendiri yang sialnya masih bisa didengar oleh Gavin yang duduk di sampingnya.

"Lalu, aku harus presentasi sendiri?" Gavin melototi Gatha. Seenaknya saja.

Hotel mewah bintang lima menjadi pilihan Gatha. Berjalan saja rasanya jantung Gatha hampit copot. Mereka memasuki ruangan khusus.

Hampir setengah jam yang ditunggu belum juga datang. Gatha yang gugup berkeringat dingin dan beberapa kali meremas roknya.

"Mereka datang." Kata Gavin berdiri dan bersikap sopan.

Hyacinth dan sekretarisnya datang dengan aura yang tidak main-main membuat ruangan menjadi lebih dingin. Sangat mengintimidasi.

Hyacinth melewati Gatha dengan senyum penuh arti. Si gila ini berani menampakkan diri rupanya.

Plak

Suara tamparan yang mendarat di pipi Gatha membuat semua orang terkejut termasuk Gavin.

"Ah, maaf. Tidak sengaja." Kata Hyacinth yang menatap tepat di wajah Gatha.

"Sudah kubilang jika kita bertemu aku akan memukulmu." Bisik kakek Gatha, Hyacinth.

"Dasar kakek-kakek psycho." Bisik Gatha menekankan kata psycho.

Hyacinth tertawa keras, "Hahaha. Sekretarismu lucu sekali tuan Gavin."








Bersambung....
Vote dan komen yaa !!

The Perfect Devil [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang