Happy Reading!
--
Setelah menempuh perjalanan beberapa jam dalam pesawat Gatha dan Mutia akhirnya sampai di Russia dengan selamat. Mutia dengan keadaan fresh rambut digerai dan memakai baju 'I love India' celana jeans diatas lutut dan bando ungu yang mendekam di atas kepalanya, sedangkan Gatha berjalan lesu dengan wajah kusut, rambut cepol acak-acakan dan baju yang masih sama dengan baju yang ia pakai sebelum berangkat.
"Jorok!" Mutia meninggalkan Gatha yang berjalan sangat lambat.
"Biarin." Gatha segera menyusul Mutia yang sudah hampir jauh didepannya.
Agatha tidak tidur senyenyak yang Mutia pikirkan, ia menutup mata namun tidak dengan pikirannya yang berkecamuk ingin segera berangkat ke Russia, sehingga inilah yang terjadi.
"Mata merah bukan karena iritasi." Kata Gatha sambil memasukkan kopernya ke bagasi taksi yang sudah dipanggil Mutia.
"Halah iklan!" Mutia mendorong kepala Gatha berujung dengan kepentok taksi.
"Ayo masuk, ditunggu bapaknya itu lo." Sambung Mutia dengan tidak berperasaan, Gatha berdecak sebal. Jidatnya hamil nih sebentar lagi.
Mereka sudah searching apartment yang tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah dan segera memesan online, jadi mereka sudah tinggal check in dan masuk saja. Setelah mencari, akhirnya mereka menemukan apartment yang ternyata berada di bawah sendiri.
"Huh lelah aku tuh." Gatha segera berbaring di ranjang yang empuk berwarna putih itu dengan mata tertutup.
"Heh! Bangun! Mandi, terus beres-beres!" Gatha memandang Mutia dari atas hingga bawah dengan tatapan tajam. Gatha pergi meninggalkan Mutia yang membuka koper.
Dengan wajah segar seperti terlahir kembali, Gatha menghampiri Mutia yang sudah hampir selesai membereskan pakaian. Gatha segera membuka kopernya dan ikut memasukkan ke lemari yang sudah ada mungkin sejak dahulu kala.
Mereka berberes dengan cepat dan istirahat. Perjalanan jauh ini begitu melelahkan bagi mereka. Maklum saja Gatha dan Mutia baru sekali ini pergi jauh dari negara mereka. Paling jauh waktu study tour, itu hanya di Bali masih masuk kawasan Indonesia.
**
Pintu kamar mandi terbuka, Mutia keluar dari sana dengan tampang menyenangkan. Gatha segera ngacir ke kamar mandi.
"Aku lapar." Gatha yang baru saja keluar kamar mandi setelah melakukan ritual yang bisa dihitung tiga menit menepuk pundak Mutia sambil memasang wajah cemberut.
"Ayo beli didepan ada kali. Kali aja ada. Semoga ada sih, yah aku sih mikirnya ada." Mutia bersiap memakai sandal sedangkan Gatha masih memakai pakaian mandi.
"Aku gak mau ganti baju." Mutia menjitak kepala Agatha dengan keras sambil memasang tampang garang.
"Yaudah, tunggu sebentar." Gatha dengan spontan melepas pakaian mandinya dan mencari pakaian asal yang ada di lemari dan celana oblong pendek.
Mutia yang melihat itu menggelengkan kepalanya. Kadang capek hidup dengan Gatha yang seperti itu tapi mau bagaimana lagi, takdir.
Mereka mencari cafe dengan menggunakan mobil yang tak sengaja mereka beli saat melewati salah satu toko mobil. Mereka menuju cafe terdekat karena sudah sangat lapar.
"Heh! Pesen apa ini? Aku nggak ngerti." Mutia mendorong menu yang sudah ia baca.
"Aku juga nggak tau, ini aja!" Gatha menunjuk sesuatu yang bentuknya seperti sushi.
"Halah, kau gak bisa makan pakai sumpit, lupa?" Gatha memukul kepalanya sendiri dengan cengengesan di wajahnya.
"Kau juga belum bisa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Devil [REVISI]
RomanceDONT COPY MY STORIES!! REVISI [Mode Private] Liburan ke Russia yang dirasa akan menyenangkan, namun yang terjadi malah sebaliknya. Kehilangan sahabat yang dibawa orang asing sampai menjadi gembel di negeri asing, semua sudah dirasakannya. A...