TPD - 10. Trouble

2.5K 105 1
                                    

Selamat membaca, semoga suka ^^



"Aku akan menjahit mulutnya untukmu Gav." Kata Marcella sedikit meremehkan Gatha.

Namun, Gatha merasa sangat amat diremehkan dengan perkataan Marcella yang seperti membesar-besarkan teriakannya. Menurut Gatha teriakkannya adalah teriakan terseksi di dunia.

"Ya, ambil saja jika kau mau." Gavin memasuki ruangan diikuti oleh Marcella yang baru satu langkah maju namun malah terjatuh.

Gatha memandang ke arah lain seperti tak melihat apapun. Rasanya ingin sekali tertawa tapi ditahan sekuat tenaga.

"Hei!" Teriak Marcella dengan kencang.

"Saya akan menjahit mulut anda untuk saya sendiri." Kata Gatha sambil bersedekap dada. Tampang menantang tak luput darinya.

Marcella bangun dibantu oleh Gavin yang merasa sepertinya ia sudah salah memilih Gatha sebagai sekertaris barunya. Gatha yang Gavin lihat beberapa lalu adalah wanita yang anggun nan sopan saat bekerja. Namun, sikapnya itu sama saja.

"Kenapa kau lakukan ini?!" Teriak Marcella lagi di depan muka sang sekertaris yang memasang tampang berpikir keras.

"Nggak ada manusia yang nggak menyimpan dendam, kecuali orang itu suci. Sayangnya aku Gatha bukan Suci." Gatha menaikkan bahunya acuh.

Marcella ingin mencakar wanita stres ini sekarang. Kakaknya juga sedikit sinting memperkerjakan wanita urakan seperti Gatha. Marcella mengakui bahwa Gavin adalah seseorang berotak kosong.

"Masuk Cel." Kata Gavin tegas dan memandang Gatha dengan tatapan tajam.

Gatha kembali ke mejanya dengan hati riang juga gembira karena melihat nenek sihir kw terjatuh tepat di depannya seperti orang bodoh. Siapa nenek sihir asli? She is the Queen.

Gatha mengetikkan pekerjaan yang membuatnya sedikit muak. Ia ingin berjalan-jalan sekarang. Gatha diam-diam pergi untuk melihat lantai bawah yang kelihatannya ia juga belum tau.

"Harusnya aku melihat-lihat di hari pertama." Gumam Gatha dengan pura-pura menyesal.

Gatha melihat kantor dibawahnya yang sunyi karena semua pegawai fokus bekerja. Satu lantai dibawahnya tidak terlalu sunyi dan tidak terlalu ramai, membosankan bagi Gatha. Turun satu lantai lagi, Gatha mulai lelah karena gedung ini ternyata tinggi sekali.

Dengan menggunakan lift yang ia tekan untuk turun satu lantai. Seperti itu sampai ia mulai mendapat kenyataan bahwa ia sudah sampai di lantai dua. Dan sekarang, Gatha kelelahan maksimal.

"Kenapa aku harus berjalan-jalan seperti orang gila?!" Teriaknya tiba-tiba mengagetkan orang yang berada di sampingnya.

"Kaget mama." Kata orang disampingnya sambil memegang jantungnya yang berdegup kencang.

"Duh, maaf ya."

Gatha akan menekan lantai paling atas kembali dan ia terkaget melihat banyaknya lantai di gedung ini. Ia harus naik ke lantai lima belas agar bisa bertemu bosnya lagi.

"Aku sangat kurang kerjaan." Katanya pada diri sendiri, "Makanya jangan sok jalan-jalan dong Gatha." sambungnya.

"Kan kau juga Gatha." Gatha sekarang sudah mulai tidak waras karena kelelahan. Ia membutuhkan istirahat.

Sampai pada lantai paling atas Gatha dikejutkan dengan Sean dan Marcella yang berciuman dengan panas dengan menempel pada tembok.

"Aish, ini membuatku frustasi."

Gatha mulai mengambil nafas dengan rakus, "KALAU MAU MESUM JANGAN DISINI!!!"

Gatha terengah-engah usai meneriaki dua sejoli yang menatapnya dengan nafas naik turun yang dahsyat sambil melotot. Ini bukan salah Gatha, tentu saja.

The Perfect Devil [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang