Selamat membaca!!
Gavin dan Sean serta undangan dibawah menatap Marcella dan Agatha bergantian. Gaun yang dibalut berlian yang mengkilap rancangan desainer terkenal juga make up natural mereka. Sempurna.
"Kau takkan bisa tidur malam ini Sean." Kata Gavin yang tanpa menatap Sean.
"Sebelum ngasih tau orang, lihat keadaanmu dulu Gav." Kata Sean membalas.
"Benar."
"Aku akan menghabiskan malam indah." Kata Sean tanpa ragu. Gavin memukulnya dengan kencang membuat Sean meringis menahan sakit.
--
Mereka berbincang dengan normal menutupi kekesalan masing-masing. Marcella yang kesal karena Sean lebih suka berjabat tangan dengan koleganya apalagi dengan kolega wanita rasanya ubun-ubun Marcella akan pecah.
Sedangkan Gatha merasakan kembali rasanya sekolah yang tak usai-usai. Sepertinya waktu sangat berjalan lambat karena bahkan untuk mengumpulkan tamu butuh waktu dua jam lebih.
"Jadi kapan kita pulang pak bos?" Tanya Gatha sambil berbisik.
"Mulai saja belum, mau pulang." Jawab Gavin ketus.
Gatha memanyunkan bibirnya. Tiba-tiba punggungnya merasakan sesuatu.
"Maaf nona." Seseorang dengan balutan jas mewah membungkuk untuk meminta maaf.
Gavin yang melihat itu menatap tajam pria yang sudah menjadi rivalnya sejak lama. Apapun yang dimiliki Gavin ujung-ujungnya akan dimiliki pria tersebut.
"Tidak apa-apa tuan." Kata Gatha sopan.
"Kenalkan, saya Dave." Pria tersebut mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Agatha.
Agatha yang tidak terlalu suka dengan pria tersebut karena sangat terlihat bahwa pria tersebut membenci bosnya.
"Agatha tuan." Agatha menerima jabatan tangan Dave dan tersenyum manis.
Dave tersenyum menatap Gatha dari atas hingga bawah. "Kau cantik."
Gatha tersenyum risih dan itu terlalu kentara bahkan jika dilihat melalui sedotan. Gatha sangat bisa mengontrol wajahnya jika orang tersebut tidak terlalu membuatnya geram. Namun, bukankah ini termasuk pelecehan dengan mata? Bahkan dipertemuan pertama sudah pegang punggung.
"Gatha, kesini." Kata Gavin sambil memegang tangannya.
Dave tersenyum kepada Gavin yang terlihat sangat menjaga Agatha.
"Dibayar berapa?" Tanya Dave dengan tiba-tiba. Dan yang paling menjengkelkan suaranya terlalu lantang.
Agatha melotot. Ia ingin mengambil garpu dan mencolok matanya.
"Kau pikir aku jalang, tuan?" Tanya Gatha dengan senyum manis.
Dave tersenyum, menyukai sikap wanita didepannya yang tidak takut sama sekali.
"Lalu?" Tanya Dave memancing jawaban Gatha.
Diluar dugaan, Gatha dengan cepat meraih tangan Gavin. Menggandengnya sambil tersenyum manis.
"Kami tunangan." Kata Gatha membuat Gavin bahkan Marcella menahan nafas.
"Gatha sangat frontal." Bisik Sean ke telinga Marcella.
"Aku berpikir berapa kali ia melakukan hal-hal diluar nalar dalam sehari?" Tanya Marcella balik.
Mereka mengacuhkan pertanyaan tanpa jawaban tersebut. Lebih baik menonton hal menyenangkan ini daripada berdebat tentang hal tidak penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Devil [REVISI]
RomanceDONT COPY MY STORIES!! REVISI [Mode Private] Liburan ke Russia yang dirasa akan menyenangkan, namun yang terjadi malah sebaliknya. Kehilangan sahabat yang dibawa orang asing sampai menjadi gembel di negeri asing, semua sudah dirasakannya. A...