TPD - 11. Where you get the bitch?

2.6K 125 8
                                    

Selamat membaca ^^

Gavin berjalan dengan langkah yang berat menuju mansion orang tuanya yang terlihat sedikit menyeramkan. Karena ia selalu didesak untuk melakukan apa yang tidak ingin ia lakukan.  Contohnya sekarang, ia membawa wanita yang dipilih oleh Agatha tadi sore.

"Bersikaplah baik." ucap Gavin tiba-tiba.

"Ya, aku akan bersikap sangat baik di depan calon mertua." jawab wanita tersebut sambil menempelkan dadanya ke lengan Gavin.

Gavin melihat wanita tersebut dengan mata yang tajam, memperingatkan. Ia tidak suka dengan wanita yang agresif, sepertinya kali ini Gatha salah memilih.

Mereka memasuki mansion dengan perasaan yang berbeda. Gavin yang sudah tegang mengingat Ibunya yang amat sangat teliti, sedangkan wanita disampingnya tersenyum seolah keluarga Gavin bukan apa-apa.

Gavin membuka mansion dan tercengang melihat ibu dan ayahnya di balik pintu dengan tatapan menyelidik.

"Astaga. Ya ampun kaget." Kata wanita tersebut dengan nada yang manja.

"Siapa ini?" Tanya ibu Gavin, Margaretha.

"Katanya suruh bawa calon." Ayah Gavin mengangkat salah satu jempolnya.

"Kamu hebat Gavin."

Ayah Gavin menatap manis wanita disamping Gavin, ibu Gavin saat ini sedang dalam masa ingin melahap semua orang. Gavin mengode dengan gerakan mata untuk memberhentikan ayahnya yang sangat menyukai wanita.

"Saya Lucy, salam kenal." Kata wanita yang dipilih Gatha kemarin dengan senyum senang.

"Jalang darimana?" Kata-kata tak berperasaan tersebut keluar dari mulut sang tuan rumah, Margaretha.

"Jangan dihiraukan, mari masuk."

Gavin membawa masuk Lucy dan meninggalkan Margaretha di depan pintu. "Minta dijambak." Gumam Retha.

Walaupun sudah berumur namun Retha masih seksi dan sangat cantik. Perawakan seperti model dan memang mantan model itu sulit ditolak pesonanya.

"Cantikan juga aku kemana-mana." Gerutu Retha yang masih belum berhenti.

"Iya mama yang paling cantik."

Retha memukul suaminya yang membuat hatinya tiba-tiba berubah menjadi berbunga-bunga.

"Tapi maaf ya pa, nggak ada jatah malam ini."

Retha melewati suaminya dengan menginjak kaki Derren, suaminya dengan sengaja. Decakan keluar dari mulut Derren.

Mereka berada di meja makan besar dengan gaya klasik. Makanan demi makanan keluar dengan beberapa orang yang menyajikan. Pelayan dengan seragam membuat Lucy sedikit kagum mengingat tempatnya bukan untuk pelanggan VIP.

"Lihat apa Lucy? Makan, nanti dingin." kata Derren sambil tersenyum.

Retha sudah muak dengan semua ini, suaminya berani main mata dengan jalang yang bersama anaknya. Ini berita buruk.

Gavin menatap mamanya dengan datar. Sudah dipastikan malam ini gagal.

Mereka mulai makan dengan tenang, Lucy mulai kebingungan dengan keadaan perutnya. Ia merasa mual.

Lucy menghentikan makannya. "Kenapa? Diet?" Kata Retha tiba-tiba.

Lucy yang bingung menjawab "Iya, Miss."

"Tapi bohong tuh, kau hamil? " semua orang yang ada di meja makan tersentak.

Lucy mulai kebingungan dan berkeringat, orang tua ini sangat membuatnya frustasi.

The Perfect Devil [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang