part 4

249 14 1
                                    

                 ~ Happy reading 🖤

Pov Santi.

"Astaga, si curut ke mana sih? Mana bentar lagi dosen masuk," batin gue.

"San, Kia ke mana?" tanya temen gue, namanya Ivan.

"Tanya aja sama, Mbak googel," ketus gue.

"San, gue serius!" bentaknya.

"Gue ga--"

"As'salamualaikum," potong Pak Dosen.

'Kia, luh di mana?' pikir gue.

"Waalaikumus'salam." jawab gue dan temen sekelas.

"Ko itu bangku, Kia kosong? Kemana, Kianya?" tanya Pak Dosen.

'Gue harus jawab apa? Mana semua temen kelas liat ke arah gue'

"Woy, San jawab napa!" bentak Ivan.

"Tadi, Kia izin ke toilet sampai sekarang belum juga kembali ke sini." jelas gue.

'Astaga, baru kali ini gue ngomong nya gugup'

"Kenapa luh gak anterin, Kia?" Budubuset sejak kapan nih makhluk astral peduli sama si curut.

"Kia, nya gak mau." ketus gue.

"Sudah-sudah jangan pada berantem ... Santi, coba kamu cek Kia di toilet!" suruh Pak Dosen.

"Iya, Pak." dengan males gue keluar kelas.

"San, gue ikut," teriak Ivan. "Boleh kan, Pak?" sambungnya.

"Yasudah cepetan,"

*****
"San, luh buruan masuk!"

Tanpa menjawab omongan Ivan, gue masuk ke toilet.

"Kia, luh di mana?" teriak gue di dalam toilet.

"San, talongin gue,"

Bentar-bentar, itu kan suara Kia. "Kia, luh di mana?" teriak gue.

Pasalnya dalam satu toilet yang di kampus hanya terdapat 10 ruangan kecil. Nah, yang jadi pikiran gue. Kan tadi gue udah liat semua ruangan, tapi gak ada si Kia. Tapi tadi ada suara dia terus minta tolong lagi, apa jangan-jangan toiletnya ada hantu nya lagi.

"Aaaa ...," teriak gue dengan berlari ke luar toilet.

Bruk!

"San, luh kenapa?" hadus ini orang halangin jalan gue aja.

"Tadi kan, gue cek toilet yang di dalam gak ada Kia. Tapi pas gue dah cari satu persatu di dalam tailet, ada suara Kia minta tolong," ungkap gue dengan gemetar.

"Luh, gak bohong kan?"

"Astaga, mana ada pagi-pagi gue udah bohong," ketus gue.

"Cek sekali lagi!"

'Buset dah udah tau gue takut pake di suruh cek lagi'

"Luh aja," ketus gue dengan berjalan.

"Berdua," ujarnya dengan menarik tangan gue masuk ke dalam.

"Kia," teriak Ivan sambil membuka satu persatu pintu tailet.

"Ada gak?" tanya gue dan di balas anggukan oleh Ivan.

"Kan, gue tadi bila ap--"

"Berisik anjing," potong Ivan dengan berjalan keluar.

'Astagfilullah, untung gue sabar kalou gak udah gue patahin tu tulangnya'

  Jangan lupa komen dan vote ya gusy🖤

Follow Ig syfmldzx_

Maap typo.

Part 4 hanya kusus Santi dan Ivan.

#Krisan_Saran

CEO KEJAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang