»»--⍟--««
"Bangsat!" ucap Yongguk sambil ngelempar tasnya ke atas meja. Dia nyamperin Youngjae yang sibuk nonton film di laptopnya.
Kelas masih sejam lagi. Daripada pulang, Youngjae lebih milih buat nunggu di kampus. Sekalian hemat bensin juga.
Yongguk sendiri niatnya mau pulang, tapi begitu sampe parkiran, dia langsung muter balik lagi ke kelas.
"Kenapa lo?" tanya Youngjae yang langsung ngelepas earphone di telinga kirinya.
Yongguk nggak jawab. Youngjae inisiatif ngelirik ke arah jendela. Kelas mereka ada di lantai 2. Dan dari posisi duduknya yang di deket jendela, Youngjae bisa lihat parkiran yang biasa dipake sama mahasiswa Agribisnis.
"Aahhh, paham gua sekarang," katanya waktu dia lihat ada Yerin yang boncengan sama salah satu kakak tingkat yang Youngjae juga kenal.
Lee Minhyuk.
"Baik-baik nggak lo?"
Yongguk berdecak. Youngjae ketawa kecil. Kali ini dia lepasin earphone di telinga kanannya juga. Terus tutup laptopnya.
"Bukannya mereka satu gereja?"
Yongguk anggukin kepalanya.
"Terus kenapa?"
"Mereka sering kelihatan bareng akhir-akhir ini. Bukan cuma sekali ini. Kemaren juga gua lihat Yerin sama dia makan di angkringan."
"Terus?" tanya Youngjae lagi.
"Ya udah. Itu aja."
"Lo marah?"
"Ya menurut lo aja, Jae."
"Menurut gua sih, lo nggak ada hak buat marah, lo berdua kan udah nggak ada status."
Sial. Begitu kata Yongguk dalem hati. Youngjae bener. Tapi tetep aja dia kesel setengah mati.
"Tapi masa cepet amat dia dapet orang baru? Jangan-jangan dia mutusin gua yang karena beda keyakinan itu cuma sekedar alasan doang, aslinya karena dia udah nggak cinta lagi sama gua dan deket sama orang baru."
Youngjae ketawa kecil lagi. Kali ini sambil geleng-gelengin kepalanya. Terus nepuk bahu Yongguk.
"Nggak gitu konsepnya, brader. Yerin tuh bucin banget ke lo, cuma ya dia mutusin berhenti karena perasaan dia makin dalem sedangkan dia tahu ujung hubungan lo berdua ini bakal gimana. Orangtua lo berdua sama-sama tipe taat banget sama agama. Lagian, emang lo mau ganti keyakinan kalau terus berlanjut sampe lama, bahkan sampe ke jenjang pernikahan?" tanya Youngjae bikin Yongguk diem.
Dari awal dia sama Yerin pacaran, permasalahannya ya cuma ini. Selalu ini.
"Kalau lo nggak mau, ya dia pun nggak bakal mau. Malah kalaupun mau, itu aneh dan patut dipertanyakan."
Yongguk noleh ke Youngjae.
Dia lempar pandangan bertanya 'maksudnya?' ke Youngjae.
"Tuhannya aja bisa dia tinggalin, apalagi manusia biasa kayak lo?"
Pengen banget rasanya Yongguk nonjok orang buat nyalurin rasa kesel. Youngjae misalnya. Tapi hal itu nggak mungkin Yongguk lakuin.
Youngjae bener. Dia itu cuma manusia biasa. Ngarep apa sih?
"Dia mutusin hubungan lo berdua biar perasaan lo berdua nggak makin jauh dan dalem, mau sekarang atau besok, ya sama, ujung-ujungnya bakal putus juga. Cuma daripada ditunda-tunda mending dicepetin. Biar sakitnya nggak terlalu sakit."
"Ah brengsek juga lo, Jae." Kata Yongguk sambil senyum miris.
KAMU SEDANG MEMBACA
96Pride; 96line
Fanfictionsekedar cerita keseharian tentang mereka yang lahir di tahun 1996