Videocall Terus

1.5K 255 13
                                    

Nyatanya satu bulan itu lumayan lama. Tiap Mika tanya Mama udah satu bulan apa belum, jawabannya selalu belum. Hmm. Mika kan pengen buru-buru main lagi sama A Iyo.

Sebagai gantinya Mama menelfon Mario hampir tiap waktu untuk Mika. Gak selalu di jawab sih, kadang kan Mario masih sekolah, atau gadgetnya lagi dipakai ngerjain tugas. Enak ya kalau sudah punya gadget sendiri. Mika masih aja belum dikasih sama Papa, jadi numpang sama Mama terus.

"A Iyo!" Mika selalu berseru ketika Mario mulai mengangkat sambungan videocall. Menampakan Mario yang masih memakai seragam bersandar pada sofa dan membuka maskernya. Sepertinya bocah itu baru pulang sekolah. (Anggap saja dunia sudah sangat lebih baik dari hari ini.)

"Hai, Mika." Sapa Mario, tampaknya bocah itu kelelahan.

"A Iyo, baru pulang sekolah ya?" Mario mengangguk.

"Mika udah pulang dari tadi dong." Kata Mika pamer.

Ya jelaslah bocah Paud mah nyanyi, pulang. Batin Mario. (Bocah Paud yang tersinggung, salahin Mario aja ya.)

"Aa kapan ke sini laginya? Ko lama?"

Perasaan Mario dia baru kemarin lusa deh sampai rumah. Kata Ibu kan satu bulan. Baru ke Bandung lagi, ke nikahan Om Arka. Mario juga tidak tahu sih, Om Arka itu yang mana.

Iya betul. Baru 3 hari sejak Mario pulang, jadi wajar Mama bilang 'belum-belum' terus tiap Mika nanya. Yah abis Mika pikir udah lama sih. Tahunya baru 3 hari.

"Hmm. 27 hari lagi." Jawab Mario setelah berpikir lama. Satu bulan kata Mbak kan 30 hari, sudah di rumah tiga hari. 30 dikurangi 3, di kepala 20, 10 di kurangi 3 sama dengan 7. Jadi jawabnya 27 hari. Yes! Mario berbangga dalam hati karena bisa berhasil menghitungnya.

"Dua puluh kan banyak."

"Iya."

"Hmm. Mika kan kangen, mau main."

Hehe.

Mario bersemu. Ko gitu ya. Mending Mario ngomongin yang lain deh. Malu.

"Mika aku mau beli hadiah sama Ibu nanti sore. Kamu mau hadiah apa?"

"A Iyo mau beliin Mika hadiah?" Mata bulat Mika makin melebar.

Mario mengangguk.

"Yeay!" Mika sudah senang duluan. Kamera berputar-putar sesaat dan muka Mika hilang dari layar.

"Mika mau unicorn." Ujar Mika ketika wajahnya nampak lagi di layar. Tumben kagak Elsa-Elsa mulu.

"Ya udah, nanti aku cariin ya."

"Yeay! Makasih A Iyo." Mika tertawa riang. Lalu dia manyun mendekat ke kamera. "Muachhhh."

Eh?

Mario kontan menjauhkan gadgetnya dari wajahnya. Pipinya jadi merah lagi deh.

Pas Mika sudah menjauh dari kamera, layar handphone Mama ko gak ada muka Mario lagi. Lho??

"Mamaaaa. Hapenya mati." Maksudnya videocallnya yang mati, bukan hapenya. Tapi terlalu ribet buat dikatakan oleh Mika, jadi yang gampang aja.

Iya, Mario kabur gaes.

Antara Mika, Moka dan Mario - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang