Kembali bertemu

1.6K 264 11
                                    

Setelah mendengar Mario akan kembali ke Bandung, Mika sudah tidak sabar menunggu. Saat para orang tua sibuk mempersiapkan ini itu untuk pernikahan Om Arka, Mika malah sibuk bertanya pada Mamanya.

"Ko, A Iyo belum dateng?" Tanyanya yang entah ke berapa kali hari itu.

"Belum sayang, nanti sore sampainya."

"Oke." Mika lalu memeluk perut Mama Lita. "Dede, A Iyo mau datang hiiii." Katanya gemas mengelus-elus kan pipi ke perut Mama yang mulai bundar.

Lalu setelah sepuluh menit, ketika Mario belum juga datang, Mika akan kembali ke Mama dengan pertanyaan yang sama.

Moka yang sejak awal nangkring di atas sofa, sampai pusing sendiri liat Mika bolak-balik. Set daaaah bocah!

Menjelang tengah hari, akhirnya sosok yang ditunggu pun datang juga.

Hanya saja loyo, karena habis perjalanan jauh. Dia sedang dalam gendongan Mamanya terkulai lemas, sementara kakinya yang lumayan sudah panjang menjuntai lemah.

Mika hendak segera menyapa, tapi Mama menahan.

"Nanti, ya. A Iyonya cape, biarin bobo dulu."

Mika pun mau tidak mau menurut juga. Iya mengintil Uwanya dalam diam ke kamar tamu di rumah nenek.

Uwa menyapa dengan suara pelan, lalu mau mengajak Mika keluar. Tapi Mika tidak mau, dan memilih menunggu A Iyo bangus saja.

Habis itu dia cuma duduk-duduk di atas single sofa, diikuti Moka yang ternyata mengintil juga. Sementara Mario tidur pulas di atas kasur.

"Bobonya lama ya?" Ujar Mika.

"Meong!" Iya nih bocah, datang-datang molor.

Karena bosan, Mika akhirnya mengajak Moka main kejar-kejaran, dengan mainan tikusnya. Dan itu malah membuat Mario terbangun. Tahu gitu Mika main dari tadi.

"A Iyo bangun!"

Mario bangkit dari tidurnya, mendudukkan tubuhnya dengan perasaan masih linglung. Dia menatap sekeliling yang asing, lalu Mika yang sudah naik ke atas kasur bersama Moka.

Mario tersenyum sambil menggosok matanya yang masih sepet. Akhirnya bisa main ke Bandung lagi.

"Hallo, A?" Sapa Mika.

Mario tersenyum dan melambaikan tangan sambil menguap.

"Ah!" Dia jadi ingat sesuatu. Mario langsung celingak-celinguk mencari sesuatu. Sebuah goodybag bersandar di kaki ranjang bersama tas milik Ibu yang lainnya. Mario langsung beringsut dan merogoh sesuatu dari dalam goodybag itu.

Sebuah kotak dibalut kertas kado disodorkan ke hadapan Mika. Gadis itu langsung sumringah. Dia bangkit dan loncat-loncat di atas kasur.

"Yeay! Yeay!" Soraknya gembira.

Moka yang sedang enak rebahan di atas kasur terpental-pental akibat guncangan yang dibuat Mika.

"Meong!" Woy, jangan rusuh!

Setelah kegembiraannya reda, Mika lalu mengambil hadiah itu dari tangan Mario. Mario juga ikut antusias ketika Mika membuka kertas kadonya.

"Huaaaa!" Mika berkali lipat tambah senang ketika sebuat boneka unicorn meringkuk dalam kotak kado itu.

Mario juga sama, ko unicornnya tambah lucu ya, dari terakhir dia lihat sebelum di bungkus sama Ibu.

"Makasih, A Iyo." Mika langsung memeluk Mario.

Lalu menghadiahi bocak laki-laki itu sebuah kecupan di pipi. Yah, kebiasaan Mika memang kalau senang di kasih hadiah.

Tapi itu bukan kebiasaan Mario.

Makanya bocah itu langsung salah tingkah. Pipinya langsung merah. Dia jadi malu.

Aduh. Tidur lagi aja apa ya?

Antara Mika, Moka dan Mario - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang