Jisung memasang telinganya lebar lebar saat bosnya itu membaca alamat paket terakhir yang datang.
"perumahan cheonsa nomer 9"
"saya akan antar" ucap Jisung mengambil paket itu dan langsung tancap gas mengantar banyak paket
Pemuda tinggi itu suka mengantar lebih banyak paket, semakin banyak paket semakin banyak juga bonusnya, begitu pikir Jisung, padahal bonus dari bos mereka juga tidak seberapa.
Jisung mengantar paket ke perumah cheonsa terlebih dahulu, karena perumahan itu memang dekat dengan tempatnya bekerja.
Sesampai disana ia lihat pagar rumah terbuka, Jisung masuk kemudian berteriak didepan pintu "permisi paket"
Ceklek
Pintu rumah terbuka menampakkan pemuda manis yang tak lebih tinggi dari dirinya.
"apa benar ini Zhong Chenle" tanya Jisung memastikan nama penerima paket sudah benar
"benar sekali, terima kasih"
Blamm
Pintu tertutup, Jisung sedikit terkejut, pemuda manis itu sangat cepat mengambil paket lalu menutup pintunya.
Jisung menggelengkan kepala heran, kemudian melanjutkan pekerjaannya mengantarkan paket.
────────────
"Park Jisung" panggil seseorang di pinggir jalan, dia adalah Lee Haechan, orang yang menyukai 'temannya Jisung'.
Jisung menghentikan motornya di pinggir jalan, ia berhenti di dekat pria berkulit tan itu.
"Lee Haechan kenapa kau disini" tanya Jisung
"aku akan membeli jus, oh iya aku mau tanya" Haechan mendekat ke sepeda Jisung "apa kau mengantar paket ke perumahan cheonsa nomer 9?"
"baru saja aku mengantaranya, atas nama Zhong Chenle, dia manis hanya saja.." Jisung menggantung kalimatnya
"hanya saja apa" Haechan menatap Jisung penuh selidik
"tidak, dia mengambil paket dan langsung menutup pintunya dengan keras, aku sedikit terkejut" Jisung mengingat kejadian itu "tapi dia manis" secara tak sadar Jisung tersenyum
Haechan menatap jisung sedikit aneh, 'kenapa pria ini' begitu pikirnya
"dia temanku, pasti dia sangat senang paket itu datang, lihat saja sebentar lagi dia akan menelponku dan pamer" Haechan membuka ponselnya kemudian menyalakan paket data, dan benar saja
Chenle calling
"lihatlah dia menelpon, aku duluan ya Jisung" Haechan putar balik kemudian mengangkat telepon, sepertinya tidak jadi membeli jus.
Jisung menatap heran pada pria yang menyukai temannya itu, tak ingin ambil pusing, Jisung menyalakan mesin motornya lalu tancap gas mengantar paket yang lain.
────────────
Matahari mulai tenggelam, pria tinggi itu memarkir motor di garasi rumahnya.
"baru pulang?" tanya pria paruh baya dari dalam rumah
Jisung mengangguk, menghampiri pria itu lalu memeluknya.
Byun/Park Baekhyun selaku oknum yang dipeluk Jisung sedikit terkejut dengan tingkah sang anak.
"anak bunda kenapa ini" tanya Baekhyun dengan mengelus kepala Jisung
Jisung melepas pelukannya "Jisung capek bun"
"yeuhh si malih suruh siapa kamu kerja" ucap baekhyun masuk kedalam rumah
"ya kan gabut, dari pada gak ada kerjaan mending Jisung kerja" Jisung masuk dan mengambil air dari dalam kulkas lalu meneguknya sampai habis.
Baekhyun menggelengkan kepalanya, tak habis pikir dengan pemikiran sang anak, Park Chanyeol selaku ayah Jisung jelas sangat mampu membiayai mereka, tapi sang anak malah ingin bekerja dengan alasan gabut.
"bun Jisung pengen pindah sekolah"
Baekhyun terkejut mendengar ucapan jisung, kemudian menghamipiri sang anak dan duduk di depannya "kenapa? ada yang ganggu kamu di sekolah? makanan di kantinnya gak enak? gurunya jahatin kamu?" Baekhyun tanya dengan bertubi tubi
Jisung menggelengkan kepalanya "gak gitu bunda, sejak kita pindah kesini Jisung ngerasa sekolahnya kejauhan, Jisung mau sekolah deket sini aja"
Baekhyun mengangguk paham "yaudah nanti bunda yang urus"
Jisung tersenyum mengucapkan terima kasih kepada bundanya itu lalu melenggang pergi ke kamar pribadinya.
────────────
Jangan lupa tinggalkan jejak vote
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurir (chenji)
Teen FictionHanya kisah cinta seorang penerima paket dan sang kurir WARNING BXB