10

1.2K 160 3
                                    

Hari minggu tiba, Chenle tengah berada seorang diri dikamarnya, tidak mau keluar makan, bahkan namja manis itu tidak mandi sejak pagi.

Semua ini terjadi karena sang baba menolak Chenle ikut liburan, alasannya karena ingin quality time bersama sang istri.

Bukan liburan jauh, hanya berkeliling yang penting berdua, Lucas enggan mengajak Chenle karena takut sang anak merengek saat mereka berdua sedang beromansa.

Maid di rumah Chenle sudah berkali kali mengetuk kamar Chenle untuk sekedar menawari makan atau memberi tau acara tv favoritnya sudah tayang, namun pintu kamar namja manis itu tetap tidak terbuka. Maid disana juga sudah berusaha menghubungi kedua orang tua namja manis itu, namun tak ada satu pun jawaban.

Ceklek

Beberapa maid di sana langsung menoleh ke arah pintu yang terbuka, menampakkan Chenle dengan penampilan yang sudah rapi.

"tuan muda makannya-" belum selesai maid itu berbicara Chenle sudah memintanya berhenti dengan gerakan tangannya

Chenle keluar dari rumah tanpa mempedulikan beberapa maid yang tengah memanggilnya. Namja manis itu terus berjalan tak tentu arah sampai ia mendengar suara bel motor dari belakang.

Tinn tinn

Chenle menoleh ke arah sumber suara, seseorang dengan sepeda motor berhenti di samping Chenle, turun dari motor lalu membuka helmnya.

"Jisung.." Chenle merengek lalu menubruk Jisung dengan pelukan

Jisung membalas pelukan Chenle sambil mengusap punggung namja manis itu agar tenang.

Tak lama kemudia pelukan itu terlepas, Jisung beralih menangkup kedua pipi Chenle, menatap dalam mata Chenle yang mulai berkaca kaca "Lele kenapa"

"hiks Jisung, baba gak sayang Lele, eomma sama baba pergi Lele gak boleh ikut"

Tangis namja manis itu pecah, Jisung kembali mendekap erat kekasihnya itu. Jisung melihat Chenle sangat menggemaskan jika begini, 'apa gue pacaran sama anak kecil?' batin Jisung

Jisung melepas pelukannya, manangkup wajah sang kekasih sembari menghapus air matanya. Ia tak ingin meninggalkan namja manis ini, namun masih ada beberapa paket yang harus ia antar.

"Jisung masih ada paket yang belum di antar, Lele ikut Jisung dulu ya" ucap Jisung yang dapat jawaban anggukan dari Chenle

Hanya tinggal beberapa paket kecil saja, Jisung memindahkan tas paket ke bagian depan motor agar Chenle bisa duduk nyaman di belakangnya.

Jisung benar benar membawa Chenle bersamanya untuk mengantar paket. Saat tiba di alamat pemilik paket, Jisung akan mengetuk pintu dan Chenle menunggu di samping motor.

"ini paket terakhir, tunggu ya habis ini kita makan" Jisung mengusak rambut Chenle gemas

Chenle memperhatikan Jisung mengetuk pintu, lalu muncul seorang perempuan cantik yang mengambil paketnya. Jisung terlihat mengobrol dengan perempuan itu, karena merasa obrolannya cukup lama Chenle memutuskan untuk menyusul Jisung.

"Jiji ayo" ucap Chenle sambil memeluk lengan Jisung

Perempuan tadi melihat Chenle dengan tatapan tidak suka, Chenle tidak peduli, sepertinya ia telah menyelamatkan Jisung dari perempuan gatal.

"saya permisi" ucap Jisung yang dibalas senyuman oleh perempuan tadi

Jisung menghampiri motornya dengan Chenle yang masih memeluk lengannya, Jisung merasa kekasihnya ini sangat menggemaskan, ia mencubit pipi Chenle pelan, takut Chenle kesakitan jika cubitannya kuat.

*

Kini kedua namja itu sedang berada disebuah cafe, memesan makanan ringan dan minum untuk mengganjal perut mereka.

Jisung tersenyum melihat sang kekasih meminum milkshakenya dengan tenang. "kamu sarapan apa tadi?"

Chenle menggelengkan kepala "Lele pundung sama baba, sama eomma juga"

Jisung menganga sebentar lalu kembali menutup mulutnya "terus gak makan? nanti kalau sakit gimana?"

Chenle terdiam menundukkan kepalanya, Chenle memang tidak memikirkan apa apa tadi, hanya pundung lalu berdiam diri di kamar saja.

"ayo ikut, kita ke rumah Jisung ya" tawar Jisung dengan nada yang lembut

"ke rumah Jisung?" tanya Chenle yang mendapat jawaban anggukan

'ke rumah Jisung? Nanti ketemu orang tua Jisung? ketemu calon mertua Lele?' batin Chenle senang

Jisung menggenggam tangan Chenle, membawa kekasihnya itu keluar dari cafe lalu pergi ke rumahnya.

Kurir (chenji)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang