Pagi hari suasana kelas cukup sepi, hanya ada Renjun disana hendak membuka bungkus nasi uduknya.
“punten, ada orang?”
Mendengar suara itu Renjun langsung mengalihkan pandangannya ke arah pintu, ada Jaemin disana tengah menyembulkan kepalanya dengan cengiran khas sebagai pelengkap.
“masuk, ngapain di pintu” ucap Renjun sambil membuka nasi uduknya
Jaemin menurut, ia melangkah masuk menghampiri Renjun yang mulai sibuk dengan nasi uduknya. Namja tinggi tampan itu meletakkan sebuah surat di meja Renjun, tepat di samping bungkus nasi uduknya.
“apa ini” tanya Renjun
“suratnya Jisung, titip ya”
Jaemin mengusak rambut Renjun karena gemas, detik berikutnya ia sudah berlari cepat keluar kelas sebelum kena semprot oleh pria bernama Huang Renjun.
“NA JAEMIN RAMBUT GUE BERANTAKAN”
Renjun pergi ke wastafel untuk mencuci tangan lalu merapikan rambutnya, tanannya tadi sudah kotor karena ia gunakan untuk makan.
“RENJUNN” Haechan datang bersama Chenle dengan langkah ceria
“noh le surat Jisung ada di meja gue”
Chenle langsung saja masuk ke dalam kelas dikuti oleh kedua temannya itu, ia membuka surat yang Renjun maksud dan membaca isinya dengan seksama.
“KOK SURAT IZIN SAKIT” Renjun Haechan langsung menutup telinganya
“sstt Lele tenanglah” Haechan mencoba menenangkan temannya itu agar tak semakin berisik
“jika itu surat cinta maka surat itu akan langsung diberikan kepadamu” ucap Renjun lalu kembali melahap nasi uduknya
“hahh yasudah, Lele mau kerumah Jisung sepulang sekolah” Chenle mendudukkan dirinya dikursi dan meletakkan kepalanya dimeja
Kringg kring..
Tak terasa bel masuk sudah berbunyi, bahkan Chenle tidak sadar tiba-tiba kelasnya sudah penuh saja, bahkan langkah kaki sepatu guru sudah mulai terdengar.
“PAK TAEIL” sapa seisi kelas
Taeil berdiri dengan percaya diri dan senyum yang mengembang “hari ini kalian kedatangan teman baru, silahkan masuk”
Seorang perempuan cantik nan tinggi masuk dari pintu, ia berjalan ke arah Taeil dengan anggunnya.
“perkenalkan diri kamu” perintah Taeil yang mendapat anggukan dari murid baru sebagai jawaban
“namaku Shin Yuna, aku pindah ke kota ini karena orang tua ku memiliki pekerjaan disini, mohon bantuannya”
Terdengar suara bisik-bisik dari murid yang lain, banyak yang mengatakan murid baru itu cantik, bahkan badannya sangat bagus membuat beberapa siswi menjadi iri.
“cantik tapi sepertinya dia palsu” Haechan berbisik pada Renjun
“apa maksudmu” Renjun menatap Haechan masih dengan berbisik
“entah kenapa tapi dia terlihat tidak alami, feeling ku sudah buruk mengenai dia”
“kamu duduk di samping Chenle” ucap Pak Taeil
Chenle terkejut ketika namanya di panggil, sedari tadi ia duduk seperti orang linglung sembari memikirkan Jisung.
“Chenle duduk sama Jisung pak” Haechan menjawab
Taeil terlihat berpikir, matanya melihat ke seluruh penjuru kelas, ia terus melihat-lihat sampai pandangannya terhenti pada kursi paling belakang di pojok kiri kelas.
“kamu duduk di pojok sana” Taeil menunjuk kursi di belakang dengan dagunya
*
Tak terasa bel pulang sudah berbunyi, saat bel berbunyi seisi kelas langsung saja berlarian keluar, tersisa 4 orang di kelas, Haechan, Renjun, Chenle, dan anak baru itu. Haechan, Renjun tengah berusaha membangunkan Chenle yang tengah tertidur, sejak jam pelajaran terakhir Chenle memutuskan untuk tidur dan untungnya guru pengajar tidak melihatnya. Mengenai anak baru itu, mereka tidak tau dia sedang apa, anak baru itu hanya fokus pada ponselnya.
“bangun, katanya mau kerumah Jisung” Renjun menarik narik hidung Chenle agar namja itu bangun
Mendengar nama sang kekasih, Chenle langsung membuka matanya lebar, ia merapikan baju beserta rambutnya lalu menatap Haechan Renjun bergantian.
“apa?” Haechan merasa tidak enak ditatap begitu
“eumm itu”
“kau ingin sesuatu tuan muda?” tanya Renjun
“hehe temenin Lele ke rumah Jisung” ucapnya malu malu
Haechan Renjun menghela nafas, sudah berpacaran hampir sebulan tapi masih saja begini, Chenle malu jika ke rumah Jisung sendirian.
“mau ya” ucapnya sambil sedikit beraegyo
“yaudah ayo” Haechan berdiri dari duduknya lalu berjalan santai keluar kelas “TRAKTIR SEBLAK YA” setelah berteriak ia segera berlari ke arah gerbang sekolah meninggalkan kedua temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurir (chenji)
Teen FictionHanya kisah cinta seorang penerima paket dan sang kurir WARNING BXB