4

1.7K 233 5
                                    

Mereka berempat sudah sampai di kantin, Jisung berdecak kesal saat tiba tiba kepalanya di toyor keras oleh Lee Jeno.

"woah Park Jisung" jeno menoyor kepala jisung

"heh kepala bayi gue" Nana atau Na Jaemin segera meraih kepla Jisung dan mengusak bekas toyoran jeno

"yo guys apa kabar" sapa seorang bule kanada yang di ketahui namanya Mark Lee

"hai kak Mark" sapa Haechan sambil menggeser duduknya

"Mark aja nih yang disapa" sindir Jeno sambil mendudukkan pantatnya di kursi

Begitupun juga dengan Jaemin. Posisi duduk sekarang Chenle-Jisung-Jaemin, di depannya ada Renjun-Haechan-Mark-Jeno.

Tidak terlalu banyak bicara, Lee Jeno mencatat pesana mereka dan pergi memesan, kemudian ia kembali duduk tenang menunggu makanan datang.

Hening, semua sibuk dengan ponsel masing masing sampai suara chenle memecah keheningan.

"AKH, WOI, HAECHAN ANJIR KAN GUE MATI" teriak Chenle, ia mabar game dengan Haechan, juga Renjun, namun namja mungil itu nampak tenang tidak seperti mereka berdua.

"Chenle berisik" ujar Jisung

"wahh akhirnya Jisung ngomong" ucap Chenle menoleh ke arah jisung

Jisung terdiam, ia sedang menetralkan detak jantungnya yang ntah kenapa mendadak berdebar.

"ihh kok diem lagi" ucap Chenle lalu kembali fokus pada gamenya

Tak lama kemudian pesanan mereka sampai.

────────────

Bel pulang sudah berbunyi, semua orang sudah keluar dari kelas, tersisa Haechan, Renjun, Chenle, dan Jisung saja. Mereka sedang menunggu Jisung menyalin materi pelajaran yang tertinggal.

Karena Jisung baru saja pindah, dan materi di sekolah lamanya tertinggal jauh dengan materi di sekolah barunya. Hal itu membuat Jisung harus menyalin dan mempelajari 2 bab sekaligus.

"lama, udah sampai mana" ucap Renjun yang sudah setengah mengantuk

"bawa pulang aja buku kita" kata Haechan

Jisung melepaskan pulpennya, ia duduk tegap lalu sedikit melakukan peregangan "terus siapa yang ngajarin"

"kita ke rumah Lele aja sekalian main" ucap Haechan bersemangat

"setuju" mata Renjun langsung segar

Chenle yang namanya disebut mendadak membuka mulutnya tak percaya.

"ayo cepet baba Chenle pasti udah di luar"

Mereka pun membereskan bukunya, segera keluar dan bergegas pergi kerumah Chenle.

────────────

Di dalam mobil suasananya cukup sepi, tidak ada yang membuka suara, baba Lucas fokus menyetir, Chenle tertidur di kursi depan, Haechan Renjun fokus dengan ponsel, sedangkan Jisung hanya melihat lihat jalan dari kaca jendela mobil.

Tak lama kemudian mereka sampai, Haechan dan Renjun langsung saja membuka pintu dan masuk kedalam rumah Chenle seperti rumah sendiri.

Jisung terdiam menatap rumah Chenle, perumahan Cheonsa nomer 9, ternyata benar Chenle adalah si manis penerima paket yang sering Jisung temui saat mengirim paket.

"Jisung ayo masuk" Chenle menarik tangan Jisung untuk masuk ke dalam rumahnya.

Sesampainya di rumah Haechan, Renjun, Chenle langsung berhamburan ke meja makan, Jisung berjalan santai menyusul mereka.

"eh aduh ganteng siapa ini, ayo sini duduk" Jungwoo menghampiri Jisung dan menggiringnya ke meja makan.

"tante uwu ini ada yang ganteng langsung disamperin" ucap Renjun

"tau nih eomma, Lele aduin baba nanti" ucap Chenle lalu meminum segelas air

"yang ganteng kayak Jisung gini Chenle pasti suka"

"uhukk uhukk" Chenle tersedak air

"pfft kasian chan sampai kesedak" ucap Renjun sampai memukul mukul meja

"aduhh Lele hati hati minumnya" Jungwoo menepuk nepuk punggung sang anak "kalian makan ya, kalau butuh apa apa panggil aja mbak mbak yang lagi kerja, tante mau pergi ke kantor babanya Chenle"

"udah beranak pun masih suka nyamperin suami ye jun, sweet banget" ceplos Haechan

Jungwoo tersenyum "iya dong, biar harmonis hh" setelah itu jungwoo pergi keluar rumah

────────────

Tolong tinggalkan jejak vote.

Kurir (chenji)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang