[Hanya sebuah kisah klasik tentang percintaan remaja]
Nakamoto jaemin seorang murid baru, pindahan Jepang ini selalu dibingungkan dengan adanya sticky note berwarna biru pastel yang selalu tertempel didalam loker dan juga meja miliknya.
.
.
.
"Jadi...
Saat ini, jaemin tengah asik berbaring di atas kasurnya sembari membaca novel yang berjudul 'cowok rasa apel' karya Noel solitude, yang baru saja Onda belikan melalui aplikasi belanja online, katanya sih sebagai upah atau mungkin barang tutup mulut untuk jaemin agar tidak mengadu kepada bunda wina, karena Onda kemarin tidak sengaja merobek salah satu perangko yang dikoleksi bunda wina.
*Tingg
Suara notifikasi pesan dari ponsel miliknya yang membuat jaemin mau tidak mau bangkit dari acara berbaring nyamannya dan menutup novel yang sedang ia baca, jaemin turun dari atas Kasur menuju ke arah meja belajar yang dimana ponsel miliknya di letakan.
Di layar lockscreen nya menampilkan notifi chat dari nomor yang tidak ia kenal.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"ah ternyata jeno gue kira siapa" monolog jaemin yang tengah sibuk menyimpan nomor jeno.
Jaemin langsung meninggalkan ponselnya tergeletak di atas kasur yang masih menampilkan room chatnya dengan jeno.
Kaki rampingnya berlari menuruni tangga untuk mencari keberadaan sang bunda, netra bulatnya berhasil menemukan siluet sang bunda yang tengah membuat kopi untuk ayahnya di dapur.
"Bunda" sang empu yang merasa terpanggil langsung menoleh kebelakang ketika melihat anak bungsunya yang memanggil.
"Iya kenapa"
"Bunda Nana nanti mau di ajak jalan sama temen, boleh?" tanya jaemin ragu
"emang perginya sama temen yang mana?" wina membalikan badannya untuk melihat anak bungsunya.
