[Hanya sebuah kisah klasik tentang percintaan remaja]
Nakamoto jaemin seorang murid baru, pindahan Jepang ini selalu dibingungkan dengan adanya sticky note berwarna biru pastel yang selalu tertempel didalam loker dan juga meja miliknya.
.
.
.
"Jadi...
Jeno dan jaemin saat ini tengah duduk bersampingan disalah satu kursi yang memang disediakan, untuk istirahat sejenak setelah berjalan kesana-kemari ditengah hiruk pikuk pengunjung pasar malam.
Keduanya menikmati bakso bakar yang mereka beli di temani dengan celotehan konyol jeno yang membuat jaemin sesekali tertawa terbahak sampai sampai menarik perhatian pengunjung lain ke arah mereka berdua yang tengah berada di dunia mereka sendiri.
"bentar na"
Ujar jeno menghentikan kegiatan jaemin yang tengah mengunyah.
"kenapa..." tanya jaemin yang langsung terhenti karena jeno memajukan wajahnya.
Napas jaemin tercekat ketika ia dapat merasakan napas hangat jeno yang membelai lembut permukaan kulit wajahnya.
"J-jen l-lo mau ngapain"ujar jaemin gugup
Jaemin memundurkan wajahnya saat wajah jeno semakin mendekat tapi sayang pergerakan jaemin langsung tertahan karena jeno menahan tengkuknya, jaemin langsung memejamkan matanya saat ibu jari jeno mendekat kearah bibir ranum milik jaemin.
Jaemin langsung membuka matanya ketika usapan diujung bibirnya ia rasakan, ternyata jeno hanya ingin membersihkan noda saus di ujung bibir jaemin.
"Lo kalo makan kayak anak kecil, cemong sana sini"ujar jeno yang langsung menjilati ibu jarinya yang terdapat noda saus dari ujung bibir jaemin, pipi jaemin langsung memerah dan mengalihkan pandangannya ke arah lain yang terpenting ia tidak melihat wajah tidak berdosanya jeno yang terkesan nyebelin.
"makanan lo udah abis kan" mendapatkan anggukan dari jaemin, jeno langsung bangkit untuk membuang sampah.
"ayok" ujar jeno yang langsung menggenggam tangan kanan jaemin.
Ah sial pipi jaemin jadi panas lagi gara-gara jeno menggenggam tangannya, jaemin yang merasa malu akhirnya membenamkan wajahnya pada boneka kelinci yang ia pegang dengan tangan kirinya.
Lama berputar putar, jaemin langsung berhenti ketika melihat satu wahana yang menurutnya sangat menakjubkan dengan lampu yang mengitari wahana itu, sehingga membuat jeno juga berhenti dan memandang ke arah yang sama dengan jaemin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Pct: printrest)
"Lo mau naik bianglala?"tanya jeno
jaemin menoleh kesamping, "boleh"
"Iya boleh dong, ayo" jeno menarik lembut tangan jaemin yang ia genggam menuju loket bianglala.
