BAB 1

14.4K 1K 85
                                    

Kaki kecil bocah mungil itu berlari tergesa-gesa menuruni tangga saat melihat mobil Papinya sudah masuk garasi, anak kecil berparas cantik yang baru berumur 4 tahun itu berhampur memeluk kaki sang Papi.

"Yey! Papi Acel udah pulang, Acel tungguin Papi loh," serunya bersemangat sedangkan pria yang dipeluk kakinya hanya diam enggan menjawab ucapan sang putri. Putrinya? Ah, dia adalah penyebab istrinya tidak ada sekarang.

"Lepas!" Sentak Marcelio lalu berjalan masuk meninggalkan Michele yang menatap kepergiannya sendu.

Michele Easter Smith — bocah kecil yang kerap disapa Acel mempunyai wajah yang sangat cantik rupawan seperti mendiang maminya. Usianya bahkan baru saja 4 tahun tapi ia sudah bersekolah di salah satu taman kanak-kanak yang ada di kotanya.

"Kapan Acel bisa di peluk Papi, ya?" gumamnya.

Seorang wanita berpakaian baby sitter itu berjalan sambil matanya menatap tajam kearah anak majikannya membuat anak kecil itu beringsut mundur. "Nona, mari kita mandi dulu." Ucapnya dengan suara halus, Acel menggeleng panik suara itu suara yang sangat mengerikan bagai monster jahat.

Walaupun Marchelio tidak pernah mengurus Michel langsung sedari anak kecil itu masih bayi tetapi ia tidak melupakan kewajiban hak sebagai seorang Papi untuk menghidupi anak kecil itu. Yang Marchelio lakukan hanya menyewa seorang baby sitter untuk mengurus anak kecil itu.

"Mbak, perih! Mata Acel perih karena shampo." Teriak Michele saat Ella menuangkan shampo pada kepalanya cukup banyak hingga mengenai wajahnya, baby sitter itu meninggalkan Michele yang menangis dengan mata terpejam menahan perih.

"Hiks, mbak masih disini kan? Tolong ini perih."

Marchelio yang tengah berjalan melewati kamar putrinya mendengar suara teriakan minta tolong dan isakan didalam sana, tanpa berpikir panjang ia masuk dan berjalan kearah kamar mandi.

Bertapa terkejutnya dirinya melihat anaknya tengah meraba-raba tembok mencari shower yang tentu jauh lebih tinggi dibanding tubuh anak kecil itu yang mungil.

"Papi, tolong! hiks." Ucap Michele sesegukan.

Hati Marchelio sedikit terenyuh, dengan segera ia mengambil shower yang berada tidak jauh dari jangkauannya menyerahkan ke tangan Michele.

Dengan segera Michele mengarahkan air shower itu ke wajahnya, ia mengusap wajahnya dengan kasar lalu mendongak menatap wajah tampan sang Papi. Ternyata Papinya lah yang sudah menolong dirinya.

Marchelio bisa melihat kedua mata sang putri yang memerah, "Terima kasih Papi udah tolong Acel," ucapnya dengan senyum yang manis.

Senyum itu, senyum yang Marchelio rindukan. Michel begitu sangat mirip dengan Mikayla, istrinya.

Setiap menatap wajah Acel bahkan senyumannya mengingatkan Marchelio pada mendiang istrinya, Mikayla adalah sosok wanita yang pertama kali mengisi hatinya. Sikapnya yang lemah lembut, penyayang, tidak pernah menjadi wanita pembangkang mampu membuat Marchelio bertekuk lutut padanya.

Marchelio tidak menjawab ucapan putrinya, ia menatap tajam Michele. "Kemana baby sitter kamu?" Tanyanya.

Michele menggelengkan kepalanya tidak tahu membuat Marchelio tidak suka. "Kalau ditanya jawab yang benar! Bisu, huh?!" Sentaknya.

"Maaf, Papi. Acel nggak tahu dimana mbak Ella, tadi ada disini—"

"Kenapa badan kamu biru-biru gitu?" Ucapan Michele dipotong oleh Marchelio saat melihat sekujur tubuh putrinya lebam.

Tubuh Michele menegang, ia tidak mau sampai Papinya tahu semua perbuatan yang dilakukan baby sitter kepadanya.

"A—acel nggak apa-apa Pi, kayaknya digigit nyamuk." Ucapnya berbohong.

PAPI UNTUK ACEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang