BAB 8

10.3K 969 89
                                    

Marchelio melepaskan cekikannya saat David berteriak marah kepadanya, ia menatap kedua tangannya. Ia baru saja mencekik putrinya? Ia telah membunuh darah dagingnya? Marchelio pembunuh,

Tiba-tiba satu tetes air mata meluncur membasahi pipinya, ia menatap gadis kecil yang terpejam dengan jejak kemerahan yang tercetak jelas di sana.

"MARCELIO, BAJINGAN!" Teriak David murka.

Bugh!

David menendang punggung Marchelio cukup kuat hingga tubuh kekar Marchelio tersungkur, "KAU SANGAT KETERLALUAN!" Teriaknya.

Pria paruh baya itu menghampiri tubuh gadis kecil yang terbaring lemah tidak berdaya dibawah sana, "Sayang, wake up! Ini Opa..." lirih pria itu, David memegang denyut nadi Michele yang perlahan melemah.

"GERALD!!!!" Teriak David sambil menggendong tubuh Michele untuk segera di larikan ke rumah sakit.

Gerald berlari cepat masuk ke dalam kamar keponakannya, "Ada apa, Dad? Astaga, apa yang terjadi dengan Acel?" Tanyanya panik.

"Adikmu telah membunuh anaknya." Ucap David lalu segera keluar meninggalkan Gerald yang menatap tajam adiknya.

"BANGSAT! LO BUNUH ANAK GUE, MARCHELIO!"

"LIO KAPARAT!"

"GUE BENCI LO, ANJING!"

Bugh! Bugh! Bugh! Krek! Krek! Krek!

"Ampun, bang!" Teriak Marchelio kesakitan.

Bunyi tendangan dan patahan tulang sangat terdengar jelas menggema di kamar milik Michele, Gerald terus memukuli bak kesetanan, hatinya sakit dan kecewa karena adiknya telah melenyapkan gadis kecil yang sudah ia anggap sebagai putrinya sendiri.

"Sayang! Apa yang terjadi dengan cucuku?!" Tanya Alina saat melihat David yang menuruni tangga dengan wajah khawatir, di gendongannya ada sang cucu yang wajahnya sangat pucat.

"Aku akan menjelaskannya nanti! Aku pergi ke rumah sakit dulu, aku tidak punya banyak waktu—"

"Tidak! Aku ingin ikut, sayang!" Alina memotong pembicaraan suaminya.

"Cepat!" Titah David.

Alina ikut berlari menyusul David yang sudah masuk ke dalam mobil.

🍼🍼🍼

Proses pemakanan Michele sudah selesai, pemakaman yang hanya di hadiri oleh inti keluarga David. Ya, Michele merenggang nyawa di tangan Papi nya sendiri.

Alina terus meraung tidak terima, cucunya telah meninggalkan dirinya! Alina tidak ikhlas menerima ini semua! Alina tidak rela kehilangan Michele secepat ini!

"David! Bangunkan cucu ku! Cucu ku masih hidup! Aku ingin bermain dengan dia," jerit Alina.

David hanya diam, ia memeluk tubuh Alina yang tengah memeluk papan salib.

"Sudah, ikhlaskan Acel. Cucu kita sudah bahagia dan bertemu dengan Mami nya, berhenti menangis karena Acel tidak suka melihat Oma nya menangis."

"Acel akan sakit jika melihat Oma nya seperti ini,"

Michele, gadis kecil yang kuat dan tangguh, gadis kecil itu menyerah.

Di lain tepat, tepatnya di sebuah mobil seorang pria yang telah membunuh putrinya tengah menangis sepanjang perjalanan. Pria itu tidak percaya jika apa yang ia lakukan malam kemarin membuat putri satu-satunya merenggang nyawa.

"Menyesal, huh?! Tidak ada gunanya, Lio." Ucap Gerald sembari terkekeh sinis.

"B—bang ini cuma mimpi, kan? Gue bunuh anak gue..." lirih Marchelio.

PAPI UNTUK ACEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang