BAB 2

9.3K 924 37
                                    

Ella masuk dengan senyum smirk sambil menatap tubuh anak kecil yang terisak duduk dilantai, ia bahagia melihat wajah Michele yang kesakitan. Gadis kecil itu menoleh saat merasa ada orang yang masuk ke dalam kamarnya.

"M—mbak mau ngapain? Tolong jangan hukum Acel, ini masih sakit!"

Tanpa memperdulikan ucapan Michele, Ella menghampiri gadis kecil itu menekan rahangnya sehinga bibirnya mengerucut. Michele meringis menahan sakit akibat cengkraman dari tangan Ella yang sangat erat.

"Anak kecil yang malang," ucap Ella.

Michele terisak sambil memejamkan kedua matanya, "Hiks!"

Plak!

Plak!

2 pukulan Ella layangkan pada betis kecil Michele, gadis kecil itu berteriak kesakitan. Luka cambukan yang baru saja Papinya lalukan tadi tentu belum kering kini harus mendapatkan pukulan yang lumayan kencang juga.

"Arghh! Sakit, hiks." Teriak Michele kencang.

Salah satu bodyguard yang berjaga disana segera memasukkan ponselnya ke dalam sakunya, ini satu-satunya bukti agar Tuannya sadar jika selama ini putrinya mendapat siksaan dari baby sitter nya. Karena selama ini Marchelio tidak percaya dengan ucapan mereka semua, benar-benar bodoh!

"Selamat malam, Tuan!"

"Maaf saya mengganggu waktu anda,"

"Ada apa, dimana Adam?" Tanya Marchelio sambil membuka kacamata bacanya.

"Saya tidak tahu, Tuan. Saya ingin menunjukkan video ini." Ucap bodyguard itu sambil menyerahkan ponselnya yang menampilkan video perbuatan Ella pada Michele selama ini.

Marchelio mengepalkan kedua tangannya, berani sekali pengasuh itu menyiksa putrinya! Tidak ada yang boleh menyiksanya selain dirinya.

Hanya Marchelio lah yang berhak menghukum gadis kecil itu.

"Bangsat!" Umpat Marchelio lalu berjalan cepat kearah kamar putrinya.

Hati Marchelio sesak saat melihat mulut anaknya yang dibungkam oleh lakban, air matanya terus bercucuran diwajah mungil gadis kecil itu. Terlihat sangat jelas sekali raut wajah kesakitan Michele saat Ella mengelupasi kulit betis yang terluka karena cambukan Marchelio.

"Anjing, lo!" Murka Marchelio sambil menendang punggung Ella karena posisi baby sitter itu memunggungi pintu kamar.

"Papi, datang! Papi datang tolong Acel, mami lihat kan?" batin Michel tersenyum bangga, rasa senang dalam hatinya begitu dalam saat Papinya menolong dirinya untuk pertama kalinya.

Marchelio menjambak rambut Ella membuat wanita itu meringis kesakitan, tanpa belas kasihan ia melempar tubuh Ella hingga menghempas tembok marmer.

"Bawa dia keruang bawa tanah!" Titah Marchelio

Marchelio melepaskan lakban dari mulut kecil putrinya pelan-pelan, ia mengusap cairan bening yang terus mengalir di kedua matanya. Tanpa berbicara apapun ia langsung menggendong Michele di depan.

Michele tidak membuang kesempatan itu, ia langsung memeluk erat leher Marchelio cukup erat sambil menyandarkan kepalanya di bahu tegap sang Papi.

Untuk pertama kalinya lagi, Michele merasakan rasanya di gendong oleh Marchelio.

Rasa senang menyelimuti hati Michele, ia sampai tidak memperdulikan rasa perih dilukanya. Gadis kecil itu sama sekali tidak merintih kesakitan, ia merasa jika luka itu perlahan sembuh akibat pelukan dari Papinya.

"Ini yang Acel mau, Tuhan! Terima kasih, ya. Tuhan baik sekali dengan Acel." batinnya kembali berbicara.

Sepanjang perjalanan entah kenapa hati Marchelio merasa tenang dan damai seperti tidak ada rasa kebencian saat pelukan hangat ia dapatkan dari putrinya.

PAPI UNTUK ACEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang