"Kau dipecat!"
Charlotte tercengang tak percaya saat pemilik kedai makanan mengatakan hal tersebut. Ia yang baru saja datang dengan seragam pelayan hanya bisa mematung. Nampan yang ia bawa terjatuh menimbulkan suara dentingan yang keras.
Si pemilik kedai adalah seorang wanita berumur 50 an yang memiliki mulut tajam, selama bekerja, Charlotte hanya bisa bersabar menghadapi celotehan dan makian wanita tersebut. Setelah 6 bulan bekerja, dan ia malah dipecat?. Itu hal yang tidak adil.
"Ma-maksudmu?. Aku sudah bekerja setengah tahun. Kedai ini pun ramai dan bahkan kekurangan karyawan, apa alasanmu memecatku?" tanya Charlotte setengah kesal.
"Harus ku akui kinerjamu bagus. Hanya saja aku benci sekali melihatmu!. Gara gara kau, suamiku sering melihatmu. Kau itu seperti perempuan nakal, aku tak tahan melihatmu!" ungkap wanita itu.
"Apa?!"
Suami pemilik kedai adalah pria mata keranjang yang selalu menggoda Charlotte jika istrinya tidak ada. Charlotte selalu mengabaikan dan ia juga harus menahan diri untuk tidak meninjunya. Jadi hanya karena itu ia dipecat?.
Wanita itu melemparkan uang pesangon tepat diwajah Charlotte dengan wajah masam
"Pergi dari sini!"
Charlotte terlanjur kesal diperlakukan tidak pantas oleh wanita itu dengan tangan gemetar, ia mengambil uang dalam bungkusan tersebut dan pergi.
Sepanjang perjalanan pulang, Charlotte merenungi hidupnya yang sulit. Mimpi apa ia semalam hingga mendapat berita buruk ini. Ayahnya Julius sakit sakitan, keluarganya mempunyai hutang banyak akibat ibunya, ny.Mereoleona kerap menghamburkan uang dan berjudi, adiknya yang bernama Sol juga masih bersekolah dan perlu dibiayai.
JIka ia dipecat, bagaimana ia bisa menganggung itu semua?.
***
"Kau dipecat?"
Charlotte mengangguk lemah.
"Dipecat?!" Ulang ibunya tak percaya.
"Ya, aku dipecat"
"Brengsek!" Mereoleona memukul meja itu hingga retak.
"Lalu apa yang akan kau lakukan Charlotte!" teriak ibunya murka.
"Aku akan mencari pekerjaan sebisa mungkin ibu, mungkin aku butuh waktu, karena mencari pekerjaan tidaklah mudah" ungkapnya.
"Kau harus secepatnya dapat pekerjaan!." titahnya.
Charlotte menatap ibunya, muram. Mereoleona adalah ibu kandungnya, tapi kenapa dia selalu menekannya berlebih. Ia juga takut pada sosok ibunya yang seperti preman dan tak sungkan menghajar siapapun. Selama ini Charlotte menjadi tulang punggung keluarga.
"A-aku butuh waktu!"
"Persetan dengan itu semua!. Besok, kau harus dapat pekerjaan. Bila perlu... kau manfaatkan wajah cantik dan tubuhmu itu untuk dijajakan pada pria hidung belang!"
Charlotte geram mendengar ucapan ibunya itu.
"Aku tidak mau!"
"Sialan kau!. Berani beraninya menentang ibumu! Lihatlah keadaan keluarga kita!, Adikmu Sol butuh biaya sekolah!. Ayahmu Julius tak bisa apa apa dan butuh biaya pengobatan!. Aku tersiksa menjalaninya Charlotte!. Kau lah yang harus bertanggung jawab!" seru Mereoleona.
"Tapi ibu.."
"Sudahlah, aku muak dengan keluarga ini. Lebih baik aku minum minum. Kau uruslah ayahmu yang sakit sakitan itu!"
Mereoleona membanting pintu dengan keras. Hingga Charlotte terlonjak. Ia sudah menduga hal ini akan terjadi. Dan lagi lagi ia harus menerima penghinaan.
Hari ini dan seterusnya ia harus lebih bersabar dan kembali mencari pekerjaan
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty And The Beast
FantasyDi sebuah kota kecil bernama Clover, ada sebuah istana besar yang diberi nama 'Black Castle', pemiliknya adalah pria bertubuh besar seperti raksasa, berperilaku buruk dan kasar, sehingga banyak orang yang tidak mau berurusan dan dekat dengannya. Ch...