Chapter 1

296 38 2
                                    

Malam itu suasana di kota Clover sangat sepi, tapi tidak dengan Club malam pria yang dipenuhi kepulan asap rokok,minuman keras dan judi. Suara pria terbahak bahak dan juga dentingan suara gelas memenuhi ruangan. 

Charlotte cukup beruntung mendapat pekerjaan paruh waktu di saat temannya sedang cuti, walaupun demikian ini hanya sementara hanya 2 minggu saja setelah itu ia akan pusing mencari pekerjaan. Selain itu, bekerja di Club pria lebih parah di bandingkan pekerjaan sebelumnya, ia harus berangkat malam pulang pagi dan harus menerima lebih banyak godaan dari para pria.

"Ini untuk meja no 5" 

Charlotte membawa 4 gelas bir sesuai pesanan ke meja nomor 5 yang rupanya dipenuhi pria berandalan. 

"Ini pesanan anda" katanya sambil menaruhnya diatas meja.

Semua pria terhenyak seolah terpesona dengan kecantikan Charlotte.

"Dia itu pelayan?"

"Sepertinya.."

"cantik sekali" 

"Hei nona, bagaimana kalau ikut minum dengan kami!" kata salah satu pria. Charlotte mengabaikan panggilan tersebut dan langsung buru- buru pergi.

"Dasar pelayan sombong!" salah satu pria menarik lengan Charlotte cukup kasar hingga perempuan itu berbalik.

"Lepaskan aku.." ucap Charlotte, tapi rupanya kata kata itu tak diindahkan pria itu.

Si pria yang punya senyum menjijikan itu langsung menarik lengan Charlotte hingga Charlotte merasa sakit. 

Beberapa orang yang melihat sama sekali tidak membantu, malah tertawa tawa seolah itu hiburan.

"Lepaskan, tangan busukmu Dante!" 

Suara besar seseorang membuat pria tadi berhenti. Ia melihat sosok tinggi dan perawakan besar seperti raksasa begitu mengintimidasi

"K-kau?"

Ia sangat tahu siapa sosok besar tersebut. Dia memang sangat terkenal di Club ini.

"Ah, jangan bertindak pengecut didepan wanita dengan mengancamnya begitu" gumam si raksasa.

"Sial!"  pria bernama Dante itu melepaskan Charlotte. Ia tak bisa berbuat apa apa dengan seseorang yang kelihatannya punya kemampuan lebih dibanding dirinya. 

Charlotte langsung pergi menuju ruang belakang sambil menenangkan dirinya. 

Pria busuk itu sungguh menjijikan!, Charlotte luar biasa kesal karena merasa dilecehkan terlebih lagi ia tak bisa berbuat apapun. Charlotte pergi ketoilet untuk membasuh wajahnya, tapi dilorong ia bertemu pria besar yang terlihat menyeramkan tapi, bagaimana pun pria besar tadi sudah menyalamatkannya.

"Kau baik baik saja?" tanya si pria saat mereka di lorong. Charlotte tak bisa melihat wajahnya dengan jelas hanya samar samar karena cahaya lampu begitu redup.

"Y-ya. aku baik baik saja, terimakasih sudah menolongku" 

"Tidak ada yang gratis didunia ini,nona. Aku minta bayaranku!" ucapan pria tadi membuat Charlotte terkejut.

"Bayaran?!. Apa kau sepicik itu! A-aku tidak punya uang!" seru Charlotte. Bisa bisanya si raksasa meminta bayaran, sudah jelas upahnya malam ini hanya cukup untuk membeli obat ayahnya. 

Walaupun dalam cahaya gelap, Charlotte bisa merasakan pria itu melihatnya seolah menelanjangi, ia yakin pria itu menatapnya dengan tatapan aneh. Charlotte merasakan sinyal bahaya pada dirinya

"Kalau begitu bayar dengan tubuhmu saja.."

Charlotte membelalakan matanya. Pria memang sama saja. Sama sama brengsek. Ia geram diperlakukan seperti ini. Walaupun pria itu nampak seperti raksasa dan mungkin bisa meremukkannya dengan sekali pukul, tapi Charlotte tidak terima. Dengan keberanian penuh, Charlotte menampar wajah pria itu dengan tenaga sekuat mungkin, agar dia tahu rasa.

Beauty And The BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang