Chapter 24

147 14 5
                                    

Kedatangan Karna yang secara tiba tiba membuat Yami cukup terkejut, hampir 5 tahun lamanya perempuan itu pergi dan hanya menyisakan luka baginya, dan sekarang dia datang dengan tidak tahu malu, dan berani melangkahkan kaki di kediaman yang dulu pernah ia tinggalkan. 

"Black Castle masih seperti dulu, suasananya begitu menenangkan" 

Karna menyesap minumannya sambil melihat keadaan diluar yang memang saat itu cuaca cukup cerah.

Yami seperti tidak tahu harus menanggapi seperti apa, baginya ucapan Karna hanyalah basa basi belaka. selain ada sesuatu yang perempuan itu incar, lantas apa lagi?. 

 Cukup lama Yami mendiamkan perempuan itu, sampai Karna kesal. Ia melihat Yami hanya sibuk di meja kerjanya tak membalas ucapannya.

"Yami, apa kau tidak mau berbicara denganku?" tanya perempuan itu.

yami memandang Karna dengan santai, normalnya dia akan marah, muak lalu mengusir perempuan itu, tapi anehnya tidak ia lakukan.

Anehnya ia tidak merasa perlu melakukan hal se ekestrem itu walaupun sudah dikhianati oleh perempuan yang dulu menjadi istrinya. Apa mungkin karena hatinya yang sudah lama kosong kini sudah terisi dengan cinta yang lain?.

"Lalu kau mau aku  mengucapkan selamat datang padamu, atau mengucapkan terimakasih karena sudah  memberikanku satu pelajaran besar soal pengkhianatan?"

 Karna tersenyum lalu kembali muram, ia menghampiri Yami dengan raut yang serius.

"Yami, aku tau kau pasti sangat terluka, aku.. minta maaf" tuturnya. 

"Belakangan ini aku merindukan anak anak, lalu aku berkunjung kesekolah mereka, Ya Tuhan mereka tumbuh besar dengan baik, Aku tidak bisa menahan rindu" kata Karna. 

Yami tersenyum meremehkan lalu kembali berkutat dengan pekerjaannya. 

"Aku dengar bisnismu berjalan lancar, aku sangat senang mendengarnya.."

Ucapan Karna membuat Yami sadar tentang alasan perempuan itu kembali. sifat dan watak memang susah untuk diubah.

"Kau menginap dimana?, kalau kau mau menginap di Black Castle biar Marx yang akan menunjukkan kamarmu" kata Yami. 

"Kau yakin Yami?, kau membolehkanku tinggal disini?" 

"Tentu saja, bagaiamana pun kau orang Tua Asta dan Noelle"

Karna tersenyum senang, sepertinya usahanya untuk kembali pada Yami berjalan sangat lancar. 

"Terimakasih Yami, aku yakin Asta dan Noelle akan senang  karena ibunya sudah kembali"

"Kau Yakin?" tanya Yami meremehkan. 

"Yah semoga kau beruntung" kata Yami.

***

Charlotte cukup gelisah dengan kehadiran Karna, bagaimana pun perempuan itu adalah mantan istri Yami, apalagi dia adalah ibu dari Asta dan Noelle. Darah lebih kental daripada Air, dan ikatan mereka pasti akan sangat kuat. Apalagi setengah jam berlalu sejak Yami dan Karna  mengobrol diruangan Yami. 

Tiba tiba saja Charlotte melihat Marx yang sedang menarik sebuah koper bersama dengan Karna menuju sebuah Kamar. Sepintas Karna dan Charlotte saling beradu pandang.Mereka kemudian sama sama mengalihkan pandangan pada objek lain.

"Siapa gadis itu,marx?" tanya Karna sinis. 

"Oh Dia nona Charlotte pengasus Asta dan Noelle" 

Karna sangat mengetahui situasi yang ada, jelas perempuan itu adalah ancaman, dia bukan hanya sekedar pengasuh anak anak, tapi pengasuh sang ayah juga. Ia tidak tahu secara detail, tapi jelas perempuan bernama Charlotte itu punya hubungan tertentu dengan Yami. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Beauty And The BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang