Chapter 6

248 42 7
                                    

Charlotte masih tidak percaya dengan apa yang sudah menimpanya. Jelas sekali Yami Sukehiro sekarang memandang rendah dirinya. Ia tidak tahu harus bagaimana, pria itu menyuruh Marx yang mengasuh anak anak. Lalu untuk apa ia berada disini?. 

Charlotte menyeka wajahnya yang terlihat sembab. Matanya juga bengkak. 

Ia tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Setiap permasalahan separah apapun tidak pernah ia menangis. Ini seperti ia menangis karena putus cinta.

Tidak.

Bahkan lebih parah. Yami sudah mengucapkan kata kata kasar padanya. dan itu sangat menyakitkan.

Ia merasa tubuhnya lemas sekali. Tidak seperti biasanya ia selalu bersemangat saat bangun pagi. 

Charlotte masih ingat kemarin Marx berusaha menenangkannya.

"Nona, ada baiknya kau membantu pekerjaan didapur untuk sementara, kebetulan koki kami sedang cuti. Tuan Yami jika sedang marah, tidak bisa diajak bicara.kau bisa menyiapkan sarapan untuk kami" kata kepala pelayan.

"Tuan Marx, aku tidak tahu. Sepertinya dia begitu marah padaku. Dia seperti tidak mau melihatku. Apa mungkin aku masih bisa berada disini?" gumam Charlotte.

"Tuan Yami memang seperti itu, dia kadang selalu cepat emosi. Sebaiknya lakukan apa yang aku sarankan, untuk sementara kau tidak usah mengasuh Asta dan Noelle. Lakukanlah pekerjaan didapur, kau mengerti?"

Charlotte mengangguk setuju, dan disini lah ia berada.

Pagi pagi ia sudah  Didapur yang memiliki interior dan peralatan masak yang sangat lengkap dan  mewah . Untunglah ia pernah bekerja di kafe, setidaknya ia tahu menu apa saja yang cocok untuk sarapan. 

Biasanya koki di Black Casttle  menghidangkan roti,omelette,  pancake menu yang itu itu saja. Sepertinya hari ini Charlotte akan memasak sarapan khas inggris. Berupa daging panggang, telur goreng, tumisan kacang dan tomat panggang, irisan daging dan jamur juga roti. 

Sebelum Yami Sukehiro dan yang lainnya tiba, Charlotte sudah menghidangkan sarapan dimeja makan, dan ia sudah sarapan didapur. Sekarang ia diapur saja sambil menunggu kepala pelayan.

***

Asta,Noelle dan Finral sudah berada diruang makan, disusul Marx. Sang Tuan Rumah pun terlihat menempati tempat duduknya diujung meja makan. 

Asta dan Noelle kelihatan lahap menyantap sarapan mereka.

"Hmmm, ini enak" ujar Finral.

Yami menyendokkan sarapannya ke mulut, dan ia merasakan sensasi lezat dan nikmat dilidahnya, Daging panggangnya matang sempurna . Tumisan kacangnya pun dibumbui dengan pas., tak sadar Yami sudah menambah 2 porsi lagi hanya untuk sarapan.

Bahkan Yami dan Asta sempat beradu mulut untuk mendapatkan  irisan daging yang tersisa. 

"Marx, beri kenaikan gaji untuk koki kita dan suruh dia lain kali  menyiapkan sarapan yang variatif seperti ini" seru Yami.

"Hmmm, maaf tuan tapi koki kita, Nyonya Charmy  hari ini sedang cuti melahirkan" ujar Marx setengah berbisik.

"Benarkah ?, jadi, siapa yang memasak hari ini? atau kau pesan makan?"

Marx sedikit ragu mengatakan ini, tapi jika ia memberitahu tuannya, mungkin Yami akan sedikit memaafkan Charlotte.

"Hmm, sebenarnya Nona Charlotte yang memasak. Aku menyuruhnya untuk menyiapkan sarapan hari ini"

"Apa?!" Yami menjatuhkan peralatan makannya ke lantai sambil tercekat. Bisa bisanya ia memuji sarapan ini dan rupanya si perempuan tidak tahu diri itu yang memasak?.

Beauty And The BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang