Charlotte tak bisa berkelit saat Asta menatap dirinya keheranan, disusul Noelle dan juga Finral.
Ia hanya pakai handuk saja dan keluar dari kamar Yami, apa yang akan dipikirkan mereka tentang ini.
"Papa..kenapa nona Charlotte bisa ada dikamar papa?" tanya Asta.
Yami maju, lalu berdiri dibelakang perempuan itu yang setengah telanjang untuk menutupi Charlotte.
"Pergilah.." perintah Yami.
Charlotte merasa itu adalah tindakan yang tepat dalam kondisi seperti ini. Perempuan itu segera melangkah cepat menuju kamarnya.
"Kalian ikut aku!"
Asta dan Noelle tak bisa menutupi rasa takutnya. Mereka membayangkan apa yang akan terjadi. Yami begitu menyeramkan jika sudah marah. Noelle mulai menangis, ia menyesal karena mengikuti rencana Asta.
Mereka berdua masuk kedalam kamar ayahnya sambil terus menunduk.
"Kalian pikir, tangisanmu itu membuatku menjadi luluh,hah?. Kalian sadar sudah berbuat onar?!" seru Yami. Kedua anaknya hanya melihat lantai tak berani menatap mata ayahnya langsung.
"Asta!, kau yang merencanakan ini?!" tanya Yami.
"M-maafkan aku ayah, aku tidak sengaja.."
"Tidak sengaja?!. berbuat usil dan mengerjainya kau bilang itu tidak sengaja?!" bentak Yami.
"Kau tahu aku begitu malu,karena salah sangka dengan pengasuh kalian!, kalian paham tidak akibatnya seperti apa?!"
Yami segera mengambil kayu rotan yang berbentuk pipih dari dalam lemarinya. Ia tidak bisa membiarkan anak anak berbuat sesukanya. Kalau dibiarkan mereka akan melakukan hal yang diluar batas.
"Mana tanganmu Asta!" perintah pria itu.
"Ayah.. aku mohon.. aku tidak mau dipukul rotan, rasanya sakit sekali.." kata Asta. Anak itu mulai mengeluh dan memohon agar tidak dihukum, dipukul sekali saja, tangannya langsung terasa perih.
"Itu sebanding dengan apa yang sudah kau lakukan Asta!. Sekarang mana tanganmu!"
Asta menengadahkan tangannya dengan gemetar, sambil memejamkan mata. Sementara Yami, sudah bersiap mengacungkan kayu rotannya diatas.
"Hentikan, Tuan!" kata Charlotte. Perempuan itu langsung memeluk Asta yang ketakutan.
"Apa yang coba kau lakukan?. Apa kau tahu.. ini semua karena ulah mereka. Anak anak ini mencoba mempermainkanmu kemarin dengan menyuruh Finral agar menemuimu diperkebunan , makanya aku memberi mereka hukuman" Jelas Yami.
Charlotte menatap Asta dan Noelle, yang dilakukan anak anak memang salah, tapi menghukum mereka dengan cara kekerasan, itu hal yang salah.
"Tuan, apa kau lupa kalau aku bertanggungjawab terhadap Asta dan Noelle?. Maka dari itu biarkan aku yang mengurus mereka, anda tidak perlu melakukan ini pada Asta" ujar Charlotte.
"Apa kau lupa kalau mereka itu anak anak ku?, aku akan keras mendidik mereka agar tidak mengulangi perbuatan yang sama!"
"Tuan, mengapa kau begitu keras kepala?, Asta dan Noelle, mereka masih anak anak, dan tidak berpikir jauh terhadap akibatnya. Jika anda menghukum mereka dengan cara seperti ini, mereka hanya akan membenci anda."
Charlotte langsung mendekap Asta dan Noelle lalu membawa mereka pergi.
"Apa sekarang kau mulai bertindak seenaknya, Charlotte!"
Yami langsung menarik lengan perempuan itu untuk mencegah Charlotte membawa anak anaknya.
"Seharusnya aku yang marah karena perbuatan Asta dan Noelle, tapi kenyataannya aku sama sekali tidak marah. Mereka masih anak anak, kita hanya perlu membimbingnya. Pertanyannya...Kenapa anda begitu marah?" Tanya Charlotte. Yami memandang perempuan itu dingin. Tangannya masih memegang lengan Charlotte.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty And The Beast
FantasyDi sebuah kota kecil bernama Clover, ada sebuah istana besar yang diberi nama 'Black Castle', pemiliknya adalah pria bertubuh besar seperti raksasa, berperilaku buruk dan kasar, sehingga banyak orang yang tidak mau berurusan dan dekat dengannya. Ch...