Part 1

9.9K 759 21
                                    

Seorang pria duduk termenung menatap titik-titik hujan yang membasahi kaca jendela di rumah sakit tempatnya dirawat. Ia adalah seorang atlet sepakbola profesional yang mengalami cedera saat bertanding. Cedera pada kaki kirinya menyebabkan ia harus beristirahat total di rumah sakit selama satu bulan. Hari-harinya yang selalu sibuk dengan latihan dan pertandingan terpaksa harus berubah menjadi hari-hari yang membosankan. Bagaimana tidak bosan? Setiap hari kegiatannya selalu sama. Bangun tidur, melakukan pemeriksaan dokter, minum obat, terbengong atau sesekali menonton televisi, kemudian tidur.

Karena kegiatan yang membosankan itulah, kali ini ia memaksakan diri untuk berjalan-jalan ringan di sekitar rumah sakit. Tapi sial, baru saja ia ingin menghirup udara bebas, hujan pun turun. Dengan perasaan dongkol, pria ini duduk di deretan bangku plastik di ujung lorong.

Tiba-tiba ada sebuah tangan kecil menyodorkan batangan lollipop ke arahnya. Pria ini menolehkan kepalanya dan didapatinya seorang anak kecil berusia sekitar empat tahunan sedang tersenyum manis ke arahnya.

“Untuk ahjussi?” tanya pria itu sambil menunjuk ke arah lollipop yang sedari tadi masih berada di depannya.

Eung,” dengan polos anak itu menganggukkan kepalanya.

Gomawo,” pria itu mengambil lollipop dari genggaman si anak,”Geundae, kenapa kau memberikan permenmu kepada ahjussi?” tanya lembut si pria sambil mengelus pelan kepala anak kecil yang sekarang sudah duduk di sampingnya.

Eomma berkata kalau permen bisa membuat seseorang bahagia,” jawab si anak.

“Hm, begitu ya?”

Ne. Dari tadi, aku lihat ahjussi sangat murung. Jadi mungkin saja dengan permen ini ahjussi bisa bahagia.”

“Ah, kau memang anak yang baik hati,” si pria tersenyum mendengar jawaban si anak kecil. Ah, anak ini sangat baik hati dan juga lucu. Matanya agak sipit dan rambutnya hitam legam, sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih pucat. Anak itu mengenakan seragam rumah sakit, jadi berarti anak itu juga pasien di sini. Anak kecil seperti dia sakit apa? Apa hanya demam?

“Siapa namamu?”

“Nomin,” jawabnya singkat sambil mengayun-ayunkan kakinya yang tidak menyentuh lantai.

“Nomin?”

Ne. Lee Nomin.”

“Ah, nama yang bagus. Oya, kau bisa memanggil ahjussi dengan sebutan Lee ahjussi.”

“Lee ahjussi?”

Ne. Tapi Nominie, kenapa kau di sini?”

“Nomin sakit, sama seperti ahjussi.”

“Sakit apa?”

“Nomin tidak tahu nama penyakitnya ahjussi. Tapi kata eomma, Nomin akan baik-baik saja.”

“Hm, baguslah kalau kau akan baik-baik saja. Tapi, kenapa kau berkeliaran sendirian di sini? Mana eomma?”

Eomma sedang pergi bekerja. Nanti sore juga eomma akan datang ke sini.”

Eommamu bekerja? Mana appa mu?”

Appa?” anak kecil itu menatap tajam ke arah si pria kemudian menunduk,”Nomin tidak punya appa. Eomma bilang appa meninggal saat Nomin masih bayi.”

“Oh, maaf kalau begitu Nominie. Ahjussi tidak tahu soal itu,” si pria menepuk-nepuk pelan bahu si anak.

“Tapi, walaupun Nomin tidak punya appa, eomma sangat menyayangi Nomin,” matanya kembali berbinar ketika membicarakan soal ibunya.

It's Okay My Love (Nomin) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang