Part 12

3.5K 368 5
                                    

Warning 🔞

Dalam perjalanan pulang menuju rumah lama Jaemin, mereka berhenti di sebuah kedai kecil di pinggir jalan raya yang tidak begitu ramai. Sebenarnya Jaemin ingin cepat kembali ke Seoul karena naluri keibuannya sudah mengkhawatirkan keadaan Nomin. Akan tetapi, sang suami meyakinkan dirinya kalau Nomin berada di tangan yang tepat, Chenle dan Jisung. Tentu saja, Jisung dan Nomin adalah partner in crime dalam keluarga besar mereka. Hal ini karena keduanya mempunyai hobi yang sama, yaitu menjahili orang, terutama jika targetnya adalah Lee Haechan.

Seorang gadis berusia belasan yang ternyata adalah cucu sang nenek pemilik kedai menyambut kedatangan mereka berdua dengan hangat. Kedai kecil ini menyajikan menu sederhana, tetapi rasanya sangat menggugah selera. Pantas saja banyak pengunjung yang datang kemari.

“Permisi,” seorang pria mendekati meja Jeno dan Jaemin membuat pasangan itu menghentikan acara makan mereka.

“Ah, ne. Ada apa ya Tuan?” Jeno yang memandang pria itu sedikit terkejut karena mengetahui ternyata ada anak kecil sedang bersembunyi di belakang tubuh sang ayah. Sesaat ia tersenyum menyadari keadaan ini.

“Maaf mengganggu acara makan Anda. Tapi, Anda Lee Jeno, kan?”

“Benar.”

“Ah, syukurlah! Begini Jeno-ssi, anak saya adalah penggemar Anda. Dia sangat menyukai aksi Anda di lapangan. Bahkan cita-citanya sekarang adalah menjadi pemain bola hebat seperti Anda,” betul kan tebakannya.

”Jadi, bersediakah Anda berfoto bersama anak saya?” sang ayah menunjukkan telepon genggamnya pada Jeno. Sang atlet menatap Jaemin meminta persetujuan yang tentu saja langsung dibalas anggukan.

“Baiklah Tuan,” Jeno berdiri dan mendekati anak kecil yang masih setia bersembunyi di belakang tubuh ayahnya dan bertanya,”Komaya, siapa namamu?”

“Jung Sungchan, ahjussi,” si anak melepaskan genggaman tangannya pada baju sang ayah dan menatap Jeno yang langsung dibalas dengan tangan besar Jeno mengusak rambut si anak dan tersenyum ramah.

“Oke Sungchan-ie, ayo sekarang berfoto bersama ahjussi!” masih dengan posisi berlutut, Jeno berpose bersama Sungchan. Ayah Sungchan sibuk mengambil beberapa foto dari berbagai arah karena ini adalah kesempatan langka.

“Terima kasih, Jeno-ssi,” sang ayah membungkuk sembilan puluh derajat berterima kasih pada sang atlet. “Saya doakan supaya Anda sehat selalu dan bahagia bersama keluarga Anda. Terima kasih juga Jaemin-ssi telah mengizinkan suami Anda untuk berfoto bersama kami,” ujar sang ayah sembari membungkuk kecil pada Jaemin yang masih duduk di tempatnya.

“Tidak perlu berterima kasih Tuan. Aku ikut senang kalau suamiku bisa membuat  anak sekecil Sungchan sudah mempunyai mimpi dan cita-cita.”

“Ayo, ucapkan terima kasih, Sungchan-ie!”

Eung,” anak berambut hitam pekat itu maju selangkah dan membungkukkan badannya sembilan puluh derajat seperti yang tadi dilakukan ayahnya pada pasangan di depannya.

“Terima kasih banyak Ahjussi-deul.”

“Ah, betapa imutnya,” ujar Jaemin yang gemas dan langsung menghampiri anak kecil itu untuk mengusak surai hitamnya.

💚💚💚

Hari ini adalah hari pertama Jeno kembali bertanding setelah hampir satu tahun absen. Rekan setim dan pendukungnya sangat menantikan kembalinya sang atlet berbakat ke lapangan hijau. Untung saja tim di mana ia bernaung memberikan waktu supaya Jeno bisa memulihkan kesehatannya pascaoperasi transplantasi hati yang dijalaninya sehingga ia tidak perlu terburu-buru dan memaksakan diri untuk kembali merumput.

It's Okay My Love (Nomin) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang