Part 7

4.1K 437 11
                                    

Musim dingin di sebuah apartemen di daerah Gangnam. Seorang pria dan seorang anak kecil sibuk membongkar kardus dan mengambil barang-barang di dalamnya untuk ditata di ruangan yang masih terlihat polos. Seorang pria jangkung kemudian masuk ke ruangan itu sambil membawa dua tumpukan kardus dan meletakkannya di dekat si anak kecil.

“Jisung ahjussi, boleh aku membantu membawa kardus-kardus itu?” anak laki-laki yang baru berusia tiga tahun itu berlari mendekat dan mencoba menawarkan bantuan sambil menarik-narik celana jeans yang dipakai Jisung ahjussi untuk menarik perhatiannya.

Sambil tersenyum kecil, Park Jisung berlutut untuk menyamakan tingginya dengan si anak,“Ani, Nominie tidak boleh membantu Jisung ahjussi.”

Wae?” tanyanya polos.

“Kardus-kardus itu terlalu berat untukmu Nominie. Kau cukup bantu eomma memasak atau membantu Lele ahjussi saja ya,” pria itu mengacak-acak rambut keponakannya yang mulai cemberut. Sangat menggemaskan, anak ini memang punya aegyo yang sama seperti ibunya.

“Nominie, sini bantu Chenle ahjussi menata komik-komik ini di rak buku saja!” seorang pria bewajah imut di sudut ruangan tersenyum manis ke arah Nomin yang langsung disambut dengan anggukan,”Baiklah. Aku akan membantu Lele ahjussi saja.”

“Anak pintar,” Chenle yang merasa gemas dengan keponakannya itu mencubit pipi gembilnya.

Ting tong

“Jisungie, bisakah tolong bukakan pintunya!” suara Jaemin terdengar dari arah dapur.

Ahjussi, biarkan Nomin yang membukanya,” sebelum Jisung sempat berdiri, anak kecil dengan tenaga yang sepertinya tidak pernah habis itu berlari menuju pintu dan dengan segera berjinjit untuk meraih gagang pintu. Setelah pintu terbuka, terlihat sesosok pria berkulit agak gelap dan seorang lainnya memiliki tampang serius.

“Bukankah ini Nominie?” pria berkulit gelap itu mengulurkan tangannya dan dengan mudahnya membopong tubuh mungil Lee Nomin,”Nominie, coba tebak. Siapa nama ahjussi?”

Setelah beberapa saat berpikir, Nomin teringat akan foto-foto yang pernah ditunjukkan oleh eomma. Pria di depannya itu adalah,”Haechan ahjussi!” ucapnya lantang seraya menunjukkan telunjuknya pada hidung pria bernama Haechan.

“Benar sekali,” Haechan mencium pipi menggemaskan Nomin. Kemudian dia mengarahkan Nomin ke lelaki di sampingnya,”Kalau ahjussi yang ini, siapa namanya ya?” Mark sudah bersiap tersenyum mendengar jawaban Nomin, tetapi,“Subak ahjussi,” Nomin asal saja menjawab.

Mwo? Subak?” kedua alis Mark Lee menyatu tanda sedikit kesal mendengar jawaban Nomin yang nyeleneh, sedangkan Chenle, Jisung, dan Haechan tertawa mendengarnya. Chenle dan Jisung bahkan sampai berguling-guling di lantai saking terhiburnya mendengar jawaban spontan anak Na Jaemin itu.

Nomin yang tertawa kecil, kini mulai sedikit ketakutan ketika menyadari bahwa ahjussi yang satu ini sepertinya punya aura menakutkan. Jaemin yang baru keluar dari dapur segera mendekati kedua tamunya dan pura-pura mencubit lengan Nomin,”Aish, Nominie nakal ya. Bagaimana bisa kau memanggil pamanmu dengan sebutan subak?”

Hehehe, mianhaeyo Markie ahjussi,” Nomin mengulurkan lengan mungilnya ke arah Mark sebagai isyarat ingin digendong. Pengacara itu kemudian dengan senang hati menggendong malaikat kecil itu di lengannya,”Lain kali jangan panggil ahjussi seperti itu lagi ya. Ahjussi ini kan ganteng, masa dipanggil Subak.”

“OK ahjussi!” Nomin mengangkat tangan kanannya dan meletakkannya di pelipis, persis seperti orang sedang hormat.

🌴🌴🌴

It's Okay My Love (Nomin) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang