Part 13 (END)

4.8K 381 10
                                    

Satu bulan setelah perjalanan ke pemakaman dan desa tempat tinggal Jaemin, pasangan berbahagia itu kembali ke aktivitas masing-masing. Jaemin sibuk dengan kegiatannya mengedit salah satu manhwa yang akan diterbitkan perusahaan. Saking sibuknya, ia selalu berangkat lebih pagi dari biasanya dan pulang lebih malam, bahkan ia sering membawa pulang pekerjaan yang belum selesai. Beruntung saja, dalam minggu ini Jeno tidak ada latihan sehingga ia bisa menjaga Nomin.

Sang editor yang sedang membahas hasil koreksi seorang editor junior dikagetkan dengan kedatangan mendadak sang CEO yang dibuntuti oleh saudara sepupu suaminya.

"Jaemin-ah, terjadi sesuatu di rumah."

Jaemin tidak menyangka bahwa yang dimaksud dengan 'sesuatu' itu adalah ibu mertuanya ditahan kepolisian karena terlibat penipuan. Masalah ini tentu sudah tidak bisa dianggap sesuatu lagi. Lebih parahnya lagi, Mrs. Lee ditangkap bersama Mrs. Park, wanita sosialita yang menyarankan ibu mertuanya untuk menjodohkan Jeno dan Jinhee.

"Dia sudah melakukan hal bodoh dan menjatuhkan harga dirinya sendiri," kalimat bernada dingin itu keluar begitu saja dari mulut Jeno saat keduanya sedang menunggu kehadiran Mr. Lee di ruang tamu kediaman Jung.

"Jeno-ya, jangan berkata seperti itu! Bagaimana pun beliau tetap ibu kandungmu."

"Karma."

"Mwo?"

"Sepertinya dia sudah mendapatkan karmanya karena telah menyakitimu. Ah, Tuhan memang adil. Walaupun kita tidak membalas perbuatan kejamnya, dia akhirnya terpuruk juga," Jaemin berdiri dan memeluk pundak suaminya yang terduduk dan masih saja menunjukkan ekspresi dingin.

"Jeno-ya, padamkanlah api dendam dalam hatimu! Sudah satu tahun kita bermusuhan dengan ibumu. Bukankah sekarang saat yang tepat untuk memperbaiki hubungan kalian?" ucap Jaemin sembari mengelus rambut hitam sang suami mencoba menenangkan hatinya. Setelah menghela napas berat, Jeno melingkarkan kedua lengannya pada pinggang ramping Jaemin dan semakin membenamkan wajahnya pada perut sang istri. Menghirup dalam aroma parfum yang dipakai istrinya selalu bisa membuatnya merasa tenang.

"Haruskah aku melakukannya?" pertanyaan itu penuh keraguan dan makna ambigu. Di satu sisi, Jeno seperti ingin berlari segera ke kantor polisi dan mengusir semua reporter yang sedang menyudutkan ibunya, tetapi di sisi lain ia ingin membiarkan ibunya merasakan karma yang memang sudah seharusnya diterimanya.

"Biarkan hatimu yang menentukan, Jeno-ya," Jaemin masih mengelus kepala suaminya dan merasakan bahwa pundak suaminya sudah mulai rileks.

"Ayo hubungi Mark Hyung!" akhirnya.

💚💚💚

Di ruang jenguk kantor polisi

Wanita yang kelihatan lebih tua dari usia aslinya karena sudah beberapa minggu ini kurang tidur dan istirahat membulatkan manik hitamnya, telapak tangannya menutup mulutnya yang melongo dan tidak bisa mengeluarkan kata-kata sekaligus untuk menahan isak tangis yang hampir saja lolos. Di tangan satunya, telepon genggam sang suami masih saja memutar adegan sang menantu yang menyarankan anaknya agar menolong sang ibu yang sedang merasakan karma.

"Ada yang ingin kau katakan?" ujar sang suami yang sedari tadi terduduk di seberang kaca pembatas sembari menyilangkan kedua lengannya di depan dada.

Tak kuasa menahan tangis, cairan bening itu akhirnya lolos dari sudut mata Mrs. Lee. Begitu bodohnya ia yang telah menyia-nyiakan seorang malaikat dalam keluarganya. Dalam keadaannya yang tersudut ini, saat anaknya sendiri sudah hampir tidak peduli padanya, justru menantunya itu yang masih berada di sisinya.

It's Okay My Love (Nomin) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang