23. Mahendra!! Lo Diem!!!

75 10 5
                                    

Lohhaaaaa...

Sebelum baca, bismilah dulu ya guys. Kali aja nanti kalian salting.🙆

.

____________❁❁❁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____________❁❁❁..˗ˏˋ ´ˎ˗..❁❁❁__________

Kota Jogja jauh lebih indah dari perkiraan Gantari, sepanjang perjalanan menuju rumah Mahendra ia lebih sering memandang jendela kaca mobil yang terbuka lebar sesekali mendengarkan Mahen bercerita tentang mengapa ia lebih senang berada di kota ini.

Katanya, di umur Mahen yang menginjak 12 tahun ia berpindah sekolah di jogja sampai kelulusan SMP nya. Kemudian ia kembali ke kota ini lagi untuk berkuliah. Gantari juga baru mengetahui hal ini, ternyata Mahendra sebelumnya pernah berkuliah di Jogja tapi katanya ia hanya berkuliah satu tahun saja sebelum pada akhirnya ia kembali alih-alih untuk melanjutkan kuliahnya Mahendra memilih untuk mengontrak dan tinggal sendiri. Ia tidak bercerita alasan mengapa dirinya memilih untuk pindah kuliah, mau menanyakannya tapi hal itu terlalu privasi untuk di ketahui oleh Gantari.

Dan terkadang Mahendra sesekali mengeluh bahwa ia selalu rindu dengan Bundanya, walaupun mungkin pria itu tidak sadar bahwa Gantari sangat sering sekali mendapati Mahendra yang tengah merindu. Sama seperti saat dulu waktu pertama kali Gantari melihat Mahendra demam, orang yang pertama kali Mahendra cari adalah Bundanya. Gantari dapat merasakannyqdari pelukan erat Mahendra saat itu, saat dimana pria ini menggeram ketakutan penuh rindu.

Gantari jelas bingung harus mencari Bundanya Mahendra dimana, pria ini hampir sama sekali tidak pernah memberitahunya tempat dimana Bundanya ini tinggal. Yah seprivasi itu hidupnya.

Sesampainya dirumah bibinya Mahen yang menurut Gantari cukup besar bahkan lebih besar jika dibandingkan dengan rumah Gantari.

Meskipun rumah ini terlihat sedikit kuno tapi terlihat bagus dari rumah-rumah tetangganya.

Di sekitar sisi rumah terdapat beberapa tanaman yang terlihat tengah bermekaran, di bawah sinar bulan dan pencahayaan di teras yang lumayan terang membuat Gantari dengan mudah melihat sesuatu yang berada di latar rumah bibinya Mahendra.

Di samping rumah ini terlihat ada satu buah mobil yang tertutup dengan tenda berwarna abu abu. Di depan teras sudah berdiri wanita yang kira-kira telah berumur 50 tahunan dan pria paruh baya menyambut dengan ramah kedatangan keduanya.

"Sini Mas, biar saya saja yang bawa" tawar pria paruh baya itu mencoba meraih koper yang tengah di bawa Mahendra. Sangat sopan sekali.

Lantas sikap paman Mahen tersebut membuat Mahendra sedikit panik dengan perlakuan pakle Tejo yang masih menuan rumahkan Mahen.

Alih-alih agar Gantari tidak curiga, Mahendra dengan cepat menolaknya. "Eh Pakle Tejo, wahh gak usah pak!! Aku bisa bawa sendiri, hehehe" Mahen menyengir menatap Gantari.

"Gimana kabarnya pak, bi?" Tanya Mahen sesaat di persilahkan masuk oleh Sang bibi. "Sehat kan ya??? Tambah seger aja nih pakle" ujar Mahendra menambahkan sedikit menepuk pelan bahu pakle Tejo.

Januari dan Mahendra | Hendery✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang